Ekonomi

Target Produksi Padi 10,6 Juta Ton, Kadistan Jatim Siapkan Strategi Atasi Gagal Panen

Kamis, 13 Juli 2023 - 12:25 | 188.92k
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (Kadistan dan KP) Jatim Ir Dydik Rudy Prasetya.(Dok.Barometer Jatim)
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (Kadistan dan KP) Jatim Ir Dydik Rudy Prasetya.(Dok.Barometer Jatim)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (Kadistan dan KP) Jatim Ir Dydik Rudy Prasetya menargetkan produksi padi sebesar 10.612.185 ton atau 10,6 juta ton hingga akhir 2023 mendatang. 

Dinas Pertanian Jatim juga telah melakukan pemetaan daerah rawan kekeringan dan pemantauan kondisi iklim harian (BMKG) guna mengantisipasi gagal panen karena iklim dan bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini. 

Advertisement

Berdasarkan data, total lahan padi yang gagal panen karena puso per tanggal 11 Juli 2023 kemarin terpantau seluas 200,58 hektare. 

Lokasi terdampak terdapat di Kabupaten Lumajang 183,58 hektare dan Kabupaten Malang 2 hektare yang disebabkan karena Dampak Perubahan Iklim (DPI) Banjir. 

"Kemudian Kabupaten Lamongan seluas 13 hektare dan Kabupaten Jombang seluas 2 hektare yang disebabkan karena Dampak Perubahan Iklim (DPI) Kekeringan," terang Kadistan dan KP Jatim, Dydik, Kamis (13/7/2023). 

Kadistan Dydik memastikan segera menyusun langkah strategis agar gagal panen tak semakin meluas. Antara lain melakukan percepatan tanam dan mengoptimalkan lahan tadah hujan melalui kesiapan sarana produksi pertanian (saprodi) serta alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk lahan di kawasan potensi bencana banjir. 

Kemudian melaksanakan Bantuan Benih Puso atau Klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) melalui sosialisasi dan imbauan kepada petani untuk mengikuti AUTP bagi wilayah yang rawan kekeringan. Termasuk juga mengoptimalisasi sumur, pompa, biopori, embung atau longstorage. 

"Kami juga melakukan pemantauan intensif, peringatan dini dan inventarisasi lahan terkena kekeringan melalui monitoring dan pelaporan perkembangan luas serangan OPT/DPI cepat dan akurat serta Gerakan Pengendalian OPT/Penanganan DPI," ucapnya. 

Dydik juga mengimbau agar petani memilih varietas toleran kekeringan. Misalnya Inpago 5, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Inpari 10 Laeya, Rindang 1 Agritan, Rindang 2 Agritan dan varietas lokal lainnya. 

Pihaknya memastikan akan terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Terutama untuk sistem pengairan, perbaikan drainase, optimalisasi infrastruktur, penyiapan pompa, panen air, penerapan teknologi hemat air serta pembangunan/rehabilitasi sarana penampungan air dan saluran irigasi tersier/kuarter.

Terkait antisipasi serangan hama, Distan dan KP Jatim telah mempersiapkan sarana dalam pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Ia meminta agar petani waspada terhadap OPT. 

"Kami mendekatkan sarana pengendalian OPT hayati atau kimiawi ke wilayah endemis OPT dengan mengoptimalkan Brigade Perlindungan Tanaman (OPT/DPI)," ucapnya. 

Penanganan DPI dan hama ini juga berlanjut pada sektor penanganan panen dan pasar serta dengan mengoptimalkan Brigade Alsin dan Tanam, Brigade Panen dan melakukan program Serap Gabah Kostraling (Komando Strategi Penggilingan). 

Maksimalkan Pupuk Bersubsidi 

Kadistan Jatim Dydik mengungkapkan, kebutuhan pupuk bersubsidi di Jatim mencapai 2.458.881 ton.

"Jatim mendapatkan suplai atau alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 1.629.766 ton atau 66,28% dari kebutuhan," terangnya. 

Ada sembilan macam komoditi yang mendapatkan pupuk bersubsidi. Yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kopi dan kakao. 

Hingga saat ini tujuh macam pupuk bersubsidi sudah tersalur per 7 Juni 2023. Dengan rincian, untuk Urea dari alokasi 1.002.944 ton tersalur 500.765,5 ton atau 49,93%, NPK dari alokasi 621.355 ton tersalur 297.243,8 ton atau 47,84% dan NPK formula khusus alokasi 1.756 ton tersalur 278,8 ton atau 15,88%. 

Sementara insentif pengguna pupuk diberikan melalui Harga Eceran Tertinggi (HET) Urea sebesar Rp. 2.250,-/Kg, NPK sebesar Rp. 2.300,-/Kg, dan NPK formula khusus sebesar Rp. 3.300,-/Kg.

Sebagaimana diketahui, semua upaya tersebut dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (Kadistan dan KP) Jatim Ir Dydik Rudy Prasetya demi mewujudkan target produksi padi sebesar 10.612.185 ton (10,6 juta ton) hingga akhir 2023 mendatang.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES