Peristiwa Daerah

Sejarah Hari Ini: 18 September, Pemberontakan PKI di Madiun

Sabtu, 18 September 2021 - 13:41 | 275.40k
Penangkapan anggota PKI di Madiun oleh TNI dan rakyat. PKI melakukan pemberontakan di Madiun pada 18 September 1948. Pemberontakan ini berhasil ditumpas dalam dua pekan. (foto: wikipedia)
Penangkapan anggota PKI di Madiun oleh TNI dan rakyat. PKI melakukan pemberontakan di Madiun pada 18 September 1948. Pemberontakan ini berhasil ditumpas dalam dua pekan. (foto: wikipedia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTASejarah hari ini mencatat peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Pada 18 September 1948, Partai Komunis Indonesia (PKI) pimpinan Muso melakukan pemberontakan di Madiun, Jawa Timur.

PKI Madiun ialah sebuah gerakan yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah yakni Republik Indonesia dan mengganti landasan negara. Gerakan ini dipimpin oleh Amir Sjarifuddin dan Muso. Dimulai pada pertengahan tahun 1948 dan berpusat di Madiun, Jawa Timur.

Advertisement

pki BPengunjung berfoto di dekat patung yang menggambarkan Muso mengayunkan pedang di atas kepala seorang tokoh di areal Monumen Korban Keganasan PKI 1948 di Kresek, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. (Antara Jatim/Foto/Siswowidodo)

Peristiwa ini dipicu bebeapa faktor. Yang pertama jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin akibat ditanda-tanganinya perjanjian Renville yang sangat merugikan Republik Indonesia.

Setelah tidak lagi menjadi Perdana Menteri, Amir membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang kemudian berkerjasama dengan organisasi berpaham kiri seperti Partai Komunis Indonesia, Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) dll.

Kedua, kedekatan Amir Sjarifuddin dengan tokoh PKI Musodan bercita-cita menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia.

Ketiga, propaganda kekecewaan terhadap Perdana Mentri selanjutnya yakni Kabinet Hatta akibat programnya untuk mengembalikan 100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya.

Pemberontakan PKI Madiun diawali dengan melancarkan propaganda anti pemerintah dan pemogokan kerja oleh kaum buruh. Selain itu pemberontakan juga dilakukan dengan menculik dan membunuh beberapa tokoh negara. Seperti Penembakan terhadap Kolonel Sutarto pada 2 Juli 1948, penculikan dan pembunuhan terhadap Gubernur Jawa Timur pertama RM. Ario Soerjo yang kebetulan berkunjung ke Ngawi oleh kelompok Amir pada 10 September 1948. Serta  penculikan dan pembunuhan kepada Dr. Moewardi pada 13 September 1948 yang merupakan tokoh penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Puncak pemberontakan tersebut terjadi pada 18 September 1948. Dalam buku Pemberontakan PKI-Muso di Madiun 18-30 September 1948 yang ditulis Rachmat Susatyo, pemberontakan Madiun dilakukan mulai pukul 03.00 dini hari yang ditandai dengan tembakan pistol tiga kali.

Selanjutnya, pasukan yang dimpin oleh Sumarsono, Dahlan dan Djokosujono bergerak menguasai seluruh kota Madiun, dan melakukan pendudukan kantor-kantor penting seperti Kantor Pos, Gedung Bank, Kantor Telepon, kantor Radio dan Kantor Polisi.

Saat berhasil menguasai Kota Madiun, PKI mengumumkan lahirnya Republik Soviet Indonesia.

pki cWarga menangkap orang yang diduga trkait dengan PKI usai TNI berhasil merebut Kota Madiun dari tangan PKI. (foto: wikipedia)

Menghadapi pemberontakan ini, Presiden Soekarno menerapkan GOM I (Gerakan Operasi Militer) dimana Panglima Soedirman memberi perintah pada Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi II Jateng bagian timur), Kolonel Sungkono (Panglima Divisi I Jatim) agar mengerahkan kekuatan TNI serta polisi dalam menumpas PKI Madiun.

Hanya butuh waktu 2 minggu bagi pemerintah untuk menumpas PKI Madiun. Berkat dukungan rakyat, Madiun bisa direbut kembali pada 30 September 1948.

Beberapa petinggi PKI melarikan diri ke Tionghoa dan Vietnam seperti D.N Aidit dan Lukman. Muso tertembak dalam pertempuran kecil di Ponorogo. Amir Sjarifuddin ditangkap dan ditembak mati.

Untuk mengenang peristiwa kelam itu, telah dibangun sebuah tetenger yang diberi nama Monumen Kresek pada tahun 1987 dan selesai pada 1991. Monumen keganasan PKI ini berdiri di atas lahan 3,5 hektar. Monumen tersebut diresmikan pada 1991 oleh Gubernur Jawa Timur Soelarso.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES