Donor Darah yang Aman untuk Sesama
Jumat, 14 Juni 2019 - 21:12 | 115.09k


TIMESINDONESIA, MALANG – Hari Donor Darah Internasional (World Blood Donor Day) setiap tahunya diperingati pada tanggal 14 Juni. Adapun tema pada peringatan tahun ini adalah "Darah Yang Aman Bagi Sesama" (Safe Blood For All).
Dengan mengangkat tema tersebut, masyarakat diajak untuk menjadi relawan donor darah sukarela yang tulus dan ikhlas. Tanpa membedakan ras, suku, dan bangsa serta agama.
Namun ada sejumlah persyaratan yang harus dipatuhi bagi pendonor. Itu bukan larangan melainkan aturan soal kapan waktu untuk mendonorkan darah yang baik.
Menurut WHO, bagi orang yang baru melakukan operasi pelepasan gigi, butuh satu bulan waktu tunggu untuk bisa mendonorkan darahnya kembali. Untuk yang baru membubuhkan tato di tubuhnya, perlu waktu 6 bulan untuk bisa mendonorkan darahnya. Sedangkan yang baru melakukan tindik di tubuhnya, perlu waktu 12 jam saja.
Ada juga larangan bagi orang tertentu untuk mendonorkan darahnya yakni orang dalam kondisi sakit, hamil muda atau terlalu tua. Selain itu, orang yang positif HIV atau AIDS, Hepatitis, Sifilis, Tuberkolosis dan sejumlah infeksi yang bisa ditularkan melalui transfusi darah, juga dilarang.
Jika penyumbang dalam kondisi sakit seperti demam, flu, atau batuk, mereka baru bisa menyumbang darahnya 14 hari setelah mereka pulih dari sakitnya.
Untuk pendonor yang masih mengonsumsi antibiotik, setidaknya butuh tujuh hari setelah pengonsumsian terakhir.
WHO juga menyatakan perilaku seksual berisiko tinggi seperti memiliki banyak pasangan seks, atau hubungan sesama jenis untuk laki-laki, bisa membuat pendonor masuk dalam daftar tunggu sebelum bisa melakukan donor darah.
Fotografer | : Adhitya Hendra |
Editor | : Faizal R Arief |