Ekonomi

Genjot Ekonomi Kreatif di Bandung, UPI Gelar Pasar SENJA

Rabu, 05 Oktober 2022 - 19:00 | 74.75k
Pasar Senja di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) geliatkan ekonomi kreatif dan dunia musik di Bandung. (FOTO: Dok. Gekrafs)
Pasar Senja di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) geliatkan ekonomi kreatif dan dunia musik di Bandung. (FOTO: Dok. Gekrafs)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menyelenggarakan kegiatan ekonomi kreatif dengan tema Pasar Senja (Pasar Seni dan Jajanan) yang digelar di kampus UPI Jalan Setiabudi, Bandung, Selasa-Rabu (4-5/10/2022).

Henri Nusantara, M.Pd, Ketua Panitia yang  sekaligus juga Dosen Program Studi Pendidikan Seni Musik di UPI, mengatakan bahwa istilah Pasar Senja itu adalah kependekan dari Seni dan Jajanan.

Henri-Nusantara-M.Pd.jpgHenri Nusantara M.Pd, berkolaborasi mengadakan Pasar Senja di UPI, Bandung. (FOTO: dok. Henri Nusantara)

“Kenapa Namanya Senja, karena anak-anak zaman sekarang senang lagu-lagu ‘senja’. Kemudian, kami yang berkegiatan di Prodi Pendidikan Seni Musik UPI merasa harus berkolaborasi melakukan suatu aktivitas bersama,” jelasnya. 

Akhirnya, Henri menggandeng Gekrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional) Jawa Barat, Disparbud (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) Provinsi Jawa Barat serta mengajak berbagai lemaga di kampus UPI, khususnya Departemen Seni Musik dan juga Desain Komunikasi Visual.   

“Saya juga mengundang Tya Subiakto dan Erramono Soekarjo yang bagi saya aset nasional. Jadi ada juga Workshop Kewirausahaan menghadirkan Tya Subiakto dengan tema Branding Musisi dan Tata Kelola Ekonomi untuk Produksi Musik. Serta Erramono Soekarjo mengenai Tata Kelola Ekonomi untuk Pertunjukkan Musik,” jelasnya.  

Branding-Musisi-dan-Tata-Kelola-Ekonomi.jpgTya Subiakto hadir mengisi acara Branding Musisi dan Tata Kelola Ekonomi untuk Produksi Musik di UPI, Bandung. (FOTO: Gekrafs)

Menurut Henri, konsep kegiatan Pasar Senja ini atau Seni dan Jajanan ini berupa kegiatan Expo UMKM atau galeri produk ekonomi kreatif , Workshop Kewirausahaan, workshop music dan juga ada pertunjukan seni.

“Ada juga Creatsm Tallks menghadirkan narasumber-narasumber yang membicarakan tentang ekonomi krearif,” jelasnya. 

Jadi, acara ini bukan sekadar menampilkan jajanan dan kegiatan musik, namun menjadi upaya untuk menciptakan berbagai macam inovasi demi meningkatkan kualitas produk ekonomi kreatif di Jawa Barat. Selain itu juga untuk untuk mengapresiasi karya-karya pelaku ekonomi kreatif di Jawa Barat yang kelak bisa dijadikan kebanggaan ke dunia internasional. 

“Kegiatan dihadiri oleh kurang lebih 22 pelaku UMKM, separuhnya dari dunia industri, separuhnya lagi industri kreatif. Untuk bisa naik kelas, tentu perlu dibantu oleh industri yang sudah mapan. Jadi, saling berkolaborasi,” katanya. 

Walaupun topiknya UMKM berupa jajanan, lanjutnya, namun diberikan peluang juga untuk bidang-bidang ekonomi kreatif di luar makanan.

“Jajanan itu kan identik dengan orang Bandung yang suka jajan. Bagaimana membuat jajanan yang tadinya dijual dengan harga seribuan, kemudian menjadi 10 ribu. Bagaimana kita membuat kemasannya, tampilannya, rasanya dan penyajiannya sehingga menjadi naik kelas,” jelasnya. 

Henri mengaku, untuk merencanakan kegiatan kolaborasi ini tidaklah lama. “Pasar Senja ini sebetulnya tercetus satu bulan yang lalu. Hanya sebagai obrolan sambil ngopi biasa. Namun, karena kami merasa sama-sama senang dengan konsepnya akhirnya mencoba untuk mengajak kerja sama Gekrafs dan Disparbud,” jelasnya. 

Ia pun merasa senang akhirnya gayung bersama dan bisa berkolaborasi dengan beberapa institusi ini.

“Harapannya memang terjadi kolaborasi. No colabs, collaps. Selain itu, kami juga memang berharap bisa mengajak tokoh-tokoh music nasional untuk menularkan pengalaman maupun pengetahuannya kepada para generasi muda, khususnya mahasiswa atau musisi di Bandung atau Jawa Barat,” katanya yang menyebutkan kegiatan tersebut dilakukan secara hybrid yaitu daring dan luring.

Acara Pasar Senja ini diselenggarakan mulai pukul 9 pagi hingga malam. “Workshop-nya di dalam ruangan. Sedangkan, area luar ruangan, masyarakat bisa mencari jajanan yang enak ataupun produk-produk lainnya. Acara ini gratis karena tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi atau manfaat buat banyak orang,” jelasnya. 

Kami sudah membuat konsep, masih temanya soal Pasar, terinsipirasi dengan ikon UPI yaitu Gedung Isola. Jadi mungkin Namanya Pasar Isola. Rencananya diselenggarakan November nanti," ujar Henri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES