Kopi TIMES

Fenomena Naik Turun Peringkat Webometric bagi Perguruan Tinggi di Indonesia

Selasa, 01 Agustus 2023 - 14:06 | 244.72k
Prof Dr Suhartono S.Si M.Kom; Lembaga : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ; Founder Lembaga Kursus dan Pelatihan Artikel Bibliomterik.
Prof Dr Suhartono S.Si M.Kom; Lembaga : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ; Founder Lembaga Kursus dan Pelatihan Artikel Bibliomterik.

TIMESINDONESIA, MALANG – Pengukuran kinerja perguruan tinggi dengan menggunakan metode Webometric telah menjadi perhatian serius dalam dunia pendidikan Indonesia saat ini. Selama beberapa tahun terakhir, fenomena naik turun peringkat Webometric bagi perguruan tinggi di Indonesia menjadi sorotan menarik. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa peringkat Webometric bisa mengalami fluktuasi dan dampaknya terhadap perkembangan perguruan tinggi di tanah air.

Apa itu Peringkat Webometric?

Sebelum memahami fenomena naik turun peringkat Webometric, penting untuk mengetahui apa itu peringkat Webometric. Peringkat Webometric adalah hasil dari pengukuran berbagai parameter yang berkaitan dengan visibilitas dan kinerja perguruan tinggi di dunia maya, terutama yang terkait dengan situs web dan tautan balik (backlink). Dalam pengukuran ini, beberapa factor yang digunakan untuk mengukur seperti jumlah situs web terindeks, jumlah tautan balik dari situs lain, serta aktivitas di media sosial adalah factor yang dipertimbangkan sebagai peringkat Webometric.

Memilih perguruan tinggi merupakan keputusan penting dalam melanjutkan pendidikan bagi seorang calon mahasiswa. Peringkat Webometrics dapat menjadi salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan dalam memilih perguruan tinggi. Namun, peringkat Webometrics tidak boleh menjadi satu-satunya faktor yang dipertimbangkan. Selain peringkat Webometrics, terdapat faktor lain seperti akreditasi program studi, reputasi perguruan tinggi, fasilitas, biaya, dan lokasi yang juga perlu untuk dipertimbangkan. Sebuah penelitian terdahulu menjelaskan bahwa citra dan aksesibilitas website merupakan faktor yang dapat meningkatkan peringkat Webometrics [1]. Oleh karena itu, perguruan tinggi yang memiliki website yang baik dan mudah diakses dapat memiliki peringkat Webometrics yang lebih tinggi. Namun, peningkatan peringkat Webometrics tidak selalu menjamin kualitas pendidikan yang baik. Sebaliknya, terdapat perguruan tinggi yang memiliki kualitas pendidikan yang baik namun peringkat Webometrics-nya tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu, dalam memilih perguruan tinggi, perlu dilakukan penelitian yang komprehensif dan mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan.

Peringkat Webometrics tidak dapat dijadikan ukuran tunggal untuk menentukan kualitas pendidikan di perguruan tinggi. Meskipun peringkat Webometrics dapat memberikan indikasi tentang visibilitas dan kinerja situs web perguruan tinggi, faktor-faktor lain seperti kualitas pengajaran, penelitian, fasilitas, reputasi, dan akreditasi program studi juga penting dalam meperingkat kualitas pendidikan di perguruan tinggi.

Menurut penulis ada beberapa alasan mengapa peringkat Webometrics tidak dapat menjadi ukuran tunggal untuk kualitas pendidikan di perguruan tinggi:

1.    Fokus pada aspek teknis: Peringkat Webometrics didasarkan pada analisis situs web perguruan tinggi, seperti visibilitas dan aksesibilitas. Namun, peringkat ini tidak memberikan informasi langsung tentang kualitas pengajaran, penelitian, atau prestasi akademik perguruan tinggi.

2.    Keterbatasan metode pengukuran: Peringkat Webometrics tidak mencakup penilaian terkait kualitas pendidikan seperti reputasi akademik, kepuasan mahasiswa, atau kualitas lulusan.

3.    Faktor lokal dan kontekstual: Peringkat Webometrics didasarkan pada perbandingan global antara perguruan tinggi tetapi faktor-faktor lokal dan kontekstual, seperti kebutuhan dan tantangan regional, mungkin tidak tercakup dalam peringkat Webometric.

4.    Perubahan yang cepat: Peringkat Webometrics diperbarui setiap enam bulan, sedangkan peringkat perguruan tinggi bisa berubah dengan cepat sesuai dengan tuntutan sehingga fluktuasi peringkat tidak selalu mencerminkan perubahan kualitas pendidikan yang signifikan.

Webometrics melakukan berbagai pengukuran untuk menentukan ukuran kualitas pendidikan di perguruan tinggi melalui metode pengukuran yang disebut "Webometrics Ranking of World Universities". Beberapa pengukuran yang dilakukan oleh Webometrics untuk mementukan peringkat jualitas perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

1.    Indeks Kekuatan Web (Web Presence): Mengukur seberapa banyak halaman web dari situs resmi perguruan tinggi yang diindeks oleh mesin pencari. Indeks Kekuatan Web (Web Presence) adalah salah satu parameter penting dalam melakukan peringkat kualitas pendidikan di perguruan tinggi oleh Webometric. Pengukuran ini menentukan seberapa banyak halaman web dari situs resmi perguruan tinggi yang diindeks oleh mesin pencari seperti Google, Bing, dan lainnya. Semakin banyak halaman web yang terindeks, semakin tinggi visibilitas dan kehadiran digital perguruan tinggi tersebut di dunia maya. Indeks Kekuatan Web mencerminkan sejauh mana perguruan tinggi memanfaatkan teknologi informasi dan strategi penggunaan teknologi digital untuk menyajikan informasi yang relevan dan terkini kepada mahasiswa dan masyarakat, serta berkontribusi pada peningkatan citra dan reputasi perguruan tinggi dalam skala nasional maupun internasional.

2.    Indeks Peringkat Web (Web Impact): Melakukan peringkat jumlah tautan balik (backlink) yang menuju ke situs resmi perguruan tinggi dari situs-situs eksternal. Indeks Peringkat Web (Web Impact) adalah parameter penting dalam mengevaluasi kualitas pendidikan di perguruan tinggi. Semakin banyak tautan balik yang berasal dari situs otoritatif dan terpercaya, semakin tinggi peringkat dan otoritas perguruan tinggi dalam dunia maya. Maka Indeks Peringkat Web dapat  mencerminkan bahawa perguruan tinggi diakui dan dihormati oleh komunitas digital, serta sejauh mana mereka berhasil membangun kerjasama dengan pihak eksternal dan menciptakan konten digital yang baik bagi mahasiswa dan masyarakat luas. Hal ini berkontribusi pada reputasi dan daya tarik perguruan tinggi.

3.    Indeks Terbuka (Openness): Mengukur jumlah halaman web yang berasal dari situs web eksternal dan merujuk ke dalam domain universitas. Indeks Terbuka (Openness) adalah salah satu aspek penting dalam peperingkatan kualitas pendidikan di perguruan tinggi. Semakin banyak halaman web eksternal yang merujuk ke domain universitas, semakin tinggi tingkat keterbukaan dan interaksi perguruan tinggi dengan masyarakat luas dan lembaga lain. Indeks Terbuka mencerminkan sejauh mana perguruan tinggi berkontribusi dalam pertukaran informasi dan pengetahuan dengan dunia luar, serta sejauh mana perguruan tinggi mengintegrasikan keberagaman perspektif dan kolaborasi riset untuk menciptakan dampak positif dalam dunia pendidikan dan masyarakat secara keseluruhan.

4.    Indeks Kekuatan Kampus (Excellence): Melakukan peringkat halaman web yang mengacu pada hasil publikasi ilmiah dari fakultas dan staf perguruan tinggi. Indeks Kekuatan Kampus (Excellence) adalah parameter yang sangat penting dalam peperingkatan kualitas pendidikan di perguruan tinggi. Pengukuran ini meperingkat halaman web yang mengacu pada hasil publikasi ilmiah dari fakultas dan staf perguruan tinggi. Semakin banyak halaman web yang merujuk pada hasil penelitian dan publikasi ilmiah dari fakultas dan staf, semakin tinggi tingkat keunggulan akademik dan kontribusi institusi dalam dunia penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indeks Kekuatan Kampus mencerminkan sejauh mana perguruan tinggi menjadi pusat keunggulan ilmiah dan intelektual, serta bagaimana mereka menyumbangkan pengetahuan dan inovasi bagi masyarakat dan dunia akademik secara luas.

Pengukuran pada peringkat Webometric mempertimbangkan visibilitas dan kinerja perguruan tinggi di dunia maya, seperti seberapa aktif dan berpengaruh perguruan tinggi dalam menciptakan kehadiran digital pada dunia maya. Dengan demikian, Webometrics memberikan indikasi tentang reputasi dan kualitas pendidikan perguruan tinggi berdasarkan kinerja mereka dalam lingkungan online.

Menurut penulis kelebihan menggunakan peringkat Webometrics untuk mengukur kualitas pendidikan di perguruan tinggi antara lain:

1.    Memberikan informasi tentang visibilitas dan kinerja situs web perguruan tinggi: Peringkat Webometrics dapat memberikan indikasi tentang seberapa mudah situs web perguruan tinggi diakses dan seberapa baik kinerja situs web tersebut.

2.    Memungkinkan perbandingan antara perguruan tinggi: Peringkat Webometrics dapat membantu dalam membandingkan kinerja situs web antara perguruan tinggi di seluruh dunia.

3.    Mendorong perguruan tinggi untuk meningkatkan akses terbuka untuk karya ilmiah dan materi akademik: Peringkat Webometrics bertujuan untuk mendorong perguruan tinggi untuk meningkatkan akses terbuka untuk karya ilmiah dan materi akademik.

Namun, menurut penulis terdapat beberapa kekurangan jika kita menggunakan peringkat Webometrics sebagai ukuran kualitas pendidikan di perguruan tinggi, antara lain:

1.    Fokus pada aspek teknis: Peringkat Webometrics didasarkan pada analisis situs web perguruan tinggi, seperti visibilitas dan aksesibilitas. Namun, peringkat ini tidak memberikan informasi langsung tentang kualitas pengajaran, penelitian, atau prestasi akademik di perguruan tinggi.

2.    Keterbatasan metode pengukuran: Metodologi Webometrics mungkin tidak mencakup semua aspek yang relevan dalam melakukan peringkat kualitas pendidikan. Misalnya, aspek seperti reputasi akademik, kepuasan mahasiswa, atau kualitas lulusan mungkin tidak tercakup dalam pengukuran peringkat Webometrics.

3.    Faktor lokal dan kontekstual: Peringkat Webometrics didasarkan pada perbandingan global antara perguruan tinggi. Namun, faktor-faktor lokal dan kontekstual, seperti kebutuhan dan tantangan regional, mungkin tidak tercermin dalam peringkat ini.

4.    Perubahan yang cepat: Peringkat Webometrics diperbarui setiap enam bulan, dan peringkat perguruan tinggi dapat berubah dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan fluktuasi peringkat yang tidak selalu mencerminkan perubahan kualitas pendidikan yang signifikan.

Oleh karena itu, peringkat Webometrics tidak dapat dijadikan ukuran tunggal untuk menentukan kualitas pendidikan di perguruan tinggi. Menurut penulis ada beberapa faktor penyebab naik dan turunnya peringkat Webometric pada perguruan tinggi yaitu:

1.    Perubahan Kebijakan: Salah satu faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi peringkat Webometric adalah perubahan kebijakan dalam metode pengukuran pada Webometric.  Setiap tahun, lembaga Webometric dapat mengubah parameter dan bobot untuk melakukan nilai rangking untuk meningkatkan akurasi dan relevansi pengukuran. Perubahan ini mencerminkan upaya terus-menerus untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi dan tren di dunia digital, serta mengakomodasi perubahan dalam strategi pemasaran dan komunikasi pada perguruan tinggi. Meskipun perubahan kebijakan dapat mempengaruhi peringkat perguruan tinggi dari waktu ke waktu, ini juga menjadi kesempatan bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan kinerja web dan mencapai keunggulan digital dalam menghadapi tantangan persaingan pendidikan global.

2.    Investasi Teknologi: Perguruan tinggi yang secara aktif berinvestasi dalam infrastruktur teknologi informasi dan situs web memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan peringkat Webometric perguruan tinggi. Investasi teknologi informasi menjadi kunci bagi perguruan tinggi untuk meraih kesuksesan di era digital. Dengan infrastruktur teknologi yang kuat, perguruan tinggi dapat meningkatkan kecepatan akses situs web, menghadirkan konten yang relevan, serta memberikan pengalaman digital yang memuaskan bagi pengunjung. Situs web interaktif yang menarik juga meningkatkan keterlibatan pengguna, memperkuat citra institusi, dan menciptakan kesan positif bagi calon mahasiswa. 

3.    Konten dan Relevansi: Perkembangan situs web dengan konten yang relevan, informatif, dan terus diperbarui dapat meningkatkan peringkat Webometric. Konten dan relevansi merupakan faktor penting dalam meningkatkan peringkat Webometric bagi perguruan tinggi. Dengan menyajikan informasi akurat tentang program studi, fasilitas, dan kegiatan kampus, situs web menjadi sumber pengetahuan yang berharga bagi calon mahasiswa dan masyarakat. Konten yang menarik juga meningkatkan keterlibatan pengunjung dan menciptakan citra perguruan tinggi yang dinamis dan inovatif. Dengan menjaga konten yang relevan dan terus memperbarui situs web, maka perguruan tinggi dapat meningkatkan peringkat Webometric mereka dan meningkatkan kehadiran digital di dunia maya.

4.    Link Building: Tautan balik (backlink) dari situs web terpercaya dan otoritatif dapat mempengaruhi peningkatan peringkat Webometric. Link building atau membangun tautan balik (backlink) dari situs web yang terpercaya dan otoritatif memiliki peran penting dalam meningkatkan peringkat Webometric sebuah perguruan tinggi. Backlink dari situs-situs yang diakui dan memiliki otoritas di dunia maya menandakan bahwa situs perguruan tinggi dianggap relevan dan penting oleh komunitas digital. Tautan balik ini membantu meningkatkan visibilitas dan otoritas situs web perguruan tinggi dalam mesin pencari, yang berdampak positif pada peringkat Webometric. Dengan mendapatkan tautan balik dari situs-situs otoritatif, perguruan tinggi dapat memperkuat citra mereka sebagai institusi yang memiliki kualitas dan reputasi yang baik.

5.    Perkembangan Sosial Media: Aktivitas positif dan interaksi yang meningkat di media sosial juga dapat berdampak pada peringkat Webometric perguruan tinggi. Perkembangan sosial media telah menjadi faktor penting dalam melakukan peningkatan peringkat Webometric perguruan tinggi. Aktivitas positif dan interaksi yang meningkat di media sosial mencerminkan keterlibatan dan dukungan masyarakat terhadap perguruan tinggi. Dengan meningkatnya jumlah pengikut, berbagi konten yang relevan, dan berinteraksi secara aktif, perguruan tinggi dapat meningkatkan visibilitas mereka di platform digital. Aktivitas positif ini juga menciptakan citra positif bagi institusi, menarik minat calon mahasiswa dan pemangku kepentingan lainnya. Media sosial juga memberikan kesempatan bagi perguruan tinggi untuk menyampaikan informasi terkini, berpartisipasi dalam percakapan, dan memperluas jaringan, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan peringkat Webometric dan reputasi perguruan tinggi secara keseluruhan. 

Menurut penulis terdapat beberapa dampak fenomena naik turun peringkat webometric pada perguruan tinggi adalah:

1.    Peringkat dan Reputasi: Peningkatan peringkat Webometric akan membantu perguruan tinggi untuk meningkatkan peringkat dan reputasinya di tingkat nasional maupun internasional. Dengan peringkat Webometric yang tinggi, perguruan tinggi akan terlihat lebih unggul dan menarik bagi calon mahasiswa. Dengan memiliki peringkat Webometric tinggi maka membuka peluang untuk menarik mahasiswa dari berbagai negara, meningkatkan kerjasama akademik, dan mendapatkan dana riset serta dukungan dari lembaga eksternal sehingga reputasi perguruan tinggi akan semakin solid, memperkuat citra institusi sebagai tempat pendidikan berkualitas dan berstandar internasional.

2.    Daya Tarik Mahasiswa: Perguruan tinggi dengan peringkat Webometric yang tinggi lebih menarik bagi calon mahasiswa dibanding dengan yang rendah, karena dianggap memiliki kualitas dan reputasi yang baik. Daya tarik mahasiswa menjadi penting dalam persaingan dunia pendidikan. Sehigga dapat dianggap memiliki kualitas dan reputasi yang baik. Mahasiswa akan mencari perguruan tinggi dengan kinerja web yang terbaik karena itu mencerminkan kemajuan teknologi dan komitmen perguruan tinggi dalam memberikan pengalaman belajar terbaik. Peringkat Webometric yang tinggi juga menunjukkan kualitas pendidikan, keunggulan akademik, fasilitas modern, serta dukungan riset yang kuat. 

3.    Kompetisi Global: Peringkat Webometric yang tinggi akan membantu perguruan tinggi untuk tetap kompetitif di kancah global, menarik minat mahasiswa internasional dan kerjasama dengan universitas luar negeri. Kompetisi global dalam dunia pendidikan semakin sengit, dan peringkat Webometric yang tinggi menjadi aset berharga bagi perguruan tinggi. Dengan kinerja web yang baik, perguruan tinggi dapat tetap bersaing di kancah global, menarik minat mahasiswa internasional untuk bergabung dan berkontribusi dalam lingkungan akademik yang beragam. Selain itu, dapat menjadi daya tarik bagi perguruan tinggi asing dalam membangun kemitraan dan kerjasama akademik. Sehingga dapat menjadi tujuan utama bagi mahasiswa dan mitra internasional, membawa manfaat kolaborasi global untuk pertukaran pengetahuan dan pengalaman.

4.    Dana Riset dan Dukungan: Perguruan tinggi dengan peringkat Webometric tinggi dapat ditunjukkan dengan kinerja web yang baik memungkinkan kemudahan dalam mendapatkan dukungan dana riset dan sponsor dari pihak eksternal. Perguruan tinggi dengan kinerja web yang tinggi memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan dukungan dana riset dan sponsor dari pihak eksternal. Peringkat Webometric yang tinggi mencerminkan reputasi dan otoritas perguruan tinggi di dunia maya. Hal ini menarik perhatian lembaga riset, perusahaan, dan organisasi yang ingin berkolaborasi dalam proyek riset atau pengembangan. Dengan dukungan finansial yang lebih besar, perguruan tinggi dapat meningkatkan fasilitas riset, menghadirkan tenaga ahli, dan memperkuat keunggulan akademik. Dukungan ini juga memfasilitasi penelitian inovatif dan kontribusi perguruan tinggi dalam menciptakan solusi bagi tantangan global, memperkuat posisi institusi sebagai pemimpin dalam dunia pendidikan dan pengetahuan.

Menurut penulis untuk menjaga konsistensi peringkat Webometric, maka perguruan tinggi di Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis, seperti:

1.    Investasi Teknologi: Terus berinvestasi dalam teknologi informasi dan situs web interaktif dapat memberikan informasi dan layanan berkualitas tinggi bagi calon mahasiswa dan masyarakat. Investasi teknologi informasi menjadi langkah penting dalam pengembangan pendidikan modern. Perguruan tinggi perlu berinvestasi dalam teknologi informasi dan situs web interaktif akan menghadirkan informasi dan layanan berkualitas bagi calon mahasiswa dan masyarakat. Dengan menyediakan platform interaktif dan informatif, maka calon mahasiswa dapat dengan mudah mengakses informasi tentang program studi, fasilitas, dan proses penerimaan. Selain itu, dengan teknologi informasi maju maka memungkinkan penyampaian konten yang relevan dan terbaru, meningkatkan interaksi dengan calon mahasiswa melalui media sosial, dan memfasilitasi proses administrasi secara online. Investasi ini akan memperkuat citra perguruan tinggi sebagai institusi modern dan progresif dalam melayani kebutuhan pendidikan bagi masyarakat luas.

2.    Optimisasi Konten: Memastikan konten di situs web selalu relevan, informatif, dan diperbarui secara berkala. Dengan melakukan optimisasi konten pada situs web adalah kunci untuk menarik dan mempertahankan minat pengunjung dan calon mahasiswa. Perguruan tinggi harus memastikan konten di situs web mereka selalu relevan, informatif, dan diperbarui secara berkala. Dengan menyediakan informasi yang akurat tentang program studi, kegiatan kampus, dan fasilitas, calon mahasiswa dapat membuat keputusan yang tepat. Konten yang menarik juga dapat meningkatkan keterlibatan pengunjung dan memperkuat citra perguruan tinggi sebagai sumber pengetahuan yang berharga. Dengan mengikuti tren terbaru dan berfokus pada kebutuhan target audiens, optimisasi konten akan membantu perguruan tinggi untuk tetap relevan dan kompetitif di era digital.

3.    Kolaborasi dengan Pihak Eksternal: Meningkatkan kerjasama dengan pihak eksternal untuk mendapatkan tautan balik dari situs otoritatif dan terpercaya. Kolaborasi dengan pihak eksternal menjadi langkah penting bagi perkembangan perguruan tinggi di era digital. Dengan meningkatkan kerjasama dengan situs-situs otoritatif dan terpercaya, perguruan tinggi dapat memperoleh tautan balik yang berharga untuk meningkatkan otoritas situs web mereka di mata mesin pencari. Tautan balik dari lembaga, organisasi, atau media bereputasi akan meningkatkan visibilitas perguruan tinggi di dunia maya dan meningkatkan peringkatnya dalam hasil pencarian. Selain itu, kolaborasi ini juga memperkuat jejaring perguruan tinggi dengan dunia luar, membuka peluang kerjasama akademik, dan memperkenalkan institusi secara lebih luas kepada masyarakat dan calon mahasiswa.

4.    Strategi Media Sosial: Mengembangkan strategi media sosial yang efektif untuk meningkatkan interaksi dan kehadiran di platform digital. Strategi media sosial yang efektif menjadi kunci dalam memperluas kehadiran perguruan tinggi di dunia digital. Dengan mengembangkan pendekatan yang tepat, perguruan tinggi dapat meningkatkan interaksi dengan masyarakat dan calon mahasiswa. Melalui konten yang relevan, informatif, dan menarik, strategi ini akan menarik minat audiens dan mengajak mereka untuk berpartisipasi aktif. Penggunaan platform media sosial yang tepat seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube akan memperkuat citra perguruan tinggi sebagai institusi modern dan progresif. Dengan berinteraksi secara konsisten dan mengikuti tren terkini, strategi media sosial ini akan memberikan peringkat tambah dalam memperkuat brand perguruan tinggi dan menghadirkan dampak positif dalam dunia pendidikan.

Perguruan tinggi yang memiliki tren naik dan naik dalam peringkat Webometric adalah perguruan tinggi yang menunjukkan peningkatan kualitas dan performa institusi di dunia maya secara terus menerus dan konsisten. Perguruan tinggi dengan trend ini adalah perguruan tinggi yang berhasil dan memiliki  komitmen  tinggi untuk meningkatkan kehadiran digital dan kualitas perguruan tinggi di dunia maya, yang berdampak pada citra dan reputasi institusi dalam komunitas akademik dan masyarakat luas. Mempertahankan trend naik adalah program kerja yang harus dan terus dikejar oleh perguruan tinggi, karena banyak yang mencapai peringkat Webometric tinggi tapi mempertahankan dan meningkatkan dalam beberapa tahun kedepan tidak bisa atau mengalami kesulitan. Perguruan tinggi yang mengalami peringkat webometric naik dan naik adalah terdapat dominan ketiga atau hampir sebagian kecil perguruan tinggi mengalami seperti ini.

Perguruan tinggi yang memiliki tren turun dan turun dalam peringkat Webometric adalah perguruan tinggi yang menunjukkan penurunan kualitas dan performa institusi di dunia maya. Maka diperlukan pada perguruan tinggi tersebut untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan mengidentifikasi masalah yang ada, kemudian mengambil langkah-langkah perbaikan sesuai dengan faktor-faktor pengukuran yang dilakukan oleh Webometric. Perguruan tinggi yang mengalami peringkat Webometric turun dan turun adalah dominan kedua atau perguruan tinggi hampir sebagian menengah mengalami seperti ini.
Perguruan tinggi yang memiliki tren naik dan turun atau sebaliknya dalam peringkat Webometric menunjukkan ketidak stabilan kualitas dan performa institusi di dunia maya dalam beberapa tahun. Karena terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tren naik dan turun peringkat Webometric tersebut atau bisa dikatakan tidak stabil dan tidak bisa mempertahankan visibilitas, reputasi, dan citra perguruan tinggi terhadap calon mahasiswa dan kerjasama dengan lembaga lain. Perguruan tinggi yang mengalami peringkat Webometric naik dan turun adalah dominan pertama atau hampir sebagian besar perguruan tinggi mengalami hal seperti ini.

Kesimpulan

Fenomena naik turunnya peringkat Webometric bagi perguruan tinggi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kompleksitas dunia digital dalam mempengaruhi kualitas pendidikan tinggi. Penting bagi perguruan tinggi untuk mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi peringkat Webometric pada perguruan tinggi dan berupaya secara strategis untuk konsisten dan meningkatkan kinerja perguruan tinggi di dunia maya guna mencapai posisi unggul di tingkat nasional maupun internasional. Menurut penulis salah satu faktor yang dominan dan dapat mempengaruhi peringkat Webomatric adalah web impact factor perguruan tinggi,  web impact factor perlu konsisten dan ditingkatkan sehingga dapat lebih dikenal pada dunia internasional. Kemudian faktor lain adalah jumlah inlink dan eksternal link juga dapat mempengaruhi web impact factor, disamping kekayaan isi website dan visibility. Konsistensi untuk melakukan penambahan jumlah inlink dan eksternal link dapat dilakukan dengan membuat blog untuk dosen, staf, dan mahasiswa dengan subdomain website perguruan tinggi dan menambahkan halaman berbahasa Inggris. Kekayaan isi web dapat dilakukan dengan mengunggah portfolio, materi ajar, dan perangkat mengajar.

***

*) Oleh: Prof Dr Suhartono S.Si M.Kom; Lembaga : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ; Founder Lembaga Kursus dan Pelatihan Artikel Bibliomterik.

*) Tulisan ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES