Kisah Inspiratif Agen Brilink di Probolinggo, Taklukkan Dataran Tinggi Hingga Jadi Jawara

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Memulai bisnis berbasis digital di dataran tinggi tidaklah mudah seperti di daerah perkotaan. Fendi, seorang agen Brilink di Desa Krucil Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, merasakan banyak halangan dan rintangan yang harus dihadapinya.
Namun, dengan semangat dan tekad yang kuat, Fendi berhasil menaklukkan semua rintangan tersebut. Bagaimana mitra BRI ini melayani transaksi perbankan bagi masyarakat di pegunungan?
Advertisement
Kisah Fendi dimulai pada tahun 2019. Tanpa rencana sebelumnya, Fendi tiba-tiba ditawari oleh seorang mantri BRI di unit Krucil untuk menjadi agen Brilink di desanya. Fendi sempat bingung karena belum mengenal apa itu agen Brilink.
Agen Brilink adalah perluasan layanan BRI yang menjalin kerjasama dengan nasabah sebagai agen. Mereka dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat secara real-time online dengan konsep sharing fee.
Tanpa berpikir panjang, Fendi menerima tawaran tersebut. Dia diajari menjadi Agen Brilink dan dengan cepat memahami cara kerjanya. Kemudian, Fendi membuat sebuah kios kecil di persimpangan Desa Krucil.
Dalam waktu singkat, Fendi semakin sering didatangi oleh pelanggan. Mereka tidak hanya ingin melakukan tarik tunai, tetapi juga melakukan berbagai transaksi lainnya di gubuk kecil milik Fendi tersebut.
Setiap siang dan malam, transaksi tersebut dilakukan dengan rutin. Ketika tidak berada di kiosnya, Fendi kadang juga melakukan transaksi di rumahnya.
Seiring berjalannya waktu, Fendi terlihat semakin hoki dengan bisnis brilinknya. Pada tahun pertama, Fendi bisa melakukan lebih dari 150 transaksi dalam sehari, dengan perputaran uang mencapai Rp 50 juta setiap harinya.
Dengan tingginya jumlah transaksi, Fendi berhasil mencapai level Juragan pada tahun 2020. Prestasi tersebut diraih setelah menghadapi kondisi sulit di desa yang berada pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Dalam bisnis Brilink, terdapat tiga kluster agen, yaitu Pemula, Jawara, dan Juragan. Kluster ini ditentukan berdasarkan jumlah transaksi yang dilakukan oleh agen dalam satu bulan.
"Dulu levelnya Juragan, sekarang sudah turun ke Jawara. Transaksi dulu memang lebih banyak dibandingkan sekarang. Moga nanti naik level lagi," kata Fendi.
Rintangan yang sering dihadapi oleh ayah tiga anak tersebut cukup menantang, yaitu jaringan internet, listrik, dan cuaca buruk. Tiga situasi ini sering mengganggu bisnis Fendi. Bagaimana tidak, bisnis Brilink tersebut berbasis digital yang bergantung pada ketersediaan jaringan internet.
Sedangkan Kecamatan Krucil berada di dataran tinggi yang cukup dekat dengan Gunung Argopuro. Setiap kali hujan turun dengan intensitas tinggi, sudah dapat dipastikan akan terjadi pemadaman listrik. Saat listrik mati, jaringan internet juga akan turun dan hilang secara otomatis.
“Kalau sudah mati lampu, ya alamat lama sudah. Jaringan sudah pasti down. Orang sudah tidak balik lagi. Sering seharian padam dan jaringan mati. Ya sudah sehari itu lumpuh total,” ungkap Fendi.
Perbaikan: Situasi menjadi lebih terkendali setelah ia membeli genset dan jaringan WiFi. Kini, ia tidak lagi khawatir saat hujan deras dan listrik mati, karena gensetnya siap menerangi gubuk kecilnya saat listrik padam.
“Sekarang sudah ada genset dan jaringan wifi. Jadi kalau padam tetap bisa transaksi. Apalagi sekarang saya dapat mesin EDC baru yang sudah berbasis adroid. Jadi makin mudah transaksinya,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Unit BRI Krucil, Anton Dwi Puswantoro mengungkapkan, ada beberapa agen Brilink yang tersebar di wilayah Kecamatan Krucil. Para agen ini beroperasi di lokasi-lokasi yang berbeda dan sangat membantu nasabah yang ingin melakukan transaksi tanpa harus pergi ke ATM. (*)
“Krucil ini dataran tinggi. Jadi nasabah yang mau transaksi bisa sangat jauh jika harus ke ATM. Makanya dengan agen Brilink ini nasabah bisa transaksi lebih dekat dan lebih cepat,” ungkapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ryan Haryanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |