TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sudah sejatinya akses informasi dan pengetahuan di ruang publik menjadi hak untuk semua orang. Hal itu berlaku juga di Museum Geopark Ijen yang menjadi museum ramah dan bersahabat bagi difabel. Karena saat ini museum geologi tersebut memiliki panel braille tentang informasi Geopark Ijen.
Penasaran seperti apa bentuk panel braille yang ada di Museum Geopark Ijen dan bisa menjadikan teman-teman tunanetra mendapatkan pengetahuan yang sama tentang ilmu kebumian yang ada Di Banyuwangi?
Dijelaskan oleh General Manager Geopark Ijen, Abdillah Baraas, panel braille ini adalah sebuah terobosan dari teman-teman Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Bandung (ITB), yang ingin mengenalkan Geopark Ijen kepada semua lapisan masyarakat termasuk difabel.
“dengan ini masyarakat Banyuwangi, terkhusus teman-teman tunanetra bisa merasakan keindahan dan cerita Geopark Ijen melalui tulisan,” jelasnya saat ditemui di Plinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Selasa (18/7/2023).
Panel braille tersebut berbentuk persegi panjang. Didalamnya terdapat 12 prisma segitiga yang terbuat dari plat. Setiap sudut prisma tersebut terdapat foto, tulisan cetak dan tulisan dengan huruf braille. Dimasing-masing prisma tersebut menjelaskan tentang Geological Site yang ada di Banyuwangi dan Bondowoso.
Bentuk braille di Panel braille museum Geopark Ijen yang berisi tentang geosite atau ilmu kebumian yang ada di Banyuwangi dan Bondowoso. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
“jadi pengetahuan Geological Site diantaranya ada batuan lava bantal di pantai Parang Ireng, batuan di Pulau Merah, Batuan Lava di Watu Dodol dan lainya,” ujar Abdillah.
“ini adalah hadiah terbaik untuk kami tim Geopark Ijen, karena rekan LPPM ITB memberikan sebuah hal yang bermanfaat untuk masyarakat,” imbuhnya.
Pada pengenalan pertama panel braille ini, Tim Geopark Ijen mengundang beberapa sekolah seperti Sekolah dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) dan teman-teman tuna netra. Pada saat momen tersebut, teman Tunanetra mencoba pertama kali panel tersebut yang kemudian membuat mereka bisa bercerita tentang geopark.
Abdillah, berharap, panel braille ini bisa menjadi penunjang bagi rekan tuna netra dan bisa menambah wawasan mereka, sehingga ilmu yang didapat sama dengan mereka yang masih normal.
“Bersyukur sekali dengan adanya panel braille ini dan semua masyarakat bisa boleh merasakan dan melihatnya di Museum Geopark Ijen,” kata Abdillah. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Gangguan Tidur Bisa Hambat Pertumbuhan dan Kecerdasan Balita
Catat! Ini Jadwal Pertandingan Persewangi di Babak 16 Besar Liga 4 Nasional
Babak 16 Besar Liga 4 Nasional, Persewangi Banyuwangi Optimistis Bangkit
200 Koperasi Ditutup, Diskopindag Kota Malang Minta Koperasi Sehat
Tuk Banyu Asem, Air Asam Ajaib di Kaliasem Wonosobo
Media Nasional Terancam Mati Perlahan, Anggota DPR Desak Revisi UU Penyiaran
Tabrakan di Simpang Tiga Sukoharjo Pacitan, Dua Pengendara Luka Parah
Hore! Banyuwangi Kembali Hadirkan Banyuwangi Ethno Carnival 2025
Toko Jam Time Hadirkan Promo Diskon Besar
INFO GRAFIK: Robert Francis Prevost, Paus ke-267