Kopi TIMES

Bahaya Antimon di Plastik Kode Satu

Rabu, 29 Mei 2024 - 12:32 | 415.87k
Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.
Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PADANG – Selama hampir 30 tahun belakangan ini, air minuman kemasan semakin popular dan mencapai penjualan yang tertinggi di dunia. Hal ini disebabkan kebiasaan ataupun gaya hidup manusia telah bergeser kearah yang praktis dan hemat waktu dalam menjalani kehidupan. Sebagian besar air kemasan ini di jual dalam kemasan botol polietilen terftalat (PET) yang berkode 1. 

PET tidak hanya popular sebagai kemasan air tetapi juga digunakan sebagai kemasan minuman lain seperti jus, minuman bersoda serta untuk kemasan makanan seperti toples selai kacang. Kepopuleran PET ini juga dapat dilihat dari data produksi botol PET yang dilansir oleh statista.com yaitu hampir 485 miliar botol PET diproduksi pada tahun 2016 dan meningkat pada tahun 2021 sebanyak 583 miliar. 

Advertisement

PET merupakan polimer termoplastik yang termasuk dalam keluarga polyester. PET disintesis melalui reaksi polimerisasi monomer petroleum asam tereftalat dan etilen glikol dengan katalis antimon (Sb), titanium atau germanium. Antimon digunakan sebagai katalis yang paling banyak pada produksi PET karena memiliki harga yang paling murah. Dengan proses sintesis dan katalis dari antimon maka kemasan PET memiliki sifat transparan/tembus pandang, jernih, dan kuat, barier terhadap gas dan air.

Antimoni adalah senyawa putih perak semi logam yang berbentuk kristal. Senyawa Antimon Trioksida (Sb2O3) ini dapat terakumulasi dalam makanan/minuman yang ada dalam plastik jika kemasan tersebut terpapar pada suhu yang tinggi dalam waktu yang lama. 

Menurut Fei J-C, et al. (2017) dalam tulisan “Health and ecological risk assessment of heavy metals pollution in an antimony mining region: a case study from South China”, kontaminasi Antimon Trioksida dapat membahayakan kesehatan manusia seperti mual, muntah, diare, dan iritasi kulit sedangkan paparan kronis dapat meningkatkan lipoprotein densitas rendah (LDL) dan menurunkan gula darah.

Walaupun adanya resiko cemaran antimoni trioksida, penggunaan PET sebagai kemasan minuman dan makanan masih tergolong aman dibandingkan dengan polyvinyl chloride (PVC) dan polystyrene (PS). Penggunaan PET sebagai kemasan makanan dan minuman di wajibkan untuk tidak menggunakan lebih dari satu kali atau kemasan ini dikenal sebagai kemasan sekali pakai. Tidak hanya itu, kemasan plastik berkode satu ini juga sangat sensitive dengan suhu dan umur pemakaian. 

Lapisan polimer atau antimon pada kemasan plastik PET dapat larut pada suhu 50°C ke atas. Pelepasan antimoni ini dapat terjadi dengan cepat dan larut pada makanan dan minuman disimpan pada kemasan ini. Dari jurnal yang telah dipublikasikan oleh Allafi, A.R. (2020) yang berjudul “The effect of temperature and storage time on the migration of antimony from polyethylene terephthalate (PET) into commercial bottled water in Kuwait” dapat diketahui bahwa penyimpanan botol plastik pada suhu yang tinggi dan berkepanjangan dapat menyebabkan tingkat kontaminan maksimum melebihi 6 ppb. 

Suhu penyimpanan yang paling aman untuk menyimpan minuman dan makan pada kemasan PET adalah suhu 25°C. Oleh karena itu, disarankan agar pasar komersial tidak menyimpan air kemasan pada suhu tinggi dalam waktu yang lama terutama pada daerah yang memiliki cuaca panas. 

Konsumen juga diharapkan untuk tidak mengkonsumsi air minum yang telah ditinggalkan dalam kendaraan dan/atau area tertutup karena suhu akan meningkat dalam kondisi tersebut dan menyebabkan migrasi antimoni dari kemasan ke minuman.

Tidak hanya untuk suhu penyimpanan minuman dan makanan yang telah dikemas menggunakan PET tetapi yang juga harus diperhatikan adalah jangan menyimpan makanan dan minuman panas pada kemasan PET ini seperti memasukan air hangat pada kemasan PET. Selain itu, jangan menggunakan kemasan plastik PET sebagai wadah untuk merebus minuman ataupun makanan. 

Minuman dengan kemasan PET juga jangan dipaparkan terhadap gelombang mikro (pada microwave) karena akan menimbulkan panas pada partikel PET sehingga meningkatkan level antimoni secara signifikan.

***

*) Oleh : Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES