Puthu Lanang, Jajanan Legendaris Malang Kecintaan Para Pejabat

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Warga Kota Malang tentu tak asing lagi dengan keberadaan jajanan legendaris bernama Puthu Lanang. Jajanan manis yang terletak di gang kecil Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kota Malang ini selalu ramai pembeli.
Tak khayal, Puthu Lanang yang buka setiap hari pukul 17.30 WIB tersebut selalu banyak pelanggan yang rela antri panjang demi mendapatkan jajanan manis khas Malang tersebut.
Advertisement
Salah satu penjual bernama Edi (30) mengatakan, jajanan manis yang kerap diburu oleh masyarakat, ternyata juga dicintai oleh pejabat dan elit politik. Salah satunya, yakni Megawati Soekarnoputri.
"Saya ikut jualan sejak tahun 2011. Itu kata pak Siswoyo (anak pendiri Puthu Lanang) sering didatangi pejabat. Setahu saya, Bu Megawati dan lainnya banyak juga," ujar Edi, Senin (12/6/2023).
Jajanan manis Puthu Lanang ini memang kerap kali habis cepat. Apalagi, saat didatangi selalu mengantri panjang dan harus sabar menunggu.
Bahkan, setiap hari jajanan manis di Puthu Lanang ini bisa habis dalam waktu singkat, yakni 3,5 jam saja.
Selain kue putu yang menjadi primadona, di lokasi tersebut juga menjual jajanan manis lain, yakni klepon, cenil dan lapis. Harga satu porsinya, dibandrol Rp15 ribu.
Dalam sehari, Puthu Lanang bisa menghabiskan 600 sampai 700 kue yang ludes terjual. Jajanan sebanyak ini mampu menghabiskan sekitar 100 buah kelapa dan tepung sebanyak 50 kilogram.
"Saat momen libur panjang, tepung bisa habis 70 kilogram, karena lebih ramai. Yang datang ya kebanyakan orang luar daerah," ungkapnya.
Ia menceritakan, Puthu Lanang ini telah berdiri sejak tahun 1935. Jajanan manis khas Malang ini dirintis oleh pendirinya bernama Supiah dan sang suami bernama Abdul Jalal.
Mulanya, kedua pasangan suami istri tersebut berjualan putu keliling dengan menggunakan gerobak pukul.
Lalu, Supiah berjualan di lokasi saat ini dan masih dikenal dengan nama Puthu Celaket. Hal tersebut, karena lokasinya berada di kawasan Celaket, Kota Malang.
Seiring berjalannya waktu, banyak penjual kue putu di Malang yang mengaku cabang dari warung tersebut. Akhirnya, pemilik asli pun mematenkan brand Puthu Lanang di tahun 2003 silam.
"Iya sudah ada hak patennya," katanya.
Menurutnya, banyaknya pengunjung yang datang dan rela antri untuk mendapatkan Puthu Lanang, karena penjual bisa menjaga cita rasa dan kualitas bahan yang digunakan.
"Misal kalau dulu yang belu orang tuanya, sekarang anaknya. Atau orang asli Malang, tetapi sudah tinggal di luar daerah. Ketika ke Malang, dia kangen dengan jajanan Puthu Malang yang sering dibeli dulu, jadi kesini mereka," jelasnya.
Sementara, anak pendiri, Siswoyo (61) menyebut, selain Puthu Lanang kerap kali didatangi Megawati, tokoh lain pun juga pernah menyicipi jajanan manis legendaris tersebut.
Tokoh lain tersebut, yakni Presiden Soeharto yang diketahui pernah mencicipi Puthu Lanang sebelum ia menjadi presiden.
"Ya kebetulan saja, kan waktu itu biasa-biasa saja, belum jadi Presiden (Soeharto), masih militer. Kemudian Bu Megawati di Juanda, Surabaya minta dibuatkan Puthu Lanang. Lainnya ya panglima gitu pernah datang," tuturnya.
Selain para pejabat, ternyata Puthu Lanang juga disukai oleh kalangan artis. Bahkan, pelawak terkenal Andre Taulany pernah mengajaknya untuk bekerjasama, namun tawaran tersebut ditolak.
"Sulit untuk mengembangkan, karena kue yang kita buat fresh. Jadi gak bisa bertahan lama. Sebenarnya dari Jakarta juga banyak yang menawarkan (buka cabang) dengan (modal) Rp1 miliar, ngasih ruko. Itu Andre Taulany juga pernah ngajak kerjasama," katanya.
Namun, Siswoyo hingga kini masih terus memegang prinsip dari orangtuanya untuk terus menjaga cita rasa dan kualitas jajanan yang dibuat.
"Saya menjaga amanat orang tua. Kalau jual nama saja mudah, tapi kalau mempertahankan kepercayaan kan yang sulit," tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |