TIMESINDONESIA, PONOROGO – Gawat darurat merupakan suatu keadaan yang kejadiannya mendadak sehingga mengakibatkan seseorang ataupun banyak orang dengan segera memerlukan penanganan atau pertolongan. Pertolongan yang dimaksud disini tentu saja pertolongan secara cermat, tepat, dan cepat.
"Bila tidak langsung mendapat pertolongan atau semacamnya, maka dipastikan korban tidak akan tertolong atau pun cacat," demikian dikatakan dr Sri Wahyuni, salah satu pemateri dalam gelaran pelatihan penanganan kegawatan untuk awam di Aula Nyai Ahmad Dahlan RSU Aisyiah Ponorogo, Minggu (19/6/2022).
Menurut dr Sri Wahyuni, karena sifatnya mendadak maka keadaan darurat bisa terjadi kapan saja, sewaktu-wakti dan kapan saja.
"Keadaan tidak pilih-pilih, siapa saja bisa mengalami keadaan gawat darurat, sebagai akibat dari proses medik, kecelakaan sampai perjalanan suatu penyakit," ulas dr Sri Wahyuni.
Pelatihan yang diikuti 30 orang yang sebagian besar praktisi jurnalistik di Ponorogo ini semakin menarik ketika dilakukan praktik pertolongan pertama kepada seseorang yang mengalami sakit mendadak.
"Saat keadaan terjadi pada seseorang, pertolongan pertama harus segera dilakukan. Pertolongan pertama itu sendiri adalah perlakuan yang bersifat sementara dimana perlakuan tersebut diberikan kepada seseorang yang mengalami kejadian semisal kecelakaan atau sakit mendadak," jelas dr Sri Wahyuni.
Pertolongan pertama ini masuk ke dalam perawatan kedaruratan. Dalam perawatan kedaruratan tidak hanya pertolongan pertama saja, tapi juga ada pertolongan transportasi yang biasanya diberikan kepada orang yang mengalami kondisi sudah gawat akibat ruda paksa.
"Sebab perjalanan penyakit bukan dimulai saat korban sampai di rumah sakit, tapi dari mulai tempat ditemukannya korban," tukas dr Sri Wahyuni.
Sementara salah satu peserta pelatihan Carolina Febrianti mengaku senang mendapatkan ilmu bagaimana cara menolong ketika terkena sakit mendadak.
"Intinya pertolongan pertama ini dimulai dari diri sendiri. Karena pertolongan pertama sebagai pencegahan agar tidak terjadi hal yang lebih parah dan biasanya diberikan oleh orang awam sehingga tidak termasuk tindakan medik," kata wanita yang akrab disapa Olin ini.
Direktur RSU Aisyiah Ponorogo dr Wegig Widjanarko kepada TIMES Indonesia mengatakan, bahwa pelatihan penanganan kegawatan untuk awam ini sangat berguna sekali.
"Karena akan sangat berguna sebelum pertolongan definitive oleh dokter," ucap Direktur RSU Aisyiah Ponorogo dr Wegig Widjanarko. (*)
Pewarta | : M. Marhaban |
Editor | : Deasy Mayasari |
TNBTS Catat Lonjakan Wisatawan Bromo Saat Libur Waisak
Magis Ghibli: Sebuah Inovasi atau Degradasi Seni? Begini Kata Dosen UK Petra
Izin Bodong Bendungan Karaopa, Cikasda Sulteng Minta BKPM Cabut BTIIG dari OSS
Laga Sengit di Piala Soeratin 2025 Askab PSSI Banyuwangi, Ini Skornya
Kerap Alami Krisis Air Bersih, Warga Sumbul Malang Kini Bisa Nikmati Layanan SPAM
Suzuki Fronx Siap Meluncur di Indonesia, Tawarkan Desain Dinamis dan Teknologi Ramah Lingkungan
Kontes Mobil Mercy Meriahkan Signature Event Benz C@k Suroboyo
Gubernur Khofifah Resmikan SPAM, Warga Singosari Terbebas Krisis Air Bersih Kala Kemarau
Sakralnya Peringatan Hari Waisak 2025 di Maha Vihara Mojokerto
Lagu Tema 7 Kebiasaan Anak Indonesia Karya Siswa Gresik Masuk 30 Besar Nasional