Everyday is Selling Day! Semua Profesi adalah Penjual
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mendengar kata “Penjual”, maka yang terlintas di benak kita adalah seseorang yang menawarkan sebuah produk atau jasa kepada orang lain. Orang tersebut memiliki skill tertentu, semangat yang tinggi, pantang menyerah, pandai berkomunikasi. “ Menjual” kembali yang terlintas dalam benak kita adalah menawarkan barang atau jasa. Akan tetapi benarkah hanya itu saja definisi penjual atau menjual ? Tentu TIDAK.
Masih banyak sekali yang belum menyadari bahwa Anda adalah penjual. Apapun profesi Anda baik itu guru, dokter, wirausahwan, pelatih, koki, pengacara, customer service, peramal, pengarang lagu, penulis skenario, insinyur, dan lain sebagainya. Sebenarnya Anda adalah Penjual.
Advertisement
Jadi kalau Anda mau berhasil dalam hidup, maka jadilah penjual yang hebat, A Great Sales. Ya tentunya Anda bertanya-tanya apa hubungannya antara menjadi penjual yang hebat dengan keberhasilan hidup. Hidup pada dasarnya adalah “menjual” lalu pertanyaannya apa yang dijual? Tepat, yang dijual adalah diri kita sendiri. “Menjual Diri” agar disenangi dan dicintai rekan kerja, atasan, teman, keluarga, tetangga, dan orang lain.
Menjual setiap hari
Menjual, selama ini melekat pada profesi salesman. Padahal setiap profesi selalu saja berhubungan dengan proses menjual, sebut saja profesi dokter, pengacara, notaris, konsultan, teknisi dan bahkan seorang karyawan bagian administrasipun harus bisa menjual.
Ketika saya mengatakan ini kepada teman-teman non-salesman, biasanya mendapat reaksi penolakan. Sering kali mereka mengatakan bahwa menjual adalah hal yang paling menakutkan dan profesi yang paling tidak ia kuasai. Namun tak peduli apapun alasanya, kita semua harus melakukan penjualan setiap hari.
Seorang dokter anak misalnya, sampai harus mendesain ruang praktiknya dengan berbagai sticker tokoh-tokoh kartun yang disukai anak-anak. Memberikan tontonan menarik melalui layar LCD yang berada tepat didepan anak yang sedang diperiksa.
Menenangkan anak-anak dengan suara lembut dan candaan yang membuat anak-anak tidak takut pergi ke dokter. Bisa dibayangkan apa yang terjadi jika seorang dokter anak memberikan layanan tidak nyaman bagi anak dan cenderung menakutkan?. Pasti sebagian besar anak-anak tidak jadi berobat dan menangis minta pulang, dokterpun akan gigit jari.
Pernah melihat seorang mekanik bengkel memberikan penjelasan kerusakan dan pilihan spare part untuk pelangganya?. Biasanya mereka menawarkan pilihan spare part original dan KW kepada pelanggan, karena goalnya adalah pelanggan tersebut mau membeli spare part, tidak masalah baginya mereka memilih yang original maupun KW karena ongkos pasangnya tetap sama. Sadar atau tidak, mekanik tersebut sudah melakukan penjualan spare part dan jasa pemasangan.
Apakah pengacara juga membutuhkan kemampuan menjual? Tentu iya, sekalipun tidak semua klien yang ia tangani berhasil lepas dari jerat hukum, namun ia bisa menceritakan sisi lain dari kasus tersebut yang bisa menjadi selling point, misalnya hukuman yang lebih ringan dari seharusnya, proses hukum yang lebih cepat, kemampuan menggali pasal-pasal yang bisa meringankan hukuman dan hal lain yang membuat calon klienya mempercayakan kasus hukum kepadanya.
Di dalam perusahaan, pemimpin perusahaan haruslah seorang yang pandai menjual, setidaknya menjual ide supaya bawahanya mengerti dan bersedia mewujudkan apa yang ia programkan.
Seorang pimpinan perusahaan juga tidak bisa menghindari negosiasi-negosiasi besar dengan mitra bisnisnya. Memaparkan proyek-proyek besar kepada investor atau pemegang saham dan menjelaskan strategi bisnis yang jitu supaya investasi dapat kembali dalam waktu yang lebih singkat.
Lalu apakah karyawan biasa juga membutuhkan kemampuan menjual?. Ya, pasti. Setidaknya ia harus bisa menjual kemampuanya supaya pimpinan perusahaan tahu seberapa besar ia layak mendapatkan reward dan jenjang karier. Pimpinan tidak akan tahu seberapa hebat kemampuan karyawan sampai dia membuktikan mampu menyelesaikan tugas-tugas besar yang ia emban. Untuk mendapatkan tugas besar tersebut, butuh kemampuan menjual dan meyakinkan pimpinan bahwa ia mampu melakukan semua itu.
Keterampilan menjual
Dengan demikian tidak ada alasan seorang teknisi atau operator mesin tidak belajar bagaimana menjual, sekalipun setiap hari yang ia hadapi adalah mesin.
Namun tetap saja ada kalanya harus berhubungan dengan orang lain untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan mesin-mesin yang ia hadapi. Nah saat proses menjelaskan inilah dibutuhkan kemampuan menjual yang elegan.
Biasanya karyawan yang bekerja dengan mesin menjadi malas belajar berkomunikasi yang baik untuk dapat menjual, karena dalam benaknya ilmu komunikasi tidak dibutuhkan, toh setiap hari yang ia hadapi adalah mesin-mesin yang bersifat mekanik. Mulai sekarang harus diubah, bahwa Anda juga seorang penjual yang ulung.
Maku dan takut ditolak
Kalau sudah mengerti bahwa setiap profesi membutuhkan kemampuan menjual, sebenarnya apa sih yang membuat orang enggan menjual ?
Salah satu jawaban yang paling populer adalah malu. Bahkan ada yang mengasumsikan derajat seorang salesman hanya satu tingkat lebih tinggi dari seorang pengemis yang meminta-minta. Ini adalah salah besar.
Karena seseorang yang melakukan penjualan tidak seharusnya merendahkan diri sebagai peminta-minta order. Mindset yang harus ditanamkan adalah bahwa seorang penjual merupakan orang yang memberi solusi atas kebutuhan orang lain. Dengan mindset seperti itu, siapapun tidak perlu malu menjual.
Yang kedua takut ditolak. Nah ini tidak ada obatnya, karena kita tidak bisa memaksa semua orang sependapat dengan kita. Lagi pula seorang penjual tidak membutuhkan setiap penawaranya disetujui oleh semua orang. Penjual hanya membutuhkan 10% orang yang diberi penawaran setuju melakukan order. Berarti yang harus dilakukan adalah memperbanyak penawaran dan memperbaiki cara menawarkan.
Menguasai materi
Ingat, hanya orang yang menguasai persoalan secara mendalamlah yang dapat menjelaskanya secara simpel dan mudah dipahami. Semakin tidak menguasai persoalan, penjelasanya dipastikan akan semakin berputar-putar.
Sebenarnya sederhana saja. Pertama ia harus mengetahui apa yang dibutuhkan orang yang sedang ia hadapi dan mengetahui apa yang bisa ia berikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Artinya seorang penjual harus menggali apa yang sebenarnya dibutuhkan calon pembelinya. Sering kali yang tampak dipermukaan tidaklah sama dengan apa yang benar-benar ia butuhkan. Butuh beberapa pertanyaan untuk menggali. Maka janganlah malas bertanya, dan lagi-lagi yang harus diluruskan adalah bertanya bukanlah hal nista. Bertanya bukan berarti kita betul-betul tidak tahu, tapi kita ingin memastikan apakah yang kita pikirkan tentang apa yang dibutuhkan calon pembeli sudah benar.
Kembali ke masalah menjual, kita harus menyusun alur penjelasan supaya mudah diikuti oleh alur berpikir orang yang sedang diajak bicara. Hal ini untuk meminimalisir penolakan diawal sebelum ia menerima secara keseluruhan solusi yang akan kita berikan.
Hal ini sangat penting, karena penolakan sebalum mereka tahu apa yang kita tawarkan sama halnya kita kalah sebelum bertanding atau seperti bunga yang layu sebelum berkembang.
Hidup ini indah
Bukanlah indah sekali hidup ini jika Anda dikelilingi oleh orang-orang yang menyenangi dan mencintai anda sehingga potensi untuk meraih keberhasilan di dalam hidup menjadi semakin besar. Karena dukungan dan bantuan orang-orang yang menyenangidan mencintai anda.
Lalu apa yang Anda jual dari diri Anda, banyak sekali antara lain, senyum Anda, tutur kata, sikap, perilaku, ide-ide kreatif, kemampuan, waktu untuk mendengarkan keluhan orang lain dan lain sebagainya. Jadikanlah semua yang ada di dalam diri Anda sebagai perhiasan. Sehingga nantinya orang akan menempatkan Anda di tempat-tempat yang tinggi dan terhormat. (*)
Be everlasting
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |