TIMESINDONESIA, JEMBER – Banjir yang masih terus melanda Jember, memantik solidaritas dari berbagai elemen masyarakat. Aksi galang dana untuk peduli korban banjir dilakukan, salah satunya dari para pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Dengan mengenakan seragam kebanggaannya, para pesilat ini menggelar aksi galang dana di berbagai jalan strategis di Jember sejak beberapa hari yang lalu. Salah satu elemen dari PSHT juga ada yang menggelar aksi galang dana dengan cara yang unik: bermain angklung.
"Kami ingin membantu penggalangan dana sambil sekaligus menghibur para korban banjir. Kebetulan, kami bisa bermain angklung, jadi kami mainkan bersama-sama,” ujar Muhammad Muhyiddin, salah satu pesilat PSHT saat menggelar aksi bermain angklung pada Minggu (7/2/2021).
Bersama sekitar lima orang rekannya sesama warga PSHT, Muhyiddin memainkan angklung dari beberapa titik.
Mereka memulainya dari bawah jembatan Gladak Kembar yang ada di Jalan Sumatera.
Perkampungan yang ada di kawasan tersebut, sebelumnya memang menjadi salah satu titik paling parah yang diterjang banjir pada Jumat (29/1/2021) lalu.
Setelah “mengamen angklung” di Jalan Sumatera, para pesilat PSHT kemudian bergerak ke beberapa titik lain di lampu merah yang ada di pusat Kota Jember.
Selain menggalang dana, anggota PSHT ini bermain angklung untuk menghibur para korban banjir di Jember.
“Aksi sosial ini sudah digelar sejak beberapa hari yang lalu. Kalau tidak salah, jumlah dana yang terkumpul dari beberapa titik, mencapai Rp 2 juta,” lanjut Muhyiddin.
Selain untuk meringankan beban sesama, Muhyiddin berharap aksi sosial yang ia lakukan bersama rekan-rekannya itu bisa mengubah pandangan masyarakat terhadap PSHT.
Sebab, selama beberapa waktu terakhir, mereka merasa ada stigma negatif terhadap pesilat PSHT.
“Tidak semua warga PSHT itu identik dengan aksi anarkis. Itu hanya ulah segelintir oknum yang tidak bisa mewakili secara keseluruhan,” jelas pemuda asal Sukorambi ini.
Stigma terhadap PSHT itu akibat beberap kasus kekerasan yang melibatkan oknum PSHT.
“Padahal kami di perguruan silat ini selalu ditekankan dengan filosofi menyebarkan kebaikan seperti Memayu Hayuning Bawono,” pungkas Muhyiddin.
Sejak banjir yang melanda ratusan rumah di kawasan Jember utara dan selatan pada awal Januari 2021 lalu, banjir masih kerap melanda kawasan lain. Banjir terparah terjadi pada Jumat pekan lalu di kawasan Jember kota dan titik lain. Sejak itu, warga yang berada di daerah aliran sungai (DAS) di Jember, kerap dihantui banjir susulan.
Karena itu, sejumlah pesilat dari PSHT menghibur para korban banjir dengan bermain angklung. (*)
Pewarta | : Muhammad Faizin AP (MG-338) |
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Langkah Kecil Amal Besar di Jalan Profesi
Kisah Imas Tarisa, Lulusan Pertanian Jadi Pramugari Kereta Cepat
Internet Cepat tapi Streaming Buffering? Ini Empat Penyebabnya!
Delegasi ZEEA Zanzibar Belajar Pemberdayaan Ekonomi dari PNM, Menyalakan Asa untuk Dunia yang Lebih Mandiri
Kantong Jual Beli Idealisme Organisasi Kemahasiswaan
Smurfs 4 Siap Ajak Penonton Berpetualang Sambil Bernyanyi
Sayur Lodeh Tak Sekadar Panganan Rumahan, Tapi juga Sebagai Penolak Bala
Ravel Entertainment Hadirkan Thy Art Is Murder di Hammersonic Convention
Palu Ternoda, Ekonomi Tergerus
Ahmad Dhani Ajak Santri Tebuireng Siapkan Diri Sambut Indonesia Emas Lewat Industri Kreatif