Kopi TIMES

Pembangunan Infrastruktur di Tengah Pandemi Covid-19

Jumat, 01 Mei 2020 - 20:26 | 147.52k
Novarenda Pawestri, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
Novarenda Pawestri, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 yang berasal dari Kota Wuhan di China ini telah menyebar diberbagai penjuru dunia ternyata memiliki dampak yang cukup besar. Tidak hanya berdampak pada terhentinya sektor industri transportasi dan pariwisata, pandemi ini juga turut berpengaruh terhadap laju perekonomian global.

Berbagai upaya sebagai salah satu bentuk respon dari pemerintah untuk menangani pandemi covid-19 ini akhirnya diluncurkan. Mulai dari perombakan postur APBN hingga kebijakan-kebijakan yang luar biasa. Melalui Peraturan Presiden Nomor. 54 Tahun 2020, Presiden Joko Widodo dengan resmi menyatakan perombakan postur APBN dengan tujuan untuk menciptakan kondisi keuangan negara yang lebih baik.

Advertisement

Ditambah dengan kebijakan tentang keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan yang tercantum dalam Perpu Nomor. 1 Tahun 2020. Dalam implementasinya pemerintah berupaya untuk mengelontorkan berbagai stimulus fiskal dan refocusing belanja negara yang mencapai Rp405,1 triliun. Jumlah tersebut tentunya bukan suatu nominal yang kecil. 

Dalam hal ini apabila dikaitkan dengan berbagai sektor yang terdampak oleh Pandemi Covid-19, apakah benar stimulus fiskal dan refocusing belanja negara tersebut dapat dijadikan alat untuk menangani wabah covid-19 di Indonesia? Apakah penanganan covid-19 dengan melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran virus dengan upaya untuk pemulihan ekonomi adalah hal yang tepat untuk dilakukan? 

Dengan adanya pertambahan penerimaan negara yang dialokasikan ke berbagai sektor seperti tenaga kesehatan, pekerja informal, dan yang lainnya. Lalu bagaimanakah dengan kelanjutan pembiayaan pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang ada di Indonesia? 

Beberapa pembangunan infrastruktur fisik yang ada di berbagai wilayah di Indonesia ternyata tetap dilakukan, seperti pembangunan Sport Center di Sumatera Utara, pembangunan Stasiun Kereta Api Ringan atau Lintas Rel Terpadu (LRT) Rasuna Said di Kuningan, Jakarta, pembangunan proyek-proyek PLN, bahkan  pembangunan Venue PON XX di Papua juga tetap dilakukan.

Pembangunan infrastruktur tentunya memang suatu hal yang penting untuk dilakukan, selain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ada berbagai hal krusial lainnya dari adanya pembangunan tersebut. Namun jika dilihat dengan kondisi yang ada sekarang ini, berbagai negara di seluruh dunia sedang berupaya untuk menangani sang covid-19 ini, dan di Indonesia ternyata tidak seluruh stakeholder dan pemangku kepentingan lainnya berkerja bersama-sama untuk menangani pandemi ini, yang mana terlihat jelas bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diberbagai lapisan wilayah masih memprioritaskan jalannya pembangunan infrastruktur. 

Memang benar bahwa banyak sekali yang merasa dirugikan dengan adanya pandemi ini, seperti pengusaha di mall yang mengalami kerugian besar, pekerja sektor informal yang kehilangan pembeli, tempat-tempat wisata yang tidak pernah dikunjungi lagi dan lain sebagainya.

Melaksanakan pembangunan tidak sepenuhnya salah, di mana para pekerja bangunan juga memiliki keluarga untuk dinafkahi, terlebih di tengah pandemi seperti sekarang ini. Namun bagaimana dengan tenaga kesehatan dengan alat-alat medisnya yang beberapa kali diungkapkan mengalami kekurangan. Mulai dari kekurangan masker, Alat Perlindungan Diri (APD), hingga disinfektan. Stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintah memang dialokasikan juga untuk tenaga kesehatan tapi realisasinya dana tersebut masih saja kurang ditambah dengan penyebaran wabah dan pasian yang terindikasi positif covid-19 semakin banyak. 

Dalam hal ini instansi pemerintah ataupun stakeholder pengelola keuangan negara yang memiliki porsi paling besar pengaruhnya, seharusnya dapat mengalokasikan dana tersebut ke hal yang paling dibutuhkan dan diprioritaskan pada masa-masa pandemi Covid-19. Banyak sekali warga sipil ataupun influencer yang berusaha untuk membantu tenaga kesehatan yang mana dianggap sebagai garda terdepan dalam penanganan covid-19.

Lalu bagaimanakah dengan pembangunan Venus PON XX di Papua ataupun Sport Center di Sumatera Utara? Apakah hal tersebut merupakan prioritas ditengah pandemi seperti ini? Apakah penyediaan APD, alat-alat medis, hingga lahan untuk menguburkan korban covid-19 bukan merupakan suatu hal yang patut untuk diprioritaskan? 

Semua orang tentunya ingin wabah Covid-19 ini segera berakhir, oleh karena itu mari kita bersama-sama lawan virus corona dengan mempertimbangkan berbagai hal yang harus diperhatikan dan mengeyampingkan hal-hal yang dirasa kurang dibutuhkan. 

***

*) Oleh: Novarenda Pawestri, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES