Kopi TIMES

Trisula Anies Baswedan

Rabu, 01 Maret 2023 - 17:00 | 76.65k
Dr. Edy Supriyono, S.E.,M.Si.,Ak., CA. (Analis Ekonomi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Dr. Edy Supriyono, S.E.,M.Si.,Ak., CA. (Analis Ekonomi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

TIMESINDONESIA, SURAKARTA – Ketika Partai NasDem mendeklarasikan Anies Rasyid Baswedan (ARB) sebagai calon Presiden 2024, sontak Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang telah membangun komunikasi ingin mengajukan calon wakilnya dari kader internal. Partai Demokrat dengan percaya diri lantas menyodorkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan, sementara PKS mengusulkan Ahmad Heryawan sebagai pendamping Anies Baswedan.

Rasional apabila PKS maupun Partai Demokrat saling ngotot berebut mendampingi Anies. Secara politik, kedua partai pengusung Anies berharap atas efek ekor jas kedepannya. Partai Demokrat dan PKS layak khawatir karena pemilih Anies yang selama ini ke PKS secara perlahan mulai bermigrasi ke Partai NasDem. Bahkan, bisa jadi para pemilih Partai Demokrat sebagian akan ikut hijrah ke Partai NasDem. Jika menjadi cawapres, harapan rasional Partai Demokrat relatif tertolong sosok AHY sebagai jangkar peredam pemilih partai tidak lari ke Partai Nasdem. Tentu saja beda cerita dengan PKS yang potensial full power pemilihnya ke Anies.

Memecah Kebuntuan

Penulis memahami langkah politik Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh yang tentu tidak ingin terjebak pada bandul politik sesaat. Manuver politik Ketua Umum Partai NasDem ke Partai Golkar sebagai langkah taktis membuka kemandekan politik atas koalisi perubahan yang diinisiasi Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS. Pertama, bahwa partai Golkar menjadi motor utama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) memegang kunci koalisi. Membuka komunikasi dengan partai Golkar bisa menjadi alternatif menambah amunisi dukungan politik demi memperkuat posisi Anies Baswedan sebagai Capres 2024 yang resmi diusung Partai NasDem. 

Kedua, strategi merangkul KIB untuk mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Meskipun dianggap sebagai langkah politik yang ngeri-ngeri sedap, Surya Paloh dengan lincahnya bergelindan membangun kemesraan dengan partai Golkar. Sebagai “alumni” senior Partai Golkar, Ketua Umum Partai NasDem mencoba membangun penjajakan melalui Partai Golkar sebagai pintu masuk ke KIB. Apabila langlah politik Ketua Umum Partai Nasdem berhasil, akan lahir satu sejarah politik koalisi besar yang merupakan antitesa lembut dari rezim sebelumnya yang bernama Koalisi Perubahan Indonesia Bersatu.

Ketiga, mencarikan alternatif pasangan Anies Baswedan pada pemilihan presiden (pilpres) 2024. Sebagai partai berpengalaman, partai Golkar memiliki segudang sumber daya yang bisa menjadi alternatif dan titik temu semua kepentingan politik. Kedewasaan politik yang halus dan jauh dari sikap konfrontatif bisa jadi sedang dicarikan Ketua Umum Partai NasDem saat ini. Polarisasi politik yang melelahkan pada pilpres sebelumnya, menjadi pelajaran bagi alumni senior politik partai Golkar untuk tidak lagi mengulangi. Gerakan taktis Surya Paloh saat ini sedang memainkan bidak catur politik demi mengamankan posisi Anies Baswedan menuju 2024. 

Anies-Airlangga

Dalam analisa penulis, langkah politik Surya Paloh ke Partai Golkar bisa jadi upaya menyandingkan Anies Baswedan dengan Airlangga Hartanto yang kini menjabat Ketua Umum Partai Golkar. Pasangan Anies-Airlangga mampu menjadi pasangan dahsyat dengan infrastruktur Partai Golkar yang terkonsolidasi. Dengan koalisi Partai Golkar 12,31 persen dan Partai NasDem 9,05 persen sudah cukup menjadi modal mengamankan tiket Anies-Airlangga menuju pertarungan 2024 lebih dahsyat lagi jika koalisis masing-masing ikut bersama. Beberapa akhir ini, jangkar politik partai Golkar menjelang pemilu 2024 sangat baik dengan kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartanto.

Pertama, keberhasilan dalam mengembalikan kader partai kembali ke rumah besar Partai Golkar di Jawa Timur (Jatim). Kembalinya mantan gubernur Jatim Soekarwo atau biasa dipanggil Pakde Karwo ke Partai Golkar dengan meninggalkan Partai Demokrat cukup mengejutkan. Sosok Pakde Karwo sebagai tokoh senior akhirnya memutuskan untuk bergabung ke Partai Golkar, yang merupakan juga asal mulanya dalam percaturan politik nasional. Partai Golkar menyambut Pakde Karwo dengan posisi Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar. Dengan semangat, pengetahuan dan pengalaman Pakde Karwo menjadi energi kemenangan baru Partai Golkar di Pemilu 2024.

Selain itu, kepindahan Soekarwo akan membuat dampak signifikan terhadap peta politik, baik legislatif, eksekutif serta Pilpres 2024 di Jawa Timur. Masuknya Pakde Karwo ke Golkar akan berpengaruh besar terhadap perubahan peta kekuatan partai politik di Jatim. Kehadiran Pak Karwo sebagai tokoh dan patron akan berpengaruh di Jawa Timur, sangat mempengaruhi ceruk kemenangan calon Presiden dan wakil Presiden yang diusung Partai Golkar tahun 2024 di Jawa Timur apabila pasangan Anies-Airlangga bersanding dalam pilres 2024.

Kedua, bergabungnya gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang resmi berlabuh ke Partai Golkar. Jabatan yang disandang Ridwan Kamil juga tidak main-main, yakni sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih dan Co-Chair Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar. Masuknya Ridwan Kamil ke Partai Golkar yang konon menjadi alasan Ridwan Kamil bahwa Partai Golkar merupakan partai politik di Indonesia yang berada di posisi tengah dan menghindari konflik identitas, tentu akan menambah ceruk suara partai.

Sejarah Partai Golkar memiliki sejarah institusi yang konsisten membangun karya yang progresif. Komunikasi dekat dengan Ketua Umum Airlangga yang selama ini baik dengan Ridwan Kamil dalam diskusi keekonomian maupun kenegaraan, tentu akan all out menarasikan kader Partai Golkar dalam Pilpres 2024. Apabila pasangan Anies-Airlangga bersanding, tentu ceruk suara Jawa Barat akan berlipat maksimal untuk melenggang kemenangan Pilres 2024. 

Ketiga, strategi membangun politik kebangsaan. Meski dalam poros koalisi yang berbeda, dimana Partai Golkar dengan KIB dan Partai NasDem berada di Koalisi Perubahan, tentu tidak masalah. Langkah Ketua Umum Partai NasDem bisa sebagai langkah politik menjalin silaturahmi demi mencairkan komunikasi politik supaya tidak kaku dan stagnan dalam perpolitikan nasional. Harapannya, tentu semakin terbuka peluang kerja sama antara kedua partai dalam konteks penguatan politik kebangsaan. 

Bisa jadi Partai Golkar dan Partai NasDem yang sama-sama mempunyai kekuatan politik besar di kancah perpolitikan Indonesia, tidak ingin Pilpres 2024 berlangsung dengan tensi tinggi. Peluang dalam menguatkan politik kebangsaan sebagai partai nasionalis dalam menyamakan visi-visi besar kebangsaannya. Pasangan dari Anies-Airlangga dalam ke Pilres 2024, mampu membuat geseran politik, yakni dari politik yang dinarasikan oleh sebagian anak bangsa sebagai politik identitas menjadi politik kebangsaan.

Dengan dibukanya komunikasi Nasdem-Golkar, Anies Baswedan memiliki trisula politik dalam memilih wakilnya untuk memenangkan pilpres 2024. Pertama, Anies bisa memilih wakilnya diantara Partai Demokrat atau PKS. Kedua, Anies bisa saja memilih wakil dari tokoh luar koalisi yang bisa menambah daya elektoral dalam pilpres 2024. Atau bisa jadi ketiga, Anies Baswedan bersanding dengan Airlangga Hartanto yang kini menjadi Ketua Umum Partai Golkar dengan segenap sumber daya dan kekuatan politiknya. 

***

*) Oleh: Dr. Edy Supriyono, S.E.,M.Si.,Ak., CA. (Analis Ekonomi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES