Gaya Hidup
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Siapa suka warna ungu? Jangan malu jika disebut warna janda. Sebab sejatinya warna ungu adalah warna yang istimewa.
Jika di masa kini, kita dapat menjumpai warna ungu dengan mudah. Tahukah Anda jika ternyata ihwal pembuatan warna ungu ini sangat rumit. Saking rumitnya warna ini jadi mahal, hingga hanya kaum bangsawan yang dapat menggunakannya.
Kenapa ungu disebut warna yang mahal? Zaman dahulu belum pewarna sintetis dari bahan kimia. Orang zaman lampau itu hanya menggunakan bahan alami untuk mewarnai kain maupun lukisan.
Moluska Bolinus brandaris. (FOTO: naturephoto)
Nah warna ungu didapat dari moluska bernama Bolinus brandaris yang berasal dari Kota Tyre (sekarang Lebanon). Untuk mendapatkan satu gram warna ungu yang disebut Tyrian purple, setidaknya dibutuhkan sembilan ribu moluska.
Karena bahan baku yang sulit di dapat (karena lokasi yang jauh) dan moluskanya juga semakin berkurang, maka pantaslah jika warna ungu benar-benar mahal.
Beberapa kerajaan besar yang hanya dapat menggunakan warna ini, yaitu Romawi, Mesir, dan Persia. Mereka menganggap warna ungu sangat erat kaitannya dengan keluarga kerajaan. Warna ini juga disebut jelmaan pada dewa, sehingga banyak yang menganggap ungu bentuk kesucian dan spiritualitas.
William Henry Perkin, ilmuwan yang menemukan warna sintetik ungu. (FOTO: npg.org.uk)
Hingga pada tahun 1856, William Henry Perkin seorang ahli kimia asal Inggris menemukan warna ungu sintetis secara tidak sengaja. Perkin melihat warna ungi saat meneliti obat anti malaria, quinine.
Dari ketidaksengjaan itu Perkin segera mematenkan warna ungu dengan nama mauve yang artinya 'bunga berwarna ungu' dalam bahasa Perancis.
Hingga kini, warna ungu dapat dijumpai dengan mudah dengan berbagai tingkat kecerahannya. Bahkan rambut juga bisa dicat warna ungu, juga ada lipstik ungu pun ada.
Gimana masih malu suka warna ungu karena disebut warna janda? (*)
| Pewarta | : Dhina Chahyanti |
| Editor | : Dhina Chahyanti |