KH Achmad Muhibbin Dikukuhkan sebagai Guru Besar UIN Surabaya: Langkah Baru Menuju Harmoni Kebangsaan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – dir="ltr">Dengan langkah penuh makna, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya mengukuhkan Prof. Dr. H. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag., sebagai Guru Besar ke-88 di Bidang Ilmu Teologi Islam Kontemporer pada Rabu, 20 Desember 2023. Pengukuhan ini tidak hanya simbol prestasi akademik, tapi juga menandai era baru dalam penelitian dan dialog teologi di Indonesia.
Di tengah suasana khidmat namun hangat, Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., menyampaikan pengukuhan yang menjadi saksi bisu peningkatan kualitas akademik dan kontribusi institusi terhadap masyarakat. Gedung serbaguna UINSA yang terisi penuh oleh para akademisi, mahasiswa, dan tamu undangan, menjadi saksi akan moment bersejarah ini.
Advertisement
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Muhibbin menyampaikan konsep "Teologi Kebhinnekaan", sebuah pendekatan baru dalam memahami Islam yang menekankan pada toleransi dan keharmonisan antarumat beragama.
"Teologi Kebhinnekaan bukanlah tentang menggagas agama baru, melainkan menguatkan pemahaman teologis yang inklusif dan adaptif terhadap tantangan zaman," ucap Prof. Muhibbin.
Kontribusi untuk Harmoni Kebangsaan
Prof. Muhibbin menekankan bahwa pendekatan teologis yang konservatif dan tidak adaptif akan semakin ditinggalkan. "Teologi yang responsif dan mengakomodasi keberagaman adalah kunci dalam menjawab problematika sosial dan keagamaan saat ini," tambahnya.
Dalam pengukuhan ini, Prof. Muhibbin memaparkan tiga pilar utama Teologi Kebhinnekaan, yaitu Fitrah Manusia, Spirit Al-Quran, dan Kehendak Allah. Ketiganya menggambarkan kerangka kerja untuk memahami pluralitas sebagai rahmat, bukan sebagai perpecahan.
Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Akh. Muzakki memberikan apresiasi tinggi atas capaian Prof. Muhibbin. "Ini bukan hanya tentang gelar akademis, tapi juga tentang bagaimana ilmu pengetahuan dapat membawa dampak sosial yang signifikan untuk kebangsaan," kata Prof. Muzakki.
Kehadiran Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, S.T., M.T., dan tokoh-tokoh pesantren Jawa Timur menandakan pentingnya peran teologi dalam membentuk masyarakat yang harmonis dan toleran. Dialog yang tercipta di antara para hadirin menunjukkan harapan besar terhadap kontribusi Prof. Muhibbin dalam diskursus kebangsaan.
Acara pengukuhan ini lebih dari sekadar seremonial akademik; ini adalah refleksi dari kemajuan pemikiran dan dialog keagamaan di Indonesia. Harapan yang dibawa oleh Teologi Kebhinnekaan adalah terbukanya lebih banyak ruang dialog dan pemahaman lintas iman yang berakar pada prinsip-prinsip keadilan, keberagaman, dan toleransi.
Langkah Prof. Muhibbin sebagai Guru Besar Teologi Islam Kontemporer di UINSA Surabaya bukanlah pembuka jalan bagi generasi muda untuk terlibat aktif dalam merajut harmoni kebangsaan melalui pendidikan dan pemahaman teologi yang inklusif. Melalui karya dan pemikirannya, kita dapat mengharapkan kemajuan dalam dialog antariman yang tidak hanya terbatas pada diskusi akademik, tetapi juga praktik nyata di tengah masyarakat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Rifky Rezfany |