Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Dzikir, Fikir, dan Amal Shaleh: Giat Seorang Hamba dan Khalifah fil Ardh

Minggu, 10 September 2017 - 00:16 | 1.19m
Muhammad Yunus. (Grafis: TIMES Indonesia)
Muhammad Yunus. (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Ada yang menarik ketika penulis awal memasuki dunia kampus tahun 2000 silam. Saat itu menapaki jalan salah satu kampus terkemuka di Kota Malang, Universitas Islam Malang, dalam kegiatan orientasi kampus. Adalah bendera kuning berkibar tegak ditengah-tengah kampus Unisma. 

Tertulis dibendera itu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dengan tagline atau motto tertulis dzikir, fikir, dan amal shaleh. Tiga kata yang dapat dikata kata benda pun juga dapat dikata kata kerja bergantung dari konteks pemakainya. Saat itu hati ini langsung tertarik untuk menyelem lebih dalam dari kegiatan PMII yang menjadi salah satu organisasi ekstra kampus terkemuka. 

Advertisement

Ketertarikan penulis bergabung dengan PMII ini didasarkan atas beberapa alasan berikut.

Pertama, dzikir dan fikir adalah perintah Allah SWT dan menjadi ciri orang yang berakal. Perintah untuk berdzikir dan berfikir adalah kesatuan yang tidak terpisahkan. Berfikir akan kejadian alam adalah ciri orang yang berakal. Dan ciri orang yang berfikir akan senantiasa berdzikir. 

Hal inilah yang ditegaskan dalam Quran Surat Ali Imran (3) ayat 190-191. (Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. 

Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.) Ayat ini mengajak manusia untuk ber-tadabbur dan berpikir tentang penciptaan alam yang akan mengantarkan pada makrifat dan keimanan terhadap Tuhan Maha Pencipta, serta juga membawa pada makrifat dan keimanan hari akhir.

Menurut para ulama dzikir (ingat) kepada Allah swt adalah ibadah yang paling utama, ketaatan yang paling besar. Dzikir bukan hanya dapat menenangkan manusia dari persoalan hidup dalam kehidupan ini. Tapi dzikir merupakan bentuk kesadaran total seorang hamba akan tugasnya. Bukankah manusia ini diciptakan Allah SWT untuk memuja-Nya. 

Bentuk pemujaan inilah yang harus dilakukan dalam setiap saat, kapanpun dan dimanapun untuk tidak lepas dari mengingat Allah SWT. Dari situlah ketentraman hidup akan diraih, ketenangan jiwa akan tercapai, kebahagiaan hakiki akan dicapai (QS Ar-Ra’du ayat 28, ketahuilah dengan dzikrullah itu akan tentramlah hati manusia) , karena sejatinya manusia hidup hanya melaksanakan hidup yang kesemuanya sudah diatur oleh Dzat yang Maha Kuasa. 

Keutamaan dzikir ini pernah disampaikan oleh Rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Sahabat Abi Hurairah ra., Rosulullah SAW bersabda “Kaum yang berdzikir kepada Allah tidaklah duduk kecuali para Malaikat melingkarinya, kepadanya rahmat Allah diturunkan, penenang hati diturunkan, dan Allah menyebut-nyebut orang-orang tersebut (menunjukkan rasa kebanggan) kepada makhluk yang ada dihadapannya.”

Sementara itu berfikir adalah wujud orang yang berakal dan ciri dari orang yang berilmu. Keutamaan orang yang berilmu akan mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah SWT. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam QS Al Mujadala (58)  ayat 11 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

Berikutnya adalah amal sholeh. Amal merupakan upaya dan ikhtiar manusia untuk memperoleh apa yang diinginkan dan diharapkan. Kualitas amal manusia ditentukan oleh iman dan ilmunya. Amal merupakan wujud manusia sebagai seorang khalifah fil ardh (pemegang mandat dimuka bumi), pembangun peradaban. QS Al An’am ayat 165 yang artinya “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 

Amal ini akan efektif dan tepat tujuan apabila dilakukan atas dasar ilmunya dan sesuai dengan prinsip, prosedur dan standar yang berlaku. Amal soleh (perbuatan yang baik) ini dalam Islam adalah amal perbuatan yang benar dengan niat dan tujuannya.

Alasan dzikir, fikir, dan amal shaleh inilah yang menjadi daya tarik PMII sehingga penulis bergabung dan aktif dalam organisasi pergerakan ini. Organisasi yang giatnya mengedepankan hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan sesama manusia. PMII akan selalu ikut mencerdaskan kehidupan anak bangsa. 

Apa yang didengung-dengungkan oleh pemerintah tentang pendidikan karakter melalui Kurikulum 2013 dengan empat komptensi (ilahiyah, sesame manusia, pengetahuan, dan keterampilan), PMII pada tahun 1970 sudah memulai dengan konsep dzikir, fikir, dan amal shalehnya sesuai dengan Nilai-nilai Dasar Pergerakan organisasi ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES