TIMESINDONESIA, JAKARTA – Persoalan kesejahteraan terjadi di desa, mulai dari persoalan kemiskinan, pendidikan hingga keterbelakangan. Masyarakat desa selalu kalah dengan masyarakat kota, utamanya pada soal peran serta pembangunan. Permasalahan desa lainnya yaitu ketimpangan sosial ekonomi, akses pendidikan dan kesehatan.
Ketua De Center Samsul Hadi mengatakan, ketimpangan dan kesenjangan antara masyarakat desa dan kota bisa diatasi.
"De Center hadir untuk membantu mengatasi persoalan di desa," katanya kepada wartawan dalam acara launching De Center dan Lembaga Ekonomi Swasta Indonesia (LESI) di kantornya, Jl. Iskandarsyah 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (08/12/2022).
Samsul Hadi yang juga Ketua Umum Lembaga Kajian Nawacita (LKN) menegaskan bahwa desa sebagai tempat petani, pekebun, dan peternak telah banyak melahirkan pemimpin. Desa juga menjadi simbol harmoni tatanan kehidupan sosial yang selaras dengan kehidupan.
Hadi juga menjelaskan persoalan yang kerap terjadi di desa. Bahkan menurutnya, desa hanya dipakai sebagai ladang pendulang suara.
"Persoalan mendasar di desa adalah tidak pernah memenangkan dirinya sendiri. Statusnya selalu terbelakang dan kurang maju. Desa hanya dipakai sebagai ladang pendulang suara. Mereka tidak mendapatkan keadilan. Sumber Daya Alam dikuasai oleh oligarki yang menghasilkan masyarakat termarjinalkan," papar Samsul.
De Center, kata Samsul menjadi pusat kegiatan warga desa di seluruh Nusantara berbasis digital. Tujuannya ingin memenangkan perjuangan warga desa untuk Indonesia.
Samsul mengatakan visi De Center ini yakni Desa adalah Kita. Sedangkan misinya adalah mewujudkan tata kehidupan yang produktif dengan
memberdayakan masyarakat agar mendapatkan lapangan kerja.
Mengenal Apa Itu De Center?
De Center merupakan wadah perjuangan komunitas warga desa untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Indonesia yang lebih baik adalah Indonesia yang sejahtera, berkeadilan, demokratis dan humanis.
De Center hadir menjadi wadah perjuangan dan mengawal lahirnya “pemimpin sejati” yaitu pemimpin pemersatu, mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan negara di atas kepentingan partai pengusung, serta tidak memiliki pamrih pribadi, golongan maupun kelompoknya.
Kesadaran inilah, lanjut Samsul, yang mendorong kebangkitan masyarakat desa untuk tidak lagi larut dalam euforia semu. Warga desa harus memutuskan pemimpin pilihannya sendiri.
"Saatnya warga desa berdaulat menentukan masa depannya sendiri, termasuk memutuskan pemimpin pilihannya sendiri," pungkasnya. (*)
Editor | : Deasy Mayasari |
Kepala LKPP RI Kunjungi Galeri Kusno Kota Mojokerto
Gubernur Jatim Hadiri Topping Off Gedung Gus Dur RSU Muslimat Ponorogo
Cerita Kepuasan Jemaah Haji, Deswita Rustam Nikmati Layanan Hotel Makkah
Apresiasi Peresmian Terminal Khusus Haji dan Umrah, DPR RI Harapkan Pengembangan di Seluruh Embarkasi Haji
Kado 1 Abad NU, Khofifah Topping Off Gedung Gus Dur RSU Muslimat NU Ponorogo
Tips Jaga Kesehatan Jemaah Haji Indonesia Menghadapi Cuaca Ekstrem di Makkah
Saran Tom Cruise untuk Aktor Muda, Pahami Sisi Teknis Film dan Belajar dari Film Lama
Ketua Dewan Pers Tekankan Pentingnya SOP untuk Lindungi Jurnalis, Khususnya Perempuan
Jemaah Haji Nikmati Makanan Nusantara di Madinah, Layanan Konsumsi 3 Kali Sehari
KPK Periksa Mantan Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi dalam Kasus Korupsi Dana Hibah Pokmas