Kopi TIMES

Teori Pendidikan Konvergensi Dalam Islam

Rabu, 04 September 2024 - 13:44 | 34.56k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan merupakan kebutuhan yang amat penting dalam memberikan arahan kepada manusia guna membentuk karakter dan cara pandang individu dalam menjalani kehidupan. Kebahagiaan dan cara pandang manusia akan sangat bergantung pada tingkat pendidikan, sebab Pendidikan adalah menumbuhkan pikiran dan mengatur tingkah laku dan perangai manusia oleh karena itu pendidikan merupakan bekal yang paling asasi bagi manusia dalam mengemban amant Tuhan sebagai khalifah (wakil) Tuhan di muka bumi.

Pendidikan dalam pandangan Islam merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada Allah dan faktor utama bagi manusia untuk mengemban tugas kekhalifahannya di bumi. Pendidikan dalam pengertian tarbiyah dan ta'lim sangat penting dalam rangka mencerdaskan akal sekaligus membentuk mental kejiwaan peserta didik. Islam tidak memisahkan ilmu dan amal, sehingga pendidikan tidak netral atau bebas nilai, tapi justru harus dilandasi nilai-nilai moral Islam. Islam memandang perlunya "keberpihakan" pendidikan kepada misi diciptakannya manusi di dunia, yakni pengabdian kepada Allah dan memegang amanat kekhalifaan di bumi.

Advertisement

Hal tersebut harus dimulai sedini mungkin sehingga nilai-nilai Islam tertanam kokoh dalam akal dan jiwa. Teori konvergensi sejalan dengan ajaran Islam, karena Islam mengakui adanya perbedaan potensi dan kualitas seseorang, namun Islam juga mengakui peranan pendidikan dan lingkungan dalam rangka mencerdaskan akal pikiran manusia.

Teori konvergensi sebagai sintesa yang memadukan kedua teori sebelumnya. Banyak yang memposisikan pendidikan Islam berada tepat pada aliran konvergensi mengingat banyaknya dalil-dalil dari al-Qur’an dan hadits sebagai sumber utama pendidikan Islam. Dalam pandangan umum, pendidikan diyakini sebagai ikhtiar utama menggagas dan mengarahkan manusia menuju kepribadian paripurna. Dipahami pula bahwa manusia adalah core dari pendidikan itu. Atau dengan kata lain manusia adalah subyek dan obyek pendidikan.

Dalam upaya memaksimalkan peran pendidikan untuk mencapai tujuannya berbagai konsep, langkah dan pendekatan coba  dimunculkan dalam proses pendidikan itu. Maka untuk memaksimalkan konsep, langkah dan  pendekatan pendidikan ini maka upaya perenungan dan penggalian hakekat manusia dan pendidikan terus didalami. Dalam kaitan inilah telah muncul berbagai aliran terkait peran manusia dalam pendidikan. Setidaknya ada tiga teori yang muncul terkait dengan tema tersebut dan sangat banyak berpengaruh dalam memunculkan konsep, langkah dan pendekatan dalam proses pendidikan. Ketiga aliran yang kemudian dinobatkan sebagai the grand teory itu adalah aliran empirisme, nativisme dan konvergensi.

Konsep ekstrim yang ditunjukkan oleh aliran empirisme dan nativisme mendorong banyak pengamat melihat posisi pendidikan Islam lebih dekat dengan aliran konvergensi dibanding dua aliran sebelumnya. Akan tetapi bagaimana persisnya posisi pendidikan Islam dalam melihat peran manusia dalam pendidikan? Tulisan ini mencoba mengelaborasinya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kosep konvergensi ini dipilih penulis sebagai obyek analisis dalam diskurus tentang peran manusia dalam pendidikan mengingat kuatnya pengaruh konsep ini dalam  pemikiran para pakar terutama pada disiplin ilmu psikologis dan pendidikan. Sebelum masuk kepada pokok masalah terlebih dahulu diuraikan sekilas tentang pendidikan Islam sebagai basis analisis.

Kata Islam yang mengiringi kata pendidikan dalam ungkapan pendidikan Islam memiliki makna keterkaitan dan keterikatan pendidikan itu dengan ajaran Islam. Oleh karena itu pendidikan Islam dimaksudkan sebagai upaya sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada terdidik sesuai dengan konsep Islam agar menjadi hamba Allah yang paripurna. Maka seluruh bangunan system pendidikan Islam baik dari landasan filosofis, tujuan, konten, metode hingga harus mengacu pada ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits sebagi landasan utama.

Dalam hal memposisikan peran manusia dalam pendidikan sebagaimana yang menjadi diskursus ketiga aliran di atas maka pendidikan Islam memiliki konsep yang  berdiri sendiri, terbebas dari pengaruh ketiga teori ataupun filsafat pemikiran yang melatarbelakangi munculnya, sebagaimana dipaparkan di atas. Pendidikan Islam hanya mendasari diri pada basis utamanya, Al Quran dan al-Sunnah dalam menyusun dan merumuskan pandangannya termasuk tentang  peran manusia dalam pendidikan. Berbasis pada konsep al-Qur’an dan hadits ini pembicaraan tentang tema yang dimaksud berangkat dari konsep fihtrah yang sangat jelas dan mendasar dalam Islam.

Konsep fithrah yang dianut oleh pendidikan Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits jika diletakkan di tengah tarik-menarik berbagai aliran dalam dunia pendidikan maka ia ibarat penengah yang mendamaikan titik-titik ekstrim aliran-aliran lainnya yang ada. Memahami posisi manusia dalam pendidikan sebagaimana dikonsepkan dalam terminologi fithrah akan membuat terang-benderang bagaimana setiap pihak menakar perannya dalam proses pendidikan sesuai dengan posisinya dalam proses tersebut. (Koesma, Rismiyati,“Konsep Manusia menurut Psikologi Behavioristik; Kritik dan Kesejalanan dengan Konsep Islam”) ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES