Teknologi Komunikasi dan Transformasi Penjualan Digital

TIMESINDONESIA, KALIMANTAN TIMUR – Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat di era globalisasi telah merevolusi berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia perdagangan. Kemunculan e-commerce, media sosial, dan mobile marketing telah membentuk model baru dalam penjualan digital, yang menuntut adaptasi dan inovasi dari para pelaku bisnis.
Transformasi ini sejalan dengan konsep-konsep yang diutarakan oleh para pakar ilmu komunikasi, yang menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dan pemanfaatan teknologi untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Advertisement
Salah satu konsep kunci dalam ilmu komunikasi adalah model komunikasi Shannon-Weaver, yang menggambarkan proses komunikasi sebagai transfer informasi dari sumber ke penerima melalui saluran tertentu.
Di era digital, saluran komunikasi menjadi semakin beragam, mulai dari website dan email hingga platform media sosial dan aplikasi chat. Keberagaman ini memungkinkan penjual untuk berinteraksi dengan pelanggan secara lebih personal dan real-time, sesuai dengan preferensi masing-masing.
Hal ini sejalan dengan pemikiran Everett Rogers dalam Teori Difusi Inovasi, yang menekankan pentingnya saluran komunikasi dalam penyebaran inovasi. Penjual digital yang efektif memanfaatkan berbagai saluran untuk memperkenalkan produk dan membangun brand awareness.
Marshall McLuhan, dengan konsep "medium is the message", menekankan bahwa media komunikasi itu sendiri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pesan yang disampaikan.
Di era digital, media tidak hanya sebagai alat penyampai pesan, tetapi juga membentuk cara kita berinteraksi dan bertransaksi. User interface yang menarik, konten visual yang kreatif, dan customer experience yang positif menjadi faktor penting dalam kesuksesan penjualan digital.
Selain itu, teori uses and gratifications menjelaskan bahwa individu menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Dalam konteks penjualan digital, pemahaman atas kebutuhan dan motivasi pelanggan menjadi krusial.
Penjual harus mampu menawarkan produk dan layanan yang relevan dengan target pasar, serta menciptakan konten yang informatif dan menghibur.
Perkembangan teknologi komunikasi juga memunculkan tantangan baru, seperti information overload dan filter bubble. Penjual digital perlu mengembangkan strategi komunikasi yang efektif untuk menembus noise dan menjangkau target audiens yang tepat.
Pemanfaatan big data dan artificial intelligence dapat membantu dalam menganalisis perilaku konsumen dan mempersonalisasi pesan pemasaran.
Secara keseluruhan, perkembangan teknologi komunikasi di era globalisasi telah menciptakan peluang dan tantangan baru bagi para pelaku bisnis.
Dengan memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep ilmu komunikasi, penjual digital dapat membangun strategi yang efektif untuk menjangkau pelanggan, meningkatkan brand awareness, dan mencapai kesuksesan di pasar yang semakin kompetitif.
***
*) Oleh : Johantan Alfando Wikandana Sucipta, M.I.Kom, Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Rizal Dani |