IHSG Dibayangi Sektor Manufaktur yang Semakin Terpuruk
TIMESINDONESIA, MALANG – Bulan September 2024 ini adalah sebuah bulan yang spesial bagi Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) karena pada bulan September 2024 ini, The Fed yang telah menahan suku bunga di level tinggi sejak Juli 2023, akan mulai menurunkan suku bunga.
Penurunan suku bunga dari level puncak adalah sesuatu yang penting, karena penurunan ini sering kali menjadi awal dari sebuah Bull Market. Meskipun demikian, langkah dari The Fed ini sebenarnya masih cukup lama, karena baru akan dilakukan pada FOMC pada tanggal 17-18 September 2024 nanti.
Advertisement
Menurut Satrio Utomo, praktisi pasar modal dari Komunitas Trader Saham RencanaTrading,
di awal bulan September ini, perhatian pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia bakal terfokus pada data-data penting yang dipublikasikan di awal bulan. Yang pertama adalah Angka Inflasi bulan Agustus, yang bakal diumumkan BPS pada siang nanti.
“Konsensus analis yang kami amati di Tradingeconomics.com menunjukkan perkiraan bahwa Inflasi Tahunan (YoY) bulan Agustus 2024 ini bakal berada pada level 2.21 persen,” ujarnya.
Data lain yang dinanti oleh pelaku pasar, ujar dia, adalah laporan kinerja emiten perbankan untuk bulan Agustus, dimana saham-saham perbankan Big Caps biasanya mengumumkan kinerja bulanannya, untuk Agustus 2024, pada pada hari-hari pertama di setiap akhir bulan.
Data yang sudah keluar di pagi hari ini, adalah data Manfakturing PMI yang dipublikasikan oleh S&P Global. Data yang sangat penting ini, menunjukkan bahwa aktifitas manufaktur di bulan Agustus kembali bergerak turun dari 49.3 pada bulan Juli menjadi 48.9 di bulan Agustus kemarin.
Aktivitas manufaktur yang cenderung melemah, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia sedang dalam kondisi tidak bagus.
Sentimen negatif dari data manufaktur di tengah investor yang sedang wait and see data inflasi dan laporan keuangan perbankan big caps ini, diperkirakan bakal membuat IHSG bergerak bervariasi pada kisaran 7.615 - 7.715. IHSG saat ini sedang dalam tren naik jangka pendek. Penutupan dibawah S1 7.615 bakal mengakhiri trend naik jangka pendek yang sedang berlangsung. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |