Menengok Kesehatan Lansia di Panti Jompo Bondowoso Saat Pandemi Covid-19

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Keberadaan panti jompo atau UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW) Bondowoso sangat bermanfaat bagi masyarakat lanjut usia (Lansia). Berbagai kegiatan positif diberikan untuk menjaga kondisi fisik dan kejiwaan mereka, apalagi di tengah pandemi Covid-19.
Agar para lansia tidak jenuh dan imunitasnya tetap kuat. Mereka diberikan hiburan musik. Selain itu juga dibuatkan kegitan produktif, seperti membuat telur asin dan sebagainya.
Advertisement
Kasubag TU UPT PSTW Bondowoso, Didik Maryanto mengatakan, total ada 100 Lansia. Jumlah tersebut sudah sesuai daya tampung wisma.
"Kita kan di sini menyantuni 100 Lansia terlantar. Pertama pengasramaan, mencukupi makan mereka, menjaga kesehatan dan mencukupi pakaian mereka," katanya.
Kegiatan produktif untuk mengisi kekosongan waktu para lansia (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Bahkan para lansia tersebut sudah menerima vaksin Covid-19 sebanyak dua kali. Selain itu juga diswap antigen. "Ya, sudah menerima vaksin tahap dua," ungkapnya
Pihaknya pun sudah bekerja sama dengan pihak Puskesmas dan rumah sakit di Bondowoso untuk pelayanan kesehatan.
"Kalau klien (lansia) mengalami sakit ringan ditangani oleh dua tenaga kesehatan di sini. Tetapi kalau sakit berat, kita minta rujukan Puskemas untuk dibawa ke rumah sakit dan sudah dijamin iuran Jaminan Kesehatan Nasional," paparnya
Adapun kondisi lansia beragam. Mulai kondisi berat, dimana mereka sudah tidak bisa beraktivitas sama sekali. Baik mandi, makan dan semacamnya sudah perlu bantuan.
"Total ada 13 lansia yang kondisinya seperti itu. Tempatnya berdeda, mereka ada di ruang isolasi. Kami nanti juga akan membuat ruang perawatan khusus," paparnya.
Sementara kondisi lansia yang semi berat ada sekitar 20 orang, dan yang ODGJ (Orang dalam Gangguan Kejiwaan) ada 24. Sementara sisanya masih normal secara fisik dan psikis.
Terkait kegiatan pemberdayaan untuk lansia, sebenarnya terkendala fisik yang sudah mulai melemah. Tetapi kegiatan tersebut tetap ada, untuk mengisi kekosongan waktu.
"Seperti membuat telor asin, mebuat seblak, membuat keset. Tetapi memang diutamakan bimbingan keagamaannya," jelas Didik.
Diantara para lansia tersebut, banyak yang masih memiliki keluarga. Bahkan saat pertama diantarkan, petugas meminta keluarga agar lansia tersebut dijenguk minimal sekali dalam sebulan.
"Tetapi kenyataannya sudah berbulan-bulan tetapi tidak dijenguk," imbuh Didik saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.
Saat lansia diserahkan ke panti lansia kata dia, petugas juga membuatkan berita acara dengan pengirim, tentang nasib mereka saat meninggal dunia.
"Kalau posisi mereka di sini saat meninggal, apakah mau diambil atau diserahkan sama kita. Tapi kebanyakan diserahkan kepada kita. Rata-rata yang menyerahkan ke kita justru aparat," jelasnya.
UPT PSTW memang sudah memiliki lahan untuk makam dengan luasan 227 meter, di Tegalampel. Di sanalah mereka dikuburkan jika tak diambil oleh keluarganya.
"Cuma sekarang hampir penuh. Kebetulan ada warga di sekitar siti yang menyumbangkan tanahnya untuk makam," jelasnya.
UPT PSTW di Bondowoso tidak hanya menampung warga setempat. Tetapi juga menampung seluruh dari Indonesia.
"Kemarin dari Goa Sulawesi Sumatera Utara, wilayah kerja kita Bondowoso, Kabupaten Probolinggo, dan Probolinggo Kota, dari Jember dan Pasuruan juga dikirim ke sini," paparnya.
Adapun lokasi panti jompoatau UPT PSTW di Kabupaten Bondowoso, ada di Jalan Jen Pol Sucipto Yudodiharjo, Kelurahan Berlindungan. UPT ini berada di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Total ada 27 petugas yang bekerja di sana, terdiri daribPNS 16 orang, pegawai tidak tetap delapan orang dan tenaga kasar tiga orang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |