
TIMESINDONESIA, GORONTALO – Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo Lukman Kasim menegaskan Pemkot Gorontalo sangat mempedulikan kesejahteraan guru yang ada di wilayahnya.
“Menepis adanya sinyalemen menyatakan bahwa guru di Kota Gorontalo menjerit, hal itu sangat mustahil dan jauh dari realitas yang ada,” tegas Lukman, Senin (9/1/2023).
Advertisement
Ia melanjutkan, selama ini Pemkot Gorontalo memiliki komitmen kuat, bukan saja mengatasi adanya kekurangan guru, tetapi juga berkomitmen dalam memberikan perhatian terhadap kesejahteraan guru dengan menyediakan anggaran melalui APBD.
Ia mengungkapkan, rata-rata insentif yang diberikan sebesar Rp 1 juta per bulan kepada para tenaga honorer dibiayai melalui APBD Kota Gorontalo. Untuk tenaga honorer dibiayai melalui dana BOS disesuaikan dengan kemampuan anggaran BOS di masing-masing sekolah.
Lukman menyebutkan, Pemkot Gorontalo menaungi beberapa jenis tenaga honor yang dibiayai melalui APBD yaitu honor guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK) yang jumlahnya sebanyak 64 orang, honor guru agama 27 orang, honor guru PAUD 227 orang, dan honor guru Mulok sebanyak 48 orang.
Selain tenaga honorer berjumlah 336 orang, dia mengatakan, ada juga tenaga honorer lain dibiayai oleh pihak sekolah yang dananya bersumber dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Jumlahnya kurang lebih 318 orang terdiri dari honor guru kelas di SD dan guru mata pelajaran di SMP.
“Adanya kebijakan rekrutmen PPPK sangat membantu daerah dalam mengurangi jumlah tenaga honorer yang dibiayai melalui APBD karena formasi PPPK dananya bersumber dari APBN,” kata Lukman.
Menurutnya, kebijakan rekrutmen PPPK ini sangat membantu daerah dalam mengurangi jumlah tenaga honorer dibiayai melalui APBD karena formasi PPPK dananya bersumber dari APBN.
Pemkot Gorontalo Bantah Insentif Honorer Belum Terbayar
Meskipun demikian, kata Lukman, Pemkot Gorontalo menyadari bahwa insentif guru honor tersebut masih perlu untuk ditingkatkan dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah yang tersedia.
Ia membantah, informasi yang menyatakan bahwa ada yang belum terbayarnya insentif tenaga honor di akhir bulan Desember 2022.
“Insentif untuk Guru Mulok sebanyak 48 orang sudah terbayarkan pada posisi akhir Desember 2022,” tegas Lukman.
Selain itu, Lukman menjelaskan, insentif guru PAUD, PJOK dan agama yang belum terbayarkan di posisi akhir bulan Desember 2022 lebih disebabkan oleh adanya perbaikan sistem penatausahaan keuangan.
Ia mengatakan, sistem pembayarannya memperhatikan penanggalan SPP/SPM dan SP2D untuk menghindari kekeliruan penanggalan dan penatausahaan keuangan dengan masa akhir kerja dari para tenaga honorer sampai dengan tanggal 31 Desember 2022.
“Sehingga itu, Dinas Pendidikan Kota menempuh langkah untuk mengalihkan pembayaran insentif ini ke bulan Januari 2023 setelah semua sistem pengelolaan keuangan daerah telah siap melayani semua kebutuhan anggaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan sudah melalui proses reviu Inspektorat atas semua jenis anggaran belanja yang tertunda sampai bulan Januari 2023,” jelasnya.
Honorer Dapat Tamsil dari Pemkot Gorontalo
Selain insentif dari para tenaga honorer ini, kata Lukman, terdapat pula pembayaran Tambahan Penghasilan (Tamsil) yang dananya bersumber dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Di Kota Gorontalo terdapat sejumlah 235 orang yang menerima Tamsil sebesar Rp 250.000 per bulan yang diterimakan setiap triwulan dan diperuntukkan bagi guru PNS TK/SD/SMP Non-Sertifikasi.
Namun, kata Lukman, di akhir bulan Desember 2022, posisi pembayaran Tamsil tertunda, karena data penerima Tamsil tahun 2021 sebanyak 112 orang mengalami perubahan dimana tahun 2022 atau bertambah menjadi 235 orang. Jumlah itu berasal dari PPPK 5 orang dan CPNS 118 orang, sehingga terdapat selisih data penerima sebanyak 123 orang.
“Disisi lain pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sampai dengan pertengahan tahun 2022 baru menyiapkan anggaran Tamsil hanya untuk 112 orang, sementara tambahan calon penerima sebanyak 123 orang belum tersedia sampai dengan pertengahan tahun 2022,” ujarnya.
Ia mengatakan, dana tambahan Tamsil untuk 123 orang baru masuk dan dapat diketahui setelah APBD Perubahan disahkan sehingga belum sempat ditatausahakan pada APBD Perubahan,” jelas Lukman
Lukman menambahkan, mengingat besarnya selisih jumlah penerima dana Tamsil yaitu sebanyak 123 orang, maka pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota menempuh langkah untuk meluncurkan anggaran ini ke bulan Januari 2023.
Langkah itu dilakukan agar semua calon penerima dana Tamsil dapat dilayani dengan baik, merata dan berkeadilan agar tidak terjadi diskriminasi pelayanan.
Lukman menyebutkan, Pemerintah Kota melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sangat menghargai pelaksanaan tugas dan jerih payah dari para guru utamanya tenaga honorer yang telah bersungguh-sungguh bekerja mengabdikan dirinya untuk kemajuan pendidikan di daerah ini.
“Kami meyakini bahwa para guru selaku tenaga pendidik dapat memahami situasi ini dengan baik dan tentunya tanggung jawab sebagai guru harus tetap dikedepankan demi keberlangsungan Pendidikan di semua satuan Pendidikan,” kata Lukman.
Pada prinsipnya, lanjut dia, Pemkot Gorontalo, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota akan terus berkomitmen dan berupaya memberi perhatian dan menyahuti dengan baik atas apa yang menjadi inspirasi dari para guru. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Rizal Dani |