Kopi TIMES

Bulan Guru Nasional 2024: Titik Balik Perubahan Pendidikan

Sabtu, 30 November 2024 - 10:38 | 14.88k
Fathin Robbani Sukmana, Pengamat Kebijakan Publik dan Pendidikan.
Fathin Robbani Sukmana, Pengamat Kebijakan Publik dan Pendidikan.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beberapa waktu lalu, publik sempat ramai dan banyak berharap mengenai masa depan pendidikan di Indonesia. Saat Menteri Dikdasmen (dahulu Kemendikbudristek) dilantik, masyarakat berharap sistem pendidikan dikembalikan seperti dulu, dan tentunya guru yang menjadi bagian dari tenaga pendidik pun berharap banyak pada Mendikdasmen.

Salah satunya adalah profesionalitas guru. Saya jadi teringat, kawan saya, yang memaksa dirinya untuk bisa mengikuti Pendidikan Profesi Guru, karena menurutnya menjadi guru bukan soal pendapatan saja, akan tetapi harus profesional secara maksimal agar proses belajar mengajar bukan sekadar transfer knowladge, akan tetapi bisa mengasah cara berpikir anak didik.

Advertisement

Tentu saya cukup kagum dengan pola pikir kawan saya, karena banyak rumor yang beredar, bahwa anak-anak muda tidak ingin menjadi guru karena gajinya yang kecil, padahal kebutuhan guru di Indonesia belum merata, sehingga proses pendidikan sedikit tidak merata, ditambah banyak masyarakat yang menilai sistem pendidikan yang kurang bersahabat.

Profesionalitas guru tentu sangat dibutuhkan di era perubahan informasi begitu cepat, agar peserta didik dapat memahami konteks dari pelajaran itu sendiri, dan tentu tugas seorang guru semakin berat selain menjaga proses pembentukan karakter pelajar, mereka juga harus mengerjakan administrasi sebagai kewajibannya.

Bulan Guru Nasional sebagai Titik Awal

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah setelah dilantik langsung bergerak cepat salah satunya adalah meluncurkan bulan guru nasional yang diyakini sebagai wujud apresiasi atas peran guru dalam mendidik generasi penerus bangsa dan juga untuk memeriahkan Hari Guru Nasional.

Dalam peluncuran ini, Abdul Mu’ti berharap agar rangkaian bulan guru nasional berjalan dengan lancar dan dapat menciptakan guru yang hebat menuju Indonesia kuat, tentu hal ini perlu didukung oleh banyak pihak khususnya mereka yang fokus dalam dunia pendidikan.

Program Bulan Guru Nasional diluncurkan agar guru bisa menjadi salah satu aspek yang dapat membangun sumberdaya manusia unggul melalui pendidikan, karena dalam kabinet Presiden Prabowo berkomitmen untuk menyelenggarakan program wajib belajar 13 tahun dari usia PAUD hingga usia sekolah menengah.

Maka menurut Mendikdasmen, peran guru menjadi sangat penting untuk mendidik generasi muda dan tidak akan tergantikan oleh teknologi, maka profesionalitas guru dalam program ini sangat dibutuhkan bahkan di semua jenjang pendidikan.

Bahkan Kemendikdasmen mengungkapkan tiga syarat untuk mewujudkan guru yang profesional dan sejahtera. Pertama adalah sertifikasi guru, bahkan kabarnya Mendikdasmen akan membantu guru yang belum memiliki Ijazah baik Diploma IV maupun Strata 1.

Syarat kedua adalah peningkatan kompetensi guru yang berkelanjutan, ada empat kompetensi guru yang harus dibangun bersama yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang akan ditingkatkan melalui pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru.

Syarat yang ketiga kesejahteraan guru yang harus ditingkatkan, karena guru bermutu, guru berkualitas dan guru hebat itu salah satu indikatornya adalah harus sejahtera sehingga mereka fokus selain untuk meningkatkan kualitas diri, mereka dapat mengajar dengan tenang untuk memaksimalkan proses pembelajaran.

Titik Balik Perubahan Pendidikan

Peluncuran Bulan Guru Nasional tentu harus kita apresiasi, apalagi tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan profesionalitas guru. Banyak juga yang memberikan harapan bahwa Bulan Guru Nasional menjadi titik balik perubahan pendidikan di Indonesia.

Alasannya mudah, karena kualitas guru yang harus diperbaiki terlebih dahulu baru perlahan sistem dan proses akan mengikuti. Semua yang direncanakan sudah bagus, namun tentu implementasinya perlu usaha yang lebih karena tidak semua kondisi guru sama, bahkan dari segi usia saja banyak yang mulai memasuki usia senja.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Bulan Guru Nasional menjadi titik balik perubahan pendidikan, pertama tentu saja melakukan evaluasi program yang sudah ada sebelumnya sehingga bisa terlihat lubang-lubang yang perlu diperbaiki dan mana yang bisa dilanjutkan sehingga program Bulan Guru Nasional bisa dijalankan secara maksimal.

Selanjutnya adalah pemetaan Sumber Daya, mulai dari profil, kompetensi dasar hingga lama mengajar karena hal tersebut akan menentukan prioritas peserta Pelatihan Profesi Guru, jangan sampai guru senior terlupakan karena faktor usia maupun faktor lainnya yang bisa menghambat pelatihan.

Terakhir adalah pengawal program harus dilakukan dari Kementrian, Dinas Pendidikan hingga Satuan Pendidikan yang terintegrasi, agar proses monitoring program lebih mudah terpantau, bukan saja soal pelatihannya, namun bisa memastikan bagaimana kondisi kesejahteraan guru setelah mengikuti pelatihan. Dan jika sukses, perlahan perubahan pendidikan akan terlihat jelas dan terasa dampaknya

***

*) Oleh : Fathin Robbani Sukmana, Pengamat Kebijakan Publik dan Pendidikan.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES