Dari Kopi, Startup Asal Bandung yang Kreasikan Limbah Jadi Bernilai

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Dari Kopi, sebuah startup baru dari Bandung berhasil melahirkan inovasi baru berupa olahan limbah dari industri kopi.
"Dari Kopi adalah brand sebuah startup yang berusaha mengolah limbah-limbah dari industri kopi yang berasal dari kebun kita sendiri," ujar Raihan Dary Henriana dan Shandy Kusumah Wijaya, pendiri Dari Kopi
Advertisement
Dari Kopi dibentuk dari GTP (Gunung Tilu Pangalengan) Kopi namanya di bawah PT Hirsa Tri Rahayu. "Asalnya, PT Hirsa itu klien kami. Kami dulu punya perusahaan branding, tentang bagaimana agar bisnis itu harus ramah lingkungan, dan lain-lain," ulas Raihan.
Kemudian, lanjut Raihan, pihaknya mengunjungi ke kebun PT Hirsa dan melihat bisnis kopi itu banyak limbahnya.
"Mungkin ini bisa dimanfaatkan, terus akhirnya lama-kelamaan kita merasa cocok, akhirnya kami mendirikan perusahaan lagi, masih tetap dengan pemilik kebun tersebut. Kami mendirikan perusahaan baru namanya Dari Kopi,"ujar Raihan.
Salah satu Produk Dari Kopi yang berkenaan dengan lotion kelembaban kulit (Foto : Djarot/TIMES Indonesia)
Pada Juni 2022, Dari Kopi diluncurkan pada acara Indonesian Premium Coffee Expo and Forum, di Lapangan Banteng, Jakarta.
"Alhamdulilah, banyak yang datang, sampai pada waktu itu karena yang datang pada pameran tersebut adalah delegasi-delegasi dari luar Indonesia, kami diundang Timor Leste untuk membuat pelatihan tapi kami belum sanggup,"sahut Raihan.
Dari Kopi, ucap Raihan, sesuatu yang baru dan menghasilkan kolaborasi dengan Bell Society yang merupakan lulusan startup dari Bandung, mengolah kulit chery kopi menjadi kulit buah sintetis.
"Pertama, kami kolaborasi dengan mereka tetapi sekarang kita mengembangkan sendiri, jadi kami punya tim dari farmasi, kami bikin skin care,"sahut Raihan.
Adapun jenis skin care tersebut di antaranya mulai serum wajah, lotion, sabun cair, sabun batang. Scru.
"Tapi masih tahap R&D karena masih mencari wangi seperti apa sih yang enak, kekentalannya seperti apa yang orang. Nah, kami mau tak mau harus seperti apa yang orang gemari," tuturnya.
Nanti, kata Raihan, akan langsung melakukan produksi ketika sudah pas ramuannya. Sementara untuk target pemasarannya ke kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Bali.
"Bali itu salah satu tempat yang untuk sustainability, barang-barang yang sustainable itu pasti dikirim ke Bali. Cita-cita kami bisa ekspor juga," terang Raihan.
Untuk sekarang ini, kata Raihan, pihaknya masih mengurus perizinan Dari Kopi sebagai sebuah brand. Tapi, nanti ketika produk skin care itu mau dijual, ada prasyarat dari BPOM dan sertifikasi halal yang harus dipenuhi.
Untuk persyaratannya, antara lain mereka akan membuat laboratorium sendiri atau bisa bermitra dengan vendor lain, dengan pabrik produk seperti maklon.
"Jadi, kami yang nebeng ke mereka. Mereka buatkan sekalian izin atas nama mereka sebagai pembuat, tapi formulasi produknya dari kami," jelas Raihan.
Ia pun menginformasikan SDM yang terlibat di Dari Kopi sejumlah 6 orang, Ia adalah alumni Hubungan Internasional (HI) lulusan Universitas Parahyangan sedangkan Shandy, mahasiswa tingkat akhir HI di Unjani Bandung.
"Lalu, ada Dodik Hericahyono dan Filla Firdhani Rachiyan sebagai pemilik Kebun GTP Coffee yang menjadi owner di Dari Kopi juga," tutur Raihan.
Selanjutnya, Rizki Apriliyanto, mahasiswa tingkat akhir Farmasi Unila dan Muhammad Turjayus Purnama, Mahasiswa tingkat akhir Teknik Bioenergi dan Kemurgi.
"Mereka masing-masing memiliki tanggung jawab dan konsentrasi pengerjaan di Dari Kopi. Hanya berempat yang menjadi founder di Dari Kopi , yakni saya, Shandy, Pak Dodik dan Bu Filla," jelas founder startup asal Bandung ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |