Kisah Nyata Sopir Truk Ekspedisi Lintas Jawa-Sumatera Tak Sadar Masuk Hutan

TIMESINDONESIA, PACITAN – Kisah nyata dialami oleh sopir truk ekspedisi lintas Jawa-Sumatera, Edi Susanto alias Sus (41) warga Baleharjo, Pacitan, Jawa Timur.
Susanto membuka kisahnya yang terjadi pada Tahun 2003 silam saat mengantar barang dari sebuah perusahaan dari DKI Jakarta menuju Pekanbaru, Riau.
Advertisement
"Sekitar 18 tahun yang lalu saya mengalami hal di luar nalar tersesat masuk ke tengah hutan saat masih menjadi sopir ekspedisi dari Jakarta ke Pekanbaru, Riau," katanya, Senin (4/10/2021).
Dirinya menambahkan, selama kurang lebih dua tahun bekerja sebagai sopir ekspedisi baru pertama kali bernasib nahas yang tak lazim.
"Waktu itu berangkat bersama teman dengan mengemudi dua truk tronton muatan sepeda motor dari perusahaan dealer Astra. Selama perjalanan tidak ada hal yang aneh dan biasa saja," ucap Susanto menambahkan.
Selama dua hari dua malam perjalanan, ia melanjutkan kisahnya, setibanya di tempat tujuan dan dijemput seorang bos yang biasa menerima barang.
"Di jalan kami komunikasi dengan seorang bos yang akan menerima barang, di suatu tempat bertemu lalu kami mengikuti arah laju mobil orang tadi tanpa rasa curiga sama sekali," ungkapnya mengingat-ingat.
Lebih lanjut, Susanto mengaku sangat lelah setibanya di lokasi pembongkaran barang sesuai petunjuk si bos yang membawanya.
"Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 waktu setempat, udara dingin dan badan letih membuat kami mengantuk. Bos tersebut menyuruh kami berempat istirahat di tempat yang sudah disediakan, tapi kami menolak dan tidur di dalam truk. Kenek saya tidur di atas kabin," terangnya.
Sebelum tertidur, dirinya bersama tiga temannya masih sempat melihat anak buah si bos yang menerima barang tadi menurunkan barang dari truk untuk dimasukkan ke dalam gudang.
"Masih agak sadar anak buah bos tadi menurunkan barang-barang yang kami angkut, hingga kami terlelap saking lelahnya selama perjalanan jauh," jelasnya kepada TIMES Indonesia.
Angin dingin tiba-tiba membuat Susanto terbangun dari tidur, saat melihat jam waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari dan keadaan menjadi sangat sepi.
"Saya bangun duluan, saat melihat jam sudah pukul 02.00 pagi, orang-orang yang tadi membongkar barang juga tak terlihat. Mencoba menengok sekeliling, betapa kagetnya ternyata ada di tengah hutan gelap gulita," katanya.
Tidak sampai di situ, untuk meyakinkan hal tersebut bukan mimpi Susanto menelpon bos yang tadi menjemputnya di jalan, namun usahanya sia-sia karena tidak ada sinyal seluler.
"Si bos yang kami ikuti tadi ternyata sudah tidak bisa dihubungi, sinyal seluler juga tidak ada, teman-teman juga baru sadar kalau tersesat di tengah hutan. Saya lihat tidak ada bekas ban truk di tanah, ini benar-benar membingungkan," ucapnya merasa aneh.
Sementara itu, Susanto bersama satu sopir lainnya berusaha mencari bantuan kepada penduduk sekitar untuk mencari informasi jalan keluar dari hutan yang menyesatkannya tersebut.
"Terpaksa kami jalan kaki sejauh 1,5 kilometer ke perkampungan untuk menanyakan jalan keluar dari hutan. Akhirnya sesampainya disana saya menelpon pihak Jakarta dan menceritakan apa yang sedang terjadi," terangnya.
Di akhir kisah, pria yang kini berprofesi menjadi sopir ambulance RSUD dr Darsono Pacitan tersebut menceritakan proses evakuasi mengeluarkan dua truk dengan dibantu penduduk setempat membuat jalan baru.
"Bukannya malah untung, bos kami di Jakarta sudah marah-marah, akhirnya terpaksa membuka jalan dan membayar mahal penduduk sekitar untuk membantu membuka jalan hingga bisa keluar dari tengah hutan dengan selamat," ucapnya meratapi kejadian 18 tahun silam.
Pikiran masih carut-marut, ratusan barang ekspedisi juga ludes entah kemana, terpaksa Susanto pulang ke Jakarta bersama temannya dengan tangan kosong.
"Ya mau gimana lagi, kerugian pada waktu itu ratusan juta rupiah, malah lebih. Setelah dua tahun bekerja jadi sopir truk ekspedisi, saya memutuskan pulang ke Pacitan dan menjadi sopir RSUD hingga saat ini," jelasnya mengakhiri kisah nyata tersesat di hutan belantara Pekanbaru, Riau. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |