TIMESINDONESIA, MAGELANG – Kabupaten Magelang memiliki banyak makanan khas yang dapat ditemui. Selain getuk, juga ada yangko. Meski makanan ringan ini bukan asli Magelang, namun ketenarannya tak kalah dengan getuk.
Makanan yang terbuat dari bahan utama tepung ketan dengan isian kacang tanah tumbuk yang diolah ini, kini hadir dengan berbagai rasa atau varian. Bahkan bentuknya pun tidak melulu kotak.
Di beberapa daerah lain, yangko dikenal dengan kue moci, namun yangko lebih lembut. Salah satu rumah produk yangko yang terkenal di Magelang adalah, Yangko Eco Eka Borobudur. Usaha rumahan yang berada di, Tingal Wetan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Pasangan, Eka Yulya Astuti dan Agung Sulistyo, memulai usahanya justru ketika saat pandemi Covid. Kini, dengan dibantu 13 karyawan, rumah produksinya yang buka mulai pukul 08.00 sampai 18.00 Wib mampu memproduksi sekitar 1.000 kotak setiap harinya, dengan 12 rasa atau varian.
"Awalnya kita buat yangko hanya saat lebaran, tapi karena tahun 2019 saya keluar dari kerjaan, terus saya mencoba berinovasi dengan membuat yangko berbagai rasa, kalau resepnya dari ibu saya," terang Eka kepada Times Indonesia, pada Kamis (17/8/2023).
Eka menambahkan bahwa, ramainya wisatawan yang datang ke Candi Borobudur, menjadi motivasi tersendiri untuk mengembangkan usahanya tersebut.
"Awalnya yang buat kan ibu, saya hanya COD kalau ada yang mau beli. Kemudian dengan berjalannya waktu, saya berfikir agar produksi yangko ini bisa berkembang karena setiap wisatawan yang datang ke Candi Borobudur hampir bisa dipastikan membeli oleh-oleh," terang Eka.
Untuk pembeli yang datang langsung ke toko yang buka mulai pukul 08.00 sampai 20.00 Wib ini, memang tidak tentu jumlahnya. Namun, selain di jual di tokonya, Eka juga menawarkan dagangannya secara online.
Bukan hanya itu, reseller yang berasal dari luar Jawa Tengah, seperti Jawa Barat, Timur, Bali dan Palembang jumlahnyapun sudah mencapai sekitar 200.
Untuk harga yangko, dijual dengan beberapa harga, namun harga standar tiap kotaknya adalah Rp. 15.000, berisi 24 potong, dengan 6 rasa yang berbeda. Selain itu, yangko ini dibuat tanpa bahan pengawet jadi hanya mampu bertahan sekitar tiga hari.
"Kalau yang paling best seller, varian wijen dan yang paling banyak dipesan yang varian mix. Sebenarnya bukan cuma yangko, ada wajik dan jenang jawa tapi memang yangko yang paling banyak orderannya," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Hermanto |
Editor | : Ronny Wicaksono |
PPIH Sediakan Bus Antarkota Berspesifikasi Khusus Demi Kenyamanan Jemaah Haji
Ancelotti Sebut El Clasico menjadi Momen Penentuan Juara Liga Spanyol
BMKG: Hujan Lebat Diprediksi Landa Sebagian Besar Wilayah Indonesia pada Minggu
Yogyakarta Siap Wujudkan Sekolah Rakyat untuk Anak Miskin, Taman Siswa Jadi Lokasi Prioritas
Juara Olimpiade Nasional IPS Tingkat SMP, Ada Kabupaten Probolinggo!
Renungan Minggu: Kala Taat Menjadi Titik Balik
Ferel Rizki, Aktivis Kampus dari Cimahi yang Harumkan Indonesia di Panggung Internasional
PLN Mobile Proliga 2025, Pertamina Enduro Raih Gelar Juara
Ini Waktu dan Cara yang Tepat Supaya Dapat Manfaat Air MawarÂ
Hybrid Teraman dan Bertenaga JAECOO J7 SHS Kantongi 5 Bintang Euro NCAP