Peristiwa Daerah

Cerita Megawati Soal Gempa dan Sistem Peringatan Dini di Jepang

Senin, 08 Oktober 2018 - 16:29 | 35.65k
Megawati di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (8/10/2018) (FOTO; (FOTO: PDI Perjuangan for TIMES Indonesia)
Megawati di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (8/10/2018) (FOTO; (FOTO: PDI Perjuangan for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Indonesia berada di kawasan cincin api (ring of fire) dan samudera yang rawan bencana alam gunung meletus, gempa, hingga tsunami. Salah satu negara lain yang punya karakter sama adalah Jepang. Menurut Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, Jepang masih lebih baik dalam persiapan menghadapi bencana alam dibanding Indonesia.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ini bercerita, dirinya tahu benar bahwa Indonesia belum siap dalam menghadapi bencana. Sejak menjabat wakil presiden hingga presiden yang berakhir di tahun 2004, Megawati terus berusaha memperbaiki manajemen kebencanaan Indonesia. Namun, levelnya belum seperti Jepang.

Advertisement

Diapun menceritakan sejumlah pengalaman dan pengetahuannya tentang Jepang. Satu kali, Megawati berlibur ke Jepang bersama anak dan cucunya.

Saat makan, Megawati dan rombongan memilih sebuah restoran. Mereka naik ke lantai ketiga restoran itu. Saat sedang makan, sebuah gempa terjadi.

"Bergoyang-goyang. Kami hanya satu keluarga orang asing, yang lain orang Jepang. Mereka duduk saja sambil mengunyah. Kami sekeluarga sudah panik. Teman saya orang Jepang lalu bilang, sudah tenang saja," kata Megawati, Senin (9/10/2018).

Begitu tenangnya orang-orang Jepang itu karena sistem peringatan dini bencana (early warning system) dan pendidikan kebencanaannya sangat bagus. Di Jepang, bila gempanya memang berkekuatan besar, sirine langsung berbunyi keras.

Bila berbunyi satu kali, siapapun orangnya, harus segera bergegas ke lapangan terbuka. Sekaligus membawa sebuah back pack yang sudah disiapkan oleh masing-masing pemilik rumah.

Di dalamnya, disiapkan dua setel pakaian, dua selimut, bahan makan untuk dua hari, dan obat-obatan yang diperlukan. "Semua rumah sudah diminta bersiap begitu, dan letak back pack itu tak boleh diganggu agar saat kejadian bisa langsung dibawa," ucapnya.

Bila bunyi sirine dua kali, berarti masyarakat Jepang harus lari menuju jalan-jalan aman. Di Jepang, jalan-jalan untuk menyelamatkan diri bila terjadi gempa atau tsunami sudah disiapkan.

Lokasi-lokasi yang benar-benar aman dari air laut akibat tsunami, sudah ditandai dengan patok-patok kayu. "Sirine ketiga, tak ada lagi lari pelan. Artinya lari secepatnya ke lokasi aman," jelas dia.

Di lokasi aman yang sudah disiapkan, menanti berbagai peralatan pengungsian seperti tenda. "Saya harap yang seperti ini disosialisasikan. Kita contoh Jepang yang punya kewaspadaan sangat baik. Rakyatnya ikut berpikir. Karena sejak setingkat TK, sudah diajarkan cara hidup di sebuah negara yang penuh dengan bencana alam," tandas Megawati. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES