Ekonomi

Kisah Sukses Johan Ferdy, Pengusaha Batik Cirebon yang Karyanya Jadi Langganan Artis

Selasa, 16 Juni 2020 - 20:14 | 272.49k
Johan Ferdy bersama produk batik miliknya, Toean Batik.(Foto: Koleksi pribadi Johan Ferdy)
Johan Ferdy bersama produk batik miliknya, Toean Batik.(Foto: Koleksi pribadi Johan Ferdy)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, CIREBON – Perjalanan seorang presenter dan entertainer di Cirebon, Johan Ferdy, sungguh tidak bisa diduga. Siapa sangka jika dia bisa menjadi desainer atau kreator batik, sehingga batik Cirebon karyanya bisa disejajarkan dengan desainer ternama nasional seperti Ivan Gunawan.

Tak hanya itu, bahkan pelanggan-pelanggan toko batiknya yang terletak di Jakarta, merupakan artis-artis ternama, seperti Eko Patrio, Benigno, Indra Bekti,dan lain-lain. Hal tersebut dikarenakan desain produk batik milik Johan memang unik.

Advertisement

Pria kelahiran Bandung, 12 Februari 1979 ini, memulai karir sebagai penyiar radio di Bandung pada tahun 2000 an, kemudian pindah menjadi presenter di TVRI Bandung. Bakat presenternya kemudian merambah di Cirebon. Hal ini dikarenakan dirinya sangat kagum dengan budaya-budaya yang ada di Cirebon.

"Saya pilih Cirebon, karena memang di sini banyak budayanya dan unik," jelasnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (16/6/2020).

Di Cirebon, Johan pun menjadi presenter di salah satu televisi lokal, yakni RCTV pada tahun 2005. Selama menjadi presenter di Cirebon, dia mendapatkan ilmu baru, yakni tentang batik Cirebon.

Dia bahkan belajar batik dari maestro batik di Cirebon, seperti Katura. Seiring waktu, dia mengalami kejenuhan dalam dunia presenter, dan ingin menjajal dunia baru.

"Dengan modal nekat, saya pergi ke Jakarta untuk berbisnis batik. Ibarat ikan, saya ingin mencoba kolam yang lebih besar dengan persaingan yang ketat," ujarnya.

Ilmu membatik yang diperolehnya selama di Cirebon, diterapkan di Jakarta, dengan diberi modifikasi. Seperti dari segi pewarnaan, tekstur, dan lainnya. Sehingga, bisa dilirik oleh generasi milenial. Melalui galeri batiknya, 'Toean Batik', hasil karya batiknya dijual dengan sentuhan berbeda.

"Selama ini batik identik dengan kaum tua. Lalu saya modifikasi sehingga bisa untuk dipakai oleh kaum milenial. Bahkan ke mall juga mereka bisa menggunakan batik," ujar pria lulusan Diploma Perhotelan PHRI Bandung ini.

Dalam memproduksi batiknya, Johan dibantu oleh 5 pengrajin batik yang ada di Cirebon, tepatnya di Trusmi. Semua batik yang diproduksi 100 persen hand made dan terbuat dari bahan yang berkualitas. Sehingga tidak heran jika harga yang ditawarkan cukup tinggi, yang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke atas.

"Paling murah Rp 750 ribu, dan paling mahal Rp 3,5 juta. Karena itulah saya memberi nama 'Toean Batik', karena saya menyiapkan baju untuk para tuan, yang sudah mapan matang dan dewasa," ungkapnya.

Dengan menjual seharga menengah ke atas, omset yang didapat bisa mencapai Rp 50 juta ke atas dalam sebulan. Bahkan dalam sebuah event selama 5 hari saja, dia pernah mendapatkan omset sebanyak Rp 200 juta.

Bisnis batik ini bukannya tanpa hambatan dan rintangan. Johan kerap mendapatkan komentar dari para sesepuh batik, karena mengubah batik. Namun, dirinya tidak lantas jatuh begitu saja. Bersama tim, dia memproduksi batik yang bisa dilirik oleh semua kalangan, namun tidak mengubah esensi ataupun motif dari batik itu sendiri.

Batik milik Johan kini sudah pernah diikutkan dalam berbagai pameran, seperti di Inakraf, asosiasi pengusaha, bahkan pameran di Singapura. Dari situ, dia bisa menggaet pelanggan dari luar negeri. Sehingga, batik miliknya, terutama batik khas Cirebon dengan motif Mega Mendung, bisa dikenal oleh mancanegara.

Johan Ferdy hanya membuka butik batik Cirebon miliknya di Jakarta saja. Dia pun belum terpikirkan untuk membuka di Cirebon, meskipun dia sudah mengantongi KTP Cirebon. "Saat ini masih belum dulu buka di daerah lain, masih di Jakarta saja," jelas suami Ana Susana dan ayah dari Ara Ishana ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Cirebon

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES