TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pelecehan seksual di tanah air kini kian mengkhawatirkan. Ngerinya itu terjadi di lembaga pendidikan. Para pelaku atau oknumnya adalah mereka yang diberikan tanggung jawab untuk menjaga dan mendidik korbannya. Salah satunya yang baru-baru ini ramai di pesantren Jombang dan Banyuwangi.
Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Syaifudin mengatakan maraknya pelecehan seksual yang terjadi di berbagai institusi masyarakat, khususnya institusi pendidikan dan oknum pelakunya tokoh masyarakat, ini karena terjadi disfungsi sosial dalam kontrol sosial di institusi masyarakat.
"Di satu sisi, saat ini korban masih tidak berani untuk mengadu atau melaporkan perbuatan pelecehan seksual karena rasa takut atas suatu hal," katanya kepada TIMES Indonesia Kamis (14/7/2022).
Sehingga lanjut dia, ketidakberanian korban untuk mengadu dan melaporkan kejadian yang dialaminya, justru melanggengkan perbuatan pelecehan seksual yang terjadi dan pelaku semakin berani melakukan kembali perbuatan asusilanya tersebut.
"Sementara itu juga pihak keluarga dan kelompok masyarakat yang memiliki altruisme terhadap pelaku turut melindungi pelaku atas perbuatan asusilanya yang tentu melanggar hukum," jelasnya.
Untuk itu lanjut dia, saat ini sangat perlu edukasi kepada setiap komponen masyarakat untuk peka dan berani mengadu dan melaporkan ke pihak berwajib, jika terjadi sesuatu tindakan pelecehan seksual.
"Kemudian juga perlu sanksi berat kepada para pelaku yang melakukan perbuatan pelecehan seksual sebagai efek jerah bagi siapa pun yang punya niatan ingin melakukan perbuatan pelecehan seksual," ujarnya.
Seperti yang diketahui, kemarin publik digemparkan dengan munculnya kasus pelecehan seksual di Jombang. Yakni kasus pencabulan santriwati yang dilakukan Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi atau yang dikenal dengan anak kiai Jombang. Ia sudah ditangkap dan kini diproses hukum oleh pihak berwajib.
Selain itu, pihak kepolisian beberapa hari lalu juga menjemput paksa FZ pimpinan salah satu pondok pesantren di Banyuwangi, Jawa Timur yang dilaporkan atas dugaan pencabulan. Dia diduga melakukan pencabulan dan pemerkosaan terhadap enam orang santrinya. (*)
Pewarta | : Moh Ramli |
Editor | : Irfan Anshori |
Warga Kampung Bantar Kota Tasikmalaya Geger, Potongan Kaki Bayi Ditemukan di Selokan
Bus Shalawat Siap Layani Jemaah Haji Indonesia 24 Jam, Ini Rute dan Titik Terminalnya
Paus Leo XIV Ajak Jurnalis Utamakan Kebenaran
BNN Ungkap Nilai Transaksi Narkoba Ilegal Capai Rp524 Triliun per Tahun
Game of Tariffs: Strategis Indonesia di Tengah Ketegangan Global
Dam Kelep Dalam Perbaikan, Jalan Profesor Hamka Sempat Lumpuh Diterjang Banjir
Penyebab dan Cara Mengatasi Bau Mulut
Ratusan Pasien TB Dirawat, Kota Malang Siap Ditunjuk Uji Coba Vaksin TB
NATO Cemaskan Sinyal Rusia Bakal Menyerbu Finlandia
Dosen dalam Jebakan Simulakra