Hari Pertama Sekolah, Dua Siswi SMA Banyuwangi Pingsan

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Di masa transisi new normal, beberapa sekolah di Kabupaten Banyuwangi mulai menggelar masa orientasi atau masa pengenalan lingkungan sekolah secara tatap muka. Setelah hampir 4 bulan tidak bersekolah, dua siswi didapati pingsan saat mengikuti apel.
Pelaksanaan MPLS tersebut dilakukan di SMAN 1 Giri Taruna Bangsa di Kecamatan Giri, Senin (13/7/2020).
Advertisement
Untuk menghindari kepanikan di tengah wabah virus saat ini, kedua siswi tersebut segera dilakukan pertolongan oleh pihak sekolah bersama TNI dan Polri. Meski sempat dilanda rasa khawatir, para siswa-siswi tetap melangsungkan kegiatan wajib pertama saat masuk sekolah tersebut.
"Masa orientasi ini kami sebut dengan kunjung sekolah. Kita sebelumnya sudah bersurat ke pihak Dispendik maupun Gugus Tugas, dan kegiatan kunjung sekolah dengan tatap muka langsung ini juga sudah disetujui oleh seluruh wali murid," kata Kepala Sekolah SMAN 1 Giri Taruna Bangsa, Mujib.
MPLS ini hanya digelar selama 2 jam. Kurang lebih sebanyak total 314 murid baru diajak untuk saling mengenal. Untuk menghindari kerumunan, pelaksanaan MPLS ini digelar secara berkala selama lima hari.
"Secara berkala masa orientasi ini akan digelar selama lima hari. Per harinya, kita batasi sebanyak 72 peserta saja," katanya.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Cabang Banyuwangi, kebijakan MPLS ini bisa diambil oleh tingkat SMA/MAN dan SMK sederajat. Khusus peserta didik baru tahun ajaran 2020/2021, diperkenankan masuk ke sekolah. Dengan syarat harus mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Ini khusus peserta didik baru atau kelas 10 saja, itupun harus pakai protokol kesehatan yang ketat. Bahkan harus ada angket dari orang tua juga," kata Kepala Dispendik Jawa Timur Cabang Banyuwangi, Istu Handono.
Istu mengatakan, dalam pelaksanaan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah tersebut jadwal masuk para siswa baru dibuat bertahap. "Misal satu hari masuk, satu hari tidak. Bahkan dalam satu kelas hanya dibatasi 18 anak saja. Tentu harus dengan jaga jarak," ujar Istu.
Selain itu, jadwal waktu kegiatan pengenalan lingkungan sekolah oleh siswa baru juga dibatasi hanya tiga jam saja dan tidak boleh lebih dari itu. Ini dilakukan untuk pencegahan Covid-19. "Kalau kelas 11 dan 12 tetap belajar via daring dari rumah sembari menunggu keputusan dari pemerintah," paparnya.
Meski begitu, dalam kebijakan tersebut Dinas Pendidikan Jawa Timur Cabang Banyuwangi tidak memaksakan pihak sekolah untuk mewajibkan siswa baru untuk masuk.
"Ini hanya untuk sekolah yang sudah melaporkan kesiapannya saja. Kalau yang belum siap ya tidak masalah, tapi harus mempersiapkan. Jadi kegiatan pengenalan lingkungan sekolah dilakukan dari rumah lewat online," kata Kadispendik Jawa Timur Cabang Kabupaten Banyuwangi tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |