Kopi TIMES

Implementasi Sifat Tasamuh, Tawasuth, Tawazun, serta I'tidal

Senin, 28 April 2025 - 13:28 | 12.98k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tentu merupakan satu bentuk pengetahuan yang populer di kalangan banyak orang, rahmat dalam bahasa Arab berarti perasaan halus yang mendorong seseorang untuk memberikan kebaikan kepada yang dirahmati (Suud dan Syukron, 2009).

Dalam hal ini tentu saja kita harus menerjemahkan Islam itu tidak hanya dalam konteks ideologi saja namun disamping itu Islam juga menawarkan berbagai macam konsep kehidupan bersosial, konsep kehidupan sosial yang ditawarkan oleh Islam antara lain adalah pertama, tasamuh, secara bahasa tasamuh memiliki arti toleransi, tasamuh adalah salah satu konsep dalam hidup bersosial, toleransi adalah menerima keberadaan yang lain, seseorang yang memiliki sikap tasamuh cenderung berperilaku terbuka kepada yang lain, ia tidak gagap dalam mengahadapi perbedaan yang ada, ia mampu hidup dan berkembang di tengah berbagai macam perbedaan yang meliputi kehidupannya, sikap tasamuh merupakan konsekuensi logis dari adanya perbedaan itu sendiri, sebab sunnatullah yang berlaku di bumi adalah bagian yang tidak mampu diubah oleh manusia, kenyataan hidup telah menegaskan kepada kita bahwa pluralitas merupakan ciri kehidupan itu sendiri, dalam hal ini searah firman Allah "Jika Allah berkehendak niscaya Allah akan menjadikan kalian umat yang satu, atau dalam firman Allah yang lain, wahai manusia sesungguhnya kami menciptakan kalian laki-laki dan perempuan kami jadikan kalian sebagai orang yang memiliki kabilah-kabilah agar kalian saling mengenal satu sama lain" (QS.Al-Hujurat: 13).

Advertisement

Kedua, tawassuth. Tawassuth dapat diartikan sebagai berpijak di tengah, tidak ekstrem (baik ke kanan maupun ke kiri), moderat, namun mempunyai pendirian dan sikap. Khairul umur awsathuha (sesuatu yang paling baik adalah pertengahannya). Tawassuth adalah kadar yang menata pola pikir, yakni bagaimana sebaiknya kita memfokuskan gagasan gag kita. Dalam bentang sejarah, kita mendapatkan bahwa kadar atau nilai tersebut menjelma dalam gagasan para ulama-ulama ahlussunnah wal jamaah, dalam Islam sikap moderat merupakan inti dari ajaran Islam itu sendiri, dalam hal ini misalnya Islam melarang seseorang untuk memiliki sikap boros namun Islam juga melarang seseorang untuk memiliki sikap pelit, kedua sikap tersebut dilarang oleh Islam sebab keduanya cenderung ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrim kiri, perpaduan antara boros dan kikir adalah sikap dermawan, dalam konteks sikap sosial Islam lebih menekankan kita kepada sikap moderat baik ketika itu berhubungan dengan diri sendiri maupun dalam berhubungan dengan Tuhan, oleh sebab itu dalam konteks berhubungan dengan Tuhan, Islam menekankan agar seorang muslim tidak selalu berada dalam konteks ibadah kepada Allah, namun jalur yang ditempuh oleh Islam adalah jalan pertengahan, keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat merupakan jalan yang dianjurkan oleh Islam (Thalhah, 2015).

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Ketiga, tawazun. Kawasan sendiri memiliki arti keseimbangan, setiap pergerakan akan mampu berjalan dengan baik apabila ada sebuah keseimbangan yang stabil, keseimbangan juga memiliki arti lain sebagai berfungsinya setiap elemen agar mampu menciptakan keseimbangan dalam suatu gerak, sehingga hasil yang diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang dinamis.

Keempat, ta'adul. Maksud dari ta'adul adalah kesamarataan atau keadilan, sikap ini mengambarkan pola sikap yang bulat antara tasamuh, tawazun, dan tawasuth, keadilan itulah yang sebenarnya merupakan inti sikap dari prinsip ahlussunnah wal jamaah, bahkan ia merupakan ajaran universal Islam itu sendiri. Setiap pemikiran individu, relasi sosial serta kehidupan bersama harus selaras dan didasari oleh sikap keadilan, namun penggunaan ta'adul di sini lebih merujuk kepada kehidupan sosial, yaitu nilai kebenaran yang mengatur secara penuh dan total terkait masalah pendidikan, budaya, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Dalam catatan riwayat Nabi Muhammad SAW telah membuktikan contoh dan aplikasi dari sikap ta 'adul terlihat jelas di dalam masyarakat Madinah, konsep yang dibangun oleh Rasulullah untuk menjadi basis kehidupan bersama adalah suatu sikap keadilan (Sukharja, 2014). Sehingga dalam hal ini nabi Muhammad mampu mewujudkan masyarakat yang memiliki nilai peradaban, hal ini tentu menjadi contoh bagi para kaum muslimin setelah Rasulullah wafat, Umar bin Khattab adalah satu contoh yang nyata dalam sejarah, bagaimana selayaknya kehidupan muslim dibangun di atas pondasi dan nilai keadilan. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES