Kopi TIMES Marhaban Ya Ramadhan

Puasa Ramadhan Mirip Maradona

Jumat, 02 Juni 2017 - 06:13 | 24.49k
Bayhaqi Kadmi (Grafis: TIMES Indonesia)
Bayhaqi Kadmi (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Marhaban Ya Ramadhan

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTATERUS terang ini cerita yang diulang. Tetapi aromanya segar di suasana Ramadhan. Anda yang belum dengar boleh menyimak tulisan saya. Tentang Kang Sarpin penggemar berat sepak bola. Hingga hari ini tak pernah sedikit pun berpindah idola menyukai Argentina. Sekaligus menahbiskan Diego Armando Maradona sebagai 'nabi' sepakbola.

Tetapi marilah kita tengok sejarah bola. Terutama untuk anda yang lahir belakangan, jauh sesudah saya, pastilah belum lahir untuk menyaksikan betapa dramatis Piala Dunia Mexico 1986.

Advertisement

Hebatnya, Piala Dunia di negeri Amerika Selatan ini berlangsung pada bulan   Ramadhan. Pertandingan bola seperti biasanya juga berlangsung sebulan penuh.

Saya tidak akan menghitung berapa jumlah pemain muslim yang batal puasa atau malah kuat puasa sambil mengocek bola di even itu. Karena sejujurnya dibanding Kang Sarpin, usia saya masih belasan tahun. Bercelana pendek seusia SD dan bersarung kecil menjadi santri madrasah sore.

Tentunya, saya bukan wartawan peliput Piala Dunia legendaris itu.

Namun rekaman pertandingan yang berlangsung di bulan puasa umat Islam itu, nyaris tak terlupakan. Anda tahu kan, beda waktu negeri di Selatan Amerika Serikat itu hampir separuh waktu Indonesia. Irisan bumi terbalik dengan kita.

Siaran langsung sepakbola dari Mexico, jika lapangan sedang bertanding sekitar waktu bakda Maghrib. Namun waktu Indonesia adalah dinihari. Bertepatan jadwal waktu sahur.

Bisa dibayangkan sepakbola satu bulan itu mewarnai perbincangan ibadah ramadhan. Nama-nama tenar seperti Zico, Socrates, Lothar Matheus, Karl Heinz Rumeniege dan tentu saja Maradona, sang kapten Argentina tersaji dalam bincang berbuka dan sahur.

Jika diingat pesan pak Ustad, saya kok membayangkan Ramadhan itu gambarannya mirip jadwal waktu sepakbola Piala Dunia.

Pesan penting Ramadhan seperti penuturan baginda Rasulullah SAW : Ramadhan terbagi 3 bagian. Sepuluh hari pertama adalah rahmatan. Berbahagialah mendapat rahmat berjumpa Ramadhan serta dapat beribadah di dalamnya. Sepuluh hari kedua adalah maghfiroh, terbukanya pintu ampunan bagi hamba yang bertaubat. Sedangkan 10 hari terakhir adalah itkum minannar, terbebasnya para ahli puasa dari siksa api neraka.

Nah, peredaran waktu seperti itulah ujud yang ada dalam sepakbola dunia. Sepuluh hari pertama babak penyisihan. Siapa kalah tidak lolos ke babak berikutnya. Berikutnya tengah waktu babak perempat final. Terakhirnya sepuluh hari terakhir penentuan seminal, Nanti puncaknya baru final.

Puasa pun, kita harus intens, agar sukses mencapai ibadah secara final.

Tetapi pertanyaan Kang Sarpin yang istimewa. " terus peristiwa gol tangan tuhan Maradona, itu ibarat apa ?". Saya binngung menjawabnya. "masak ibarat Lailatul Qodar ?" jawab saya ragu-ragu. "ah, bukan. Lailatul Qodar itu, ketika Argentina Juara, tapi kita tidak terlambat shalat subuh, dan khatam taddarus Qur'an", ucap Kang Sarpin menjelaskan.

Saya tersenyum mendengarnya. Sambil mengingat idola Kang Sarpin. Diego Maradona. Karena anak pertama Kang Sarpin, lahir di awal Ramadhan sepuluh tahun lalu. Namanya pun unik : Marhaban Diego Romadona.

*Penulis Akhmad Bayhaqi Kadmi

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : AJP-2 Editor Team
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES