Kementan, Kemenaker, dan APO Jepang Selenggarakan Pelatihan Internasional di Yogyakarta

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) berkolaborasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Asian Productivity Organization (APO) Jepang, berkolaborasi dalam upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pertanian melalui pelatihan internasional bertajuk "Training Course on Building Community-driven Farm Schools" yang berlangsung di Hotel Melia Purosani, Yogyakarta,10 hingga 14 Juni 2024.
Langkah ini sejalan dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang akan selalu menjadi andalan bagi perekonomian Indonesia dengan petani muda yang kompeten akan menjadi tulang punggungnya. "Di dalam sektor pertanian, perlu diisi oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas," kata Amran.
Advertisement
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan banyak SDM.
"Melalui kerja sama bidang pertanian akan terus meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusianya guna mendukung pertanian yang maju, dan modern," ujarnya.
Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari 17 negara yang berbeda termasuk Bangladesh, Kamboja, Fiji, India, Indonesia, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Nepal, Pakistan, Filipina, Srilanka, Taiwan, Thailand, Turki, dan Vietnam.
Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah, membuka acara tersebut bersama dengan Decky Haedar Ulum dari National Productivity Organization (NPO) Indonesia dan Tadahisa Manabe dari Asian Productivity Organization (APO).
Munifah menekankan bahwa Indonesia saat ini menduduki peringkat ke 4 negara dengan jumlah penduduk terbesar, di bawah India, China, dan Amerika Serikat. selanjutnya, beliau mengingatkan kepada seluruh peserta terkait isu kerawanan pangan yang terjadi di 59 negara dunia.
Mengantisipasi hal tersebut, Kementan telah menyusun serangkaian program strategis, antara lain optimasi lahan rawa, pompanisasi, dan tumpang sisip lahan perkebunan.
*Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan indeks pertanaman mulai dari 0 menjadi IP100, IP100 menjadi IP200 dan seterusnya," kata Munifah dalam keterangannya.
Melalui pelatihan ini, para peserta akan memperoleh pengalaman langsung dan pengetahuan tentang model serta praktik terbaik Community-driven Farm Schools yang dapat diadopsi di berbagai negara.
Selain sesi pelatihan, kegiatan ini juga mencakup kunjungan ke tiga lokasi pertanian komunitas di Yogyakarta, yaitu: Kampung Mina Padi Samberembe, Pawon Gendhis, Joglo Tani.
Melalui kunjungan ini, peserta akan langsung menyaksikan implementasi konsep Training Course on Building Community-driven Farm Schools dan diharapkan mendapatkan inspirasi untuk mengembangkan inisiatif serupa di negara masing-masing.
Selain itu, Kementan, terutama BPPSDMP, berharap bahwa pelatihan ini akan memperluas pengetahuan tentang sekolah pertanian berbasis komunitas dan memacu peningkatan produktivitas serta keberlanjutan pertanian di wilayah Asia dan sekitarnya.
"Dengan kolaborasi antara Kementan, Kemenaker, dan APO Jepang, kami yakin bahwa pembangunan SDM di sektor pertanian akan semakin memperkuat fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Siti Munifah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |