Gowes jadi Tren, Bapak Muda di Lamongan Jadi Pesulap Sepeda Bekas Dadakan

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Meningkatnya hasrat masyarakat untuk bersepeda pada masa transisi New Normal ini membuat sepeda kini banyak diburu. Situasi tersebut ternyata menjadi peluang bisnis bagi Hengky Cut Permana, seorang bapak muda di Kabupaten Lamongan, dengan membuka jasa modifikasi sepeda bekas.
Seperti diketahui bersama, belakangan ini tren bersepeda memang sedang ramai dan banyak pegowes pemula yang ramai-ramai membeli sepeda. Tidak hanya sepeda baru, sepeda bekas pun jadi buruan.
Advertisement
Nah, agar penampilan sepeda bekas tak kalah menarik dengan sepeda baru, Hengky bersama temannya, Andy Eko alias Acong, mempermak sepeda bekas mulai dari pengecatan ulang hingga menambah berbagai aksesoris agar tampil lebih kece.
"Akhir-akhir ini kan mulai banyak peminat sepeda, jadi saya sama teman saya mikir kenapa kita nggak modif sepeda rongsok aja," kata Hengky memulai perbincangan dengan TIMES Indonesia, Sabtu (27/6/2020).
Apalagi, kata Hengky, temannya yang akrab disapa Acong itu kebetulan hobi memodifikasi motor dan sering ikut kontes. Nah pengalaman dalam modifikasi motor itu kemudian dimanfaatkan kembali untuk memodifikasi sepeda angin.
"Kan kebetulan si Acong ini sudah punya kenalan tukang las, tukang cat dan lainnya, makanya aku ngajak bisnis ini, modifikasi sepeda rongsok," ujarnya.
Hengky dan Acong memulai usaha modifikasi sepeda pada bulan April lalu. Keduanya berburu sepeda bekas di beberapa pengepul barang rongsokan. Setelah didapat jenis sepeda yang diincar, proses modifikasi pun dimulai.
"Pertama kita kerjakan 3 sepeda, setelah selesai dikerjakan ternyata banyak orang yang berminat membeli," tutur bapak satu anak tersebut.
Bahkan kata Hengky, selain membeli sepeda yang sudah jadi, banyak juga masyarakat yang membawa sepeda miliknya untuk dimodifikasi.
Lebih lanjut Hengky mengatakan, sepeda yang mereka modifikasi kebanyakan adalah jenis sepeda lipat. "Baru-baru ini mulai ada yang masuk minion, minitrack," ujarnya.
Harga yang dipatok Hengky untuk sepeda modifikasinya cukup bervariasi, disesuaikan dengan jenis dan kualitas onderdil maupun aksesoris yang dipakai.
"Kalau klien bawa sepeda sendiri untuk dimodifikasi, biayanya mulai Rp 1,5 juta sampai 3,5. Tapi kalau sepedanya juga dari kita, harganya bisa Rp 2 juta sampai Rp 4 juta. Harga tergantung aksesori, mau yang kelas menengah ke bawah ada, menengah ke atas juga ada," katanya.
Soal harga, Hengky mengaku memang menyesuaikan dengan keinginan dan kemampuan finansial konsumennya.
"Kita sistemnya pesan dulu dengan DP minimal 50 persen, paling cepat bisa selesai 2 minggu. Soal warna dan aksesoris sesuai keinginan pelanggan, terus nanti baru dihitung total biayanya berapa. Kalau misalnya biayanya melebihi budget, kita carikan alternatif pengganti aksesorisnya. Jadi harganya cocok sama budget," ucap Hengky.
Kini sudah banyak penggemar olahraga bersepeda maupun pegowes pemula yang menggunakan jasa modifikasi sepeda yang dijalankan Henky dan Acong tersebut.
"Yang sudah selesai dan sudah diambil ada 15 sepeda, itu campuran ada yang modifikasi saja dan ada yang beli di kita. Sekarang di bengkel ada sekitar 10 sepeda yang sedang dikerjakan," kata Hengky.
Hengky menambahkan, pembeli sepeda bekas yang telah dimodifikasi tidak hanya berasal dari wilayah Lamongan saja, namun ada juga yang dari luar kota. "Surabaya pernah, kemudian Depok juga ada Papua juga pernah, soalnya kita memang pasarkan di media sosial Facebook, di grup sepeda lipat indonesia, akun saya Hengky Cut Permana," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |