Gaya Hidup

Sore Ini, 'Membedah' Band Skinhead Asal Malang

Senin, 16 November 2015 - 07:22 | 110.83k
Grup band
Grup band "Skinhead" asal Malang, No Man's Land. ‎ (Foto : Kapanlagi)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Bisa jadi, perjalanan seorang seniman musik seperti grup band, terutama di Indonesia, jarang ditemui dalam bentuk karya tulis berujud buku. Maka, menjadi menarik tatkala menyimak sebuah buku yang berisi perjalanan karir bermusik sebuah grup band "Skinhead" asal Malang, No Man's Land. ‎

Buku berjudul "20 Tahun No Man's Land merupakan karya Adhib Mujaddid, akan kembali dibedah di salah satu kedai kopi dan perpustakaan (library and coffee) di daerah Jalan Songgolangit, Kota Malang, Senin (16/11/2015) sore nanti, pukul 15.00 WIB. "Sebelumnya, buku ini sudah pernah dibedah, bulan lalu," ujar Ken Baruna, panitia acara, saat dihubungi MALANGTIMES (TIMES INDONESIA NETWORK).‎

Advertisement

Konsistensi dan produktivitas merupakan tantangan bagi kelompok musik dimanapun, apalagi yang boleh dikatakan sebagai "bukan mainstream" alias berbeda aliran dan cenderung tidak mengikuti selera pasar pada umumnya.

Hal ini yang tampaknya ingin dikisahkan dalam buku yang berisi perjalanan 20 tahun band bernafaskan Skin Head. Makna Skinhead tidak merujuk pada sebuah aliran musik, namun berupa subkultur. Pilihan musiknya bisa beragam. Demikian kira-kira pengertian Skinhead menurut sumber wikipedia.

‎Kini, usia group band No Man's Land telah mencapai 21 tahun, usia yang "dewasa" bila dianalogikan dengan kehidupan manusia. Meski telah mengalami pergantian personel, namun karakter mereka tak pernah berubah. Mereka tetap yakin dengan apa yang diyakini sejak awal terbentuk.‎

Tak banyak, kalau tidak boleh disebut jarang, band skinheads yang mampu bertahan lama. Banyak yang 'putus' atau bubar dalam perjalanannya, dengan berbagai sebab.‎‎

Bukan persoalan gampang melewati lebih dari dua dekade untuk ukuran band yang 'bukan arus utama' ini. Berbagai hambatan mendera, hingga nyaris bubar. Namun mampu dihadapi, dukungan komunitas membuat No Man's Land bertahan hingga sekarang.

Demikian sekilas gambaran dari buku yang akan dibedah kedua kalinya, nanti sore. Dalam rilisnya, disampaikan, buku biografi ini terdiri dari 300 halaman yang memuat kisah perjalanan No Man's Land yang disadur dari catatan harian dan foto-foto dokumentasi para personelnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Publisher : Sholihin Nur
Sumber : =

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES