Master Aquascape Dunia Garap Green Building Milik Pengusaha Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Aksi mitigasi atas efek pemanasan global kini menjadi perhatian semua pihak tak terkecuali seorang pengusaha asal Kota Malang di Jalan Istana Dieng komitmen menerapkan green building garapan Herry Amiri Lubis, master Aquascape dunia asal Malang.
Herry Amiri Lubis yang akrab dipanggil Herry Rasio bersama timnya selama dua tahun telah menciptakan mini forest dan lanscape taman yang sangat indah di situ.
Advertisement
Dengan tangan trampilnya Herry Rasio, rumah pengusaha itu kini kian 'hijaup' dengan kehadiran hutan mini di dalam rumah.
Herry Rasio yang telah memenangi banyak kontes aquascape mulai dari Singapura, Taiwan, Shanghai, Turki, Australia hingga Jerman ini bersama timnya membuat green design yang luar biasa.
Di luar pagar rumah itu ada sebuah taman yang konsepnya menghidupkan kembali pohon yang sudah mati, yakni memadukan driftwood dengan tanaman Lo Han Sung.
Dua pohon driftwood seberat 3 ton itu ditidurkan kemudian ditempeli pohon Lo Han Sung dan sejumlah tanaman lain. Alhasil menjadi pemandangan yang luar biasa, bahkan akan bisa menjadi sport selfie yang menarik di dalam kota.
Hujan hutan tropis juga dibuat di tengah-tengah rumah seorang pengusaha di Jl Istana Dieng II/20 Malang. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Tanaman Lo Han Sung yang nama ilmiahnya Podocarpus macrophyllus ini adalah tumbuhan runjung dalam genus Podocarpus , keluarga Podocarpaceae.
Tanaman ini aslinya dari Jepang bagian selatan atau Tiongkok bagian selatan dan timur. Nama-nama umum dalam bahasa Inggris yew plum pine, Buddhis pine, fern pine dan Japanese yew.
Di China tanaman ini dikenal sebagai luohan song yang secara harfiah berarti "pinus arhat".
Di balik perpaduan pagar tembok dan kaca, juga ada sebuah mini lanscape, perpaduan antara kolam ikan, air terjun dan asap mewakili awan rendah atau kabut pegunungan di Eropa, Jepang atau di China.
Menariknya asap-asap atau kabut yang mengalir itu bukan sekedar asap sebagai keindahan saja, namun mempunyai manfaat lain karena asap itu beraroma, aroma atsiri atau aroma serai. Mau tahu tujuannya? "Selain untuk menyegarkan udara juga untuk mengusir nyamuk," kata penyedia tanamannya, Yusuf Kusumaindah.
Taman di halaman dalam pagar itu juga dipadu dengan dengan sejumlah pohon, tiga diantaranya adalah pohon besar yakni pohon Maja, Dewandaru dan Nagasari.
Bagi orang yang memahami tradisi, tiga pohon itu bisa jadi dianggapnya sebagai tolak bala. "Tetapi kami tidak menuju ke situ. Penempatan tiga pohon itu sebenarnya untuk keindahan dan keunikan taman saja. Tiga pohon yang kami tancapkan itu umurnya sudah ratusan tahun," tambah Yusuf.
Selain taman depan yang sudah begitu indah, kiri kanan halaman depan juga tersaji vertical garden yang dibagi dua dengan konsep dua perlakuan pula.
Untuk kelompok tanaman yang suka akan sinar matahari langsung ditempatkan di bagian atas.
Sedangkan tanaman yang tidak mau sinar matahari langsung dalam vertical garden itu ditempatkan dibagian bawah, di tempat garasi mobil.
Hutan hujan
Herry Rasio juga tak meninggalkan konsep mini forest dengan karakter hutan hujan tropika di bagian halaman tengah rumah besar itu.
Hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, yang memang bisa dijumpai di wilayah sekitar daerah tropis atau di garis khatulistiwa.
Di sinilah, Herry Rasio membuat dalam bentuk mini. Ia mengaku tantangannya sangat luar biasa. "Karena saat kami memulainya, rumah ini sudah jadi. Sehingga saat kami harus menempatkan pohon-pohon besar sempat menggunakan crane untuk mengangkatnya," kata Herry.
Mini forest yang dibuat di halaman tengah rumah itu luasnya berkisar 10 m2. Namun itu telah cukup mewakili sebuah wajah hutan tropis.
Apalagi di dalam mini forest itu juga dilengkapi dengan sungai mengalir penuh ikan, ratusan jenis tanaman tropis bahkan sampai hujan buatan. "Semua itu untuk menjaga kelembapan hutan tropis. Sehingga tujuan untuk menikmati kesegaran udara di sekitar rumah dengan sirkulasi udara, pengelola sumber energi dan air, serta tata kelola lahan hijau, terwujud," kata Herry Rasio.
Herry Rasio yang telah menekuni bidang seni yang mengatur tanaman, air, batu, dan kayu agar menjadi sebuah ekosistem atau aquascape sejak 2013 ini mengatakan, penggarapan mini forest ini cukup lama karena menempatkan tanamannya juga harus menyesuaikan dengan karakter tanamannya.
"Tidak semua tanaman dipasang langsung bisa menyesuaikan dengan lingkungan. Penempatan tanaman dari daerah dingin ke tempat yang suhunya lebih panas, tentu butuh waktu penyesuaian. Ini yang antara lain menyebabkan penyelesaiannya membutuhkan waktu cukup lama, dan menurut saya, ini wajar," kata Herry Rasio.
Menurut Herry Rasio, sudut seni antara mini forest dengan aquascape sama saja. Hanya saja aquascape skalanya lebih kecil. "Kalau forest ini kan satu banding satu. Langsung," katanya lagi.
Soal hujan di dalam mini forest rumah di Jalan Istana Dieng itu juga benar-benar mewujudkan hujan layaknya hujan gerimis di hutan tropis. "Hujan ini untuk menjaga kelembabannya," tambah Herry Rasio yang juga menjadi langganan pembuatan hutan mini di rumah-rumah selebritis terkenal di Indonesia.
Tidak ketinggalan di samping ruang makan dan pertemuan keluarga, ada ruang terbuka yang disulap menjadi lanscape bertemakan pegunungan di Tiongkok.
"Jadi di setiap sudut rumah ini akan selalu disuguhi keindahan," tambah Herry Rasio yang memulai ikut lomba aquascape dan menjadi
Juara Nasional, hingga keluar sebagai juara satu Eropa dan Jepang pada tahun 2014 itu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |