
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Makin banyaknya platform jualan secara daring mulai e-commerce (lokapasar) hingga social commerce menjadi peluang bagi usaha lokal.
E-commerce yang ada makin spesifik melayani kebutuhan tertentu dengan produk tertentu.
Advertisement
"Sehingga pelaku usaha harus memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan pasar masing-masing," jelas Iffan Halid pendiri dan CEO lokalpunya.com dalam acara diskusi strategi digital untuk menembus pasar global yang menjadi tajuk acara Bicara Lokal yang diselenggarakan oleh Lokalpunya, Sabtu (28/8/2021).
Acara menghadirkan Djamal Alfan COO/ CFO PT Agro Jabar, M. Rizal Comando dari Tiktok Shop Indonesia dan Aisyah Zakiyyah dari Fible.
Fible adalah sebuah perusahaan berpusat di Jepang yang menargetkan kemitraan dengan usaha lokal Indonesia yang ingin menyasar pasar internasional.
Lebih luas, saat ini tren e-commerce telah berkembang menjadi social-commerce.
“Social commerce artinya mempertemukan produsen, penjual, pembeli, pembuat konten dan pengguna media sosial,” terang M. Rizal Comando, Manager Category Tiktok Shop Indonesia.
Social commerce umumnya berasal dari media sosial yang melebarkan sayap, menjadikan penggunanya sebagai subjek atau objek komersial. Facebook, Instagram dan Tiktok adalah contoh social commerce yang sedang gencar.
Sementara itu PT Agro Jabar yang merupakan andalan Provinsi Jawa Barat untuk memproduksi dan memasarkan produk agro memaparkan bahwa kendali mutu usaha lokal yang ada harus menjadi prioritas di Indonesia untuk menembus pasar global.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |