Mbah Semi, Setengah Abad Berjualan Kopi Arang

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Ingin menikmati kopi hitam dengan rasa khas, datang saja ke warung Mbah Semi. Warung kecil di Jalan Janoko Kecamatan Pakunden, Kabupaten Ponorogo punya banyak pelanggan setia. Pemilik warung, Mbah Semi adalah perempuan lanjut berusia 90 tahun. Ia hampir setengah abad berjualan kopi Arang.
Mbah Semi meracik kopi dengan cara tradisional. Dia sengaja memilih biji kopi berukuran kecil-kecil dan berwarna hijau. Kopi mentah itu kemudian disangrai menggunakan kreweng (wajan tanah) lalu ditumbuk menggunakan lumpang kayu. Bubuk kopi kemudian disimpan di toples kaca kedap udara agar aromanya terjaga.
Advertisement
"Air untuk kopi direbus pakai api dari arang. Kalau pakai kompor rasanya beda," ujar Mbah Semi sambil menyeduh kopi.
Cukup merogoh kocek Rp 1.500 saja, pengunjung sudah bisa menikmati secangkir kopi arang buatan Mbah Semi. Tersedia aneka gorengan sebagai makanan penyerta. Warung kopi Mbah Semi buka mulai pukul 07.00 sampai 20.00 WIB.
Selain rasa kopinya yang khas, kegigihan Mbah Semi di usianya yang sudah lanjut banyak mengundang simpati. Pelanggan warungnya kerap menyeduh sendiri kopi yang sudah diracik Mbah Semi sekadar ingin membantunya.
Meskipun sebenarnya, Mbah Semi masih mampu melayani pembeli yang dapat datang ke warungnya. Berjualan kopi sudah dijalani Mbah Semi hampir setengah abad.
"Saya berjualan sejak tahun 70-an setelah suami saya meninggal. Meskipun sudah tua saya tidak mau meminta-minta," tuturnya.
Dengan berjualan kopi Arang, Mbah Semi menghabiskan masa tuanya tanpa mengeluh. Pelanggannya pun tetap setia mengunjungi warung kecilnya demi menikmati secangkir kopi arang beraroma khas buatannya. Terutama warga sekitar Jalan Janoko, Kelurahan Pakunden, Kabupaten Ponorogo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Ponorogo |