Sekeluarga di Kota Probolinggo Masih Tinggal di Gubuk Bambu

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Sekeluarga di Kota Probolinggo, Jawa Timur, masih hidup dalam kemiskinan. Gubuk bambu yang ditinggali tidak layak huni. Untuk hidup sehari-hari, keluarga ini mengandalkan jasa reparasi barang elektronik. Ironisnya, Dinsos setempat baru tahun ini melakukan pengajuan sebagai penerima manfaat PKH.
Sekeluarga itu adalah pasutri Sugeng dan Dina Anggraeni, warga Jrebeng Lor, Kedopok, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Ia hidup di gubuk bambu, dengan kedua anaknya. Yakni Marlina Wulandari dan Abdul Gofur.
Advertisement
Dari bagian depan, rumah yang ditempati keluarga itu tak nampak seperti rumah. Lebih kepada gubuk tak jelas bentuknya. Karena tidak ada pintu, jendela dan atap teras yang menandakan itu sebuah rumah.
Lubang dinding bambu ada di sana-sini. (FOTO: Happy/TIMES Indonesia)
Bagian depan tempat tinggal keduanya hanya berupa palang-palang bambu. Serta asbes gelombang yang diikat seadanya. Bagian atap rumah hanya berupa genting. Tanpa adanya plafon atau atap kedua. Sebilah anyaman bambu, digunakan sebagai pintu. Untuk menutup jalan masuk ke area kamar.
“Lebih kalau lima tahun kami tinggal di sini. Saya biasanya tidur di dalam sini dengan anak-anak. Sedangkan bapaknya tidur di depan sana, di luar,” tutur Dina, Rabu (9/6/2021) petang.
Di bagian dalam gubuk itu, ada dua dipan. Dengan kasur tua yang sudah lapuk. Ada bekas kulkas, yang digunakan sebagai lemari pakaian. Karena hanya ada sedikit ruang, pakaian lainnya dibiarkan menumpuk di atas sebuah meja kecil.
Dari bagian dalam gubuk itu, bisa melihat langsung langit biru. Karena memang setelah genting, tidak ada plafon atau langit-langit. Melompong dan bolong begitu saja.
“Kalau malam tetap harus menghidupkan kipas angin. Karena nyamuknya begitu banyak. Itupun sudah kami beri obat nyamuk bakar,” imbuh wanita berusia 28 tahun ini.
Sehari-hari, keluarga ini hidup dari hasil menjual jasa reparasi barang elektronik. Seperti kulkas, kipas angin, televisi tabung, magicom dan lain sebagainya. Namun hasilnya pun tak seberapa.
“Yang terpenting itu ada nasi. Urusan lauk bisa belakangan. Yang terpenting juga anak-anak ini, bagaimana mereka bisa makan setiap harinya. Kalau tidak cukup ya kami terpaksa mengalah,” tutur ibu dua anak ini.
Bantuan sembako dari dermawan mulai berdatangan. (FOTO: Imawan for TIMES Indonesia)
Bahkan tak jarang, Sugeng dan Dina menahan lapar. Karena memang tidak ada sesuatu pun yang bisa dimakan. Sebab penghasilan dari reparasi barang elektronik yang dilakoni Sugeng, bergantung pada masyarakat yang menggunakan jasanya.
Sempat Mendapat BST
Bantuan sosial dari pemerintah, Dina menyebut tidak pernah menerimanya. Kecuali bantuan sosial tunai (BST), dampak covid19. Di tahun 2020 hingga awal 2021. Namun akhirnya bantuan itu juga terhenti.
Kasi Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos), Dinas Sosial Kota Probolinggo, Fitria Septiawati menyebut, jika keluarga ini sudah pernah menerima BST, hingga Maret 2021 lalu. “Penghentian bansos itu, karena keluarga ini sudah kami daftarkan sebagai penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH),” katanya.
Namun hingga saat inipun, PKH masih belum ada kejelasan. Sementara bansos lainnya juga sudah tidak diterima oleh keluarga ini.
Sementara soal bantuan rumah tidak layak huni (RTLH), posnya bukan ada di Dinsos. Melainkan ada di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR). Tak hanya itu, upaya perbaikan pada tempat tinggal keluarga ini, juga ada masalah lain. Yakni terkait dengan status dan hak kepemilikan tanah.
“Bisa diperbaiki, asalkan ada kejelasan status tanah itu,” tandas Fitria.
Tanah yang didiami oleh gubuk tempat tinggal Dina dan Sugeng itu masih dimiliki keluarga besar mereka. Jika sampai didirikan bangunan semi permanen atau diperbaiki, maka akan mengundang reaksi dari saudara dan kerabat yang bersangkutan.
Perbaikan Rumah Diupayakan Secepatnya
Sejumlah pihak pun berupaya memberikan bantuan kepada pasutri yang tinggal di gubuk bambu ini. Salah satunya dari DPD Nasdem Kota Probolinggo. “Ini urusan sosial, kami berupaya membantu semaksimal mungkin. Salah satunya dengan memberikan paket sembako pada keluarga Pak Sugeng ini,” kata Ketua DPD Nasdem, Zulfikar Imawan.
Selain bantuan insidentil itu, pihaknya melalui fraksi Nasdem di DPRD Kota Probolinggo juga akan melakukan sejumlah upaya bantuan. Utamanya untuk perbaikan rumah. “Harus segera diperbaiki itu, tidak layak sekali untuk ditinggali,” kata lelaki yang akrab disapa Iwan itu.
Sesuai dengan slogan partai dengan warna dominan biru itu. Yakni gerakan perubahan. Maka pihaknya berkewajiban membantu pemerintah dalam bidang sosial, di tengah pandemi covid19 yang masih belum berakhir ini.
Pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan dinas terkait, di Kota Probolinggo. Untuk perbaikan gubuk bambu warga Jrebeng Lor itu. Sejauh ini, perbaikan masih terkendala beberapa hal. Ada syarat-syarat yang harus diselesaikan. Sebelum proses perbaikan dilakukan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |