Yordania dan Maroko Siap Tingkatkan Hubungan Bilateral dengan Indonesia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Duta besar Maroko dan Duta besar Yordania menyatakan akan saling berupaya meningkatkan kerjasama billateral dengan Indonesia, terutama di bidang ekonomi.
Dalam kuliah tamu Hubungan Kerjasama, Maroko, Yordania, dan Indonesia dalam Ekonomi, Pendidikan dan Politik, Universita Brawijaya menghadirkan dua narasumber yakni Duta besar Maroko Ouadia Benabdellah dan Duta besar Yordania Walid Abdel Rahman Jaffal Al Hadid, di ruang sidang Gedung Prof. Ir. Yogi Sugito, Kamis (26/1/2017).
Advertisement
Pada kesempatan itu, Duta besar Maroko Benabdellah menyatakan pihaknya sangat mendukung dan siap meningkatkan kerjasama bilateral dengan Indonesia. Ia menilai kerjasama Maroko dan Indonesia sudah terjalin sejak abad 14, ketika Abdullah Ibnu Battutah datang ke Perlak Sumatera dan saat itu disambut oleh Sultan Samudra Pasai.
Sejak saat itu, Indonesia dan Maroko saling terhubungan, hingga pada akhirnya resmi menjalin hubungan diplomatik di tahun 1960, hingga saat ini. Benabdellah mengatakan saat ini, kedua negara saling mengisi satu sama lain dalam kerjasama ekonomi.
"Maroko mengekspor berbagai bahan mentah seperti fosfat dan fosfor untuk pupuk. Sedangkan Indonesia juga mengekspor berbagai macam produk seperti produk pertanian, tekstil, kopi, minyak, perlengkapan industri dan bahan kimia," katanya.
Selain itu, pihak Indonesia, Maroko dan Yordania juga menjalin kerjasama di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan dengan program pertukaran pelajar. Ini ditujukan untuk pengambangan ilmu pengetahuan dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia antar negara.
Sementara itu, Duta Besar Yordania, Walid menyatakan kesiapannya untuk berkerjasama dalam berbagai bidang termasuk bidang ekonomi dan pendidikan. Ia mengatakan Yordania merupakan negara yang mampu saling melengkapi kebutuhan dengan negara Indonesia.
Sebab, sebagai negara yang berada di tengah benua, Yordania merupakan salah satu negara penghasil pupuk dan potasium yang sangat dibutuhkan untuk negara agrikultur seperti Indonesia.
Sebaliknya, Indonesia yang juga merupakan negara maritim dapat saling melengkapi dengan saling bertukar hasil sumber daya alam, seperti ikan.
Tak hanya itu, Yordan yang memiliki banyak situs kekayaan sejarah religius Islam juga dapat saling bekerja sama dalam bidang pariwisata dengan Indonesia yang memiliki banyak wisata alam.
"Negara kerajaan kami memiliki banyak terjadi sejarah religi, mulai askhabul kahfi, ataupun situs-situs sejarah seperti di Petra," katanya.
Menurutnya, yang terpenting dalam sebuah hubungan bilateral suatu negara, ialah masing-masing negara mengetahui apa kebutuhannya. Dengan demikian setiap negara dapat saling melengkapi dan saling menguntungkan satu sama lain.
"Hubungan bilateral ini harus memiliki sifat saling melengkapi dan win-win solution, untuk dapat saling mendukung kemajuan masing-masing negara," tutupnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |