TIMESINDONESIA, JAKARTA – Prabowo Subianto telah melakukan pertemuan dengan Yeny Wahid. Putri KH Abdurahman Wahid (Gus dur) mengunjungi kediaman bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kartanegara Jakarta Selatan. Menurut Yeny Wahid dirinya datang atas undangan Prabowo sebelumnya. Dengan senyum melebar usai pertemuan. Yeny mengatakan "saya kesini atas undangan Pak Prabowo, saya diajak ngopi bareng," Ujarnya.
Sementara itu, seusai pertemuan. Prabowo Subianto menegaskan bahwa kunjungan Yeny Wahid didamping sang ibu Sinta Nuriah ke rumahnya tidak direncanakan. Prabowo kemudian bercerita mengenai kedekatannya dengan keluarga Gus Dur yang telah terjalin lama.
"Sore hari ini saya dapat kehormatan kunjungan Yenny Wahid ternyata dadakan ibunya hadir. Tadi kita sebagaimana hubungan saya cukup lama dengan keluarga Gus Dur. Puluhan tahun, sebelum, sejak saya remaja sekarang agak remaja ha ha ha," Ungkap Prabowo Subianto.
Pertemuan Prabowo Subianto dan Yeny Wahid tentu bukan silaturrahmi biasa, melainkan penuh arti dan makna. Bisa ditafsirkan berbagai hal. Sebab disamping Prabowo adalah bakal calon presiden, Yeny Wahid juga adalah tokoh sentral NU.
Sementara itu NU dan propinsi Jawa Timur dikatakan sebagai medan panas perebutan suara dalam Pilpres 2024 mendatang. Dikatakan kunci keberhasilan Capres sesuai peta politik saat ini adalah unggul di propinsi berpenduduk paling banyak tersebut.
Prabowo Subianto sendiri baru saja ditinggal oleh Muhaimin Iskandar, ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) setelah 11 bulan lebih Gerindra-PKB berkoalisi. Cak Imin lebih memilih menjadi Bacawapres dari Anies Baswedan setelah Golkar dan PAN bergabung mendukung Prabowo. Lebih lagi saat Prabowo mengganti nama koalisinya dengan Indonesia Maju.
Sekarang apa makna dibalik pertemuan Prabowo, Yeny Wahid? Menurut saya pertemuan kedua tokoh politik di atas bisa dimaknai sebagai berikut, pertama pertemuan dimaknai sebagai upaya pendekatan antara keduanya. Mereka bisa saja sedang melakukan penjajakan.
Bagaimana respons publik jika keduanya berpasangan? Bagaimana suara NU jika Yeny Wahid digandeng Prabowo? Pertemuan tersebut ibarat cek ombak. Saat respons publik positif. Mungkin saja Prabowo Subianto akan memilih putri mantan Presiden Gus Dur tersebut sebagai cawapresnya.
Untuk hal di atas memang bukan hal mudah. Sebab saat ini bersama Prabowo ada dua partai politik yang masing-masing mengajukan cawapres. PAN mengusulkan Erik Tohir dan Efendi Muhadjir. Sedangkan Golkar menggadang-gadang sang ketua umum Erlangga Hartato.
Kedua, pertemuan itu sebatas upaya Yeny Wahid menghibur Prabowo setelah ditinggal pergi Muhaimin Iskandar. Sebagai orang yang memiliki kedekatan dengan Prabowo dan keluarganya. Yeny merasa terpanggil mengupayakan Prabowo bisa move on dengan Cak Imin. Saya meyakini Yeny siap menggantikan posisi Cak Imin sebagai ikon tokoh NU di koalisi Prabowo baik saat Prabowo memilihnya sebagai Cawapres atau sekadar memberi dukungan.
Ketiga, sikap konfrontatif Yeny Wahid terhadap Muhaimin Iskandar. Seperti menjadi maklum hari-hari ini pemberitaan media diramaikan dengan saling serang, saling bantah antara Cak Imin dan Yeny Wahid tentang isu kudeta di tubuh PKB beberapa tahun silam. Muhaimin merasa dikudeta Gus Dur. Pernyataan lugas tersebut dikatakan Cak Imin saat diwawancarai Najwa Shihab di chanel You Tube pribadinya.
Sementara Yeny Wahid dan keluarga Gus Dur lainnya mengatakan yang sebaliknya. Perselisihan keluarga politisi itu sangat tajam. Dalam sebuah wawancara dengan wartawan senior Rosy Silalahi, Yeny mengatakan tentang Muhaimin lebih mencolok lagi. Gus Dur yang diakui sebagai guru politiknya saja dikudeta bagaimana dengan rakyat, demikian ungkapnya.
Walhasil, ini sebuah pertemuan politik yang menarik sekaligus penuh misteri. Apakah akan ada kejutan politik usai pertemuan tersebut. Mari kita tunggu bersama.
***
*) Oleh: Amirudin Mahmud, Pemerhati Sosial-Politik dan Keagamaan.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: opini@timesindonesia.co.id
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Editor | : Hainorrahman |
Resmi Dilantik, DMI Gresik Siap Optimalkan Pemberdayaan Masjid dan Perkuat Layanan Mualaf
Pesan Gus Nasrul di Masjid Agung Jepara: Indonesia Sedang Darurat Introspeksi Diri
Kemenag: Layanan Bus Shalawat Gratis, Jemaah Haji Diimbau Tak Beri Tip
Jemaah Haji Kota Banjar, Tertua 99 Tahun dan Termuda 18 Tahun
Polres Magetan Ungkap 3 Kasus Premanisme, Warga Diminta Tidak Takut Melapor
DPMPTSP Bontang Dukung UMKM Melalui Diseminasi dan Pendampingan Penerbitan NIB
Persewangi Banyuwangi Optimistis Amankan Tiket 8 Besar Liga 4 Nasional
Polres Pemalang Amankan Remaja Bawa Senjata Tajam
Pria di Banyuwangi Bacok Tetangga, Dipicu Serempetan Motor
DPMPTSP Kota Bontang Hadir di Munas VII APEKSI 2025, Dorong Promosi Daerah dan Perkuat Jejaring Investasi