Hadiri Konfercab PCNU Jombang, Begini Pesan Wakil Ketua PBNU Amin Said Husni

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Jombang (PCNU Jombang) Periode 2023-2024 menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) untuk menentukan pemimpin baru di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang, Minggu (5/5/2024).
Dari pantauan TIMES Indonesia, ratusan para kyai berpakaian putih bersarung kompak, ceria dan antusias khidmahnya terlihat dari raut wajahnya. Menambah khidmahnya suasana lagu Kebangsaan Indonesia Raya bergelora membuka kegiatan ini, dilanjutkan dengan Ya Lal Wathon hingga Mars NU.
Advertisement
Hadir sejumlah tokoh penting, seperti Wakil Ketua Umum PBNU H Amin Said Husni, Pj Ketua PWNU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz, Ketua Muslimat NU Jombang Hj Mundjidah Wahab dan Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang KH Ahmad Hasan.
Hadir pula, Ketua PCNU Jombang, KH Fahmi Amrullah Hadziq, serta jajaran tokoh Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang. Selain itu, tambak sejumlah pengurus Lembaga/Banom NU Jombang dan perwakilan Pengurus MWCNU se-Kabupaten Jombang yang nantinya akan menjadi peserta Konfercab.
Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, KH Fahmi Amrullah Hadziq menyampaikan bahwa Konferensi Cabang adalah amanah organisasi yang harus dilaksanakan oleh Pengurus Cabang PCNU.
Kebetulan PCNU Jombang dengan masa terbatas 2023-2024, menurut aturan tidak ada perpanjangan untuk kepengurusan, berbeda pada umumnya yang bisa diperpanjang.
"Sebagai bentuk tanggung jawab kami selama 1 tahun berkhidmah, hari ini bisa mempertanggung jawabkan untuk masa khidmah 2023-2024. Semoga terselenggaranya Konfercab hari ini nantinya akan lahir pemimpin yang bisa membawa PCNU Jombang lebih baik lagi," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Minggu (5/5/2024).
Gus Fahmi, sapaan akrabnya, juga menegaskan kepada peserta yang hadir, bahwa mengurus NU itu gampang, yang sulit ngurus (merawat) Pengurus.
"Kenapa sulit? Karena pengurus ini tidak seragam tapi menyatukan, justru ketika kita berbeda beda yang terpenting bersatu di bawah rumah besar NU," ujarnya.
Menurutnya, menjadi Pengurus NU tidak lepas dari masalah. Berpegang pada dawuh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), katanya, masalah ada dua macam.
"Pertama masalah yang bisa diselesaikan, tidak usah dipikir karena bisa diselesaikan, kedua masalah yang tidak bisa diselesaikan, juga tidak usah dipikir, untuk apa memikirkan masalah yang tidak bisa diselesaikan," katanya
Ia juga berkelakar bahwa ada satu hal yang bisa menyatukan Bangsa Indonesia, yaitu sepak bola. Dari mulai Muhammadiyah, LDII, bahkan NU sendiri menyatu mendukung penuh bangsa lewat sepak bola. Maka, ia mengajak peserta meneladani konsep sepak bola dalam merawat dan mengurus NU.
Sementara Pj Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya kepada para kiai MWC NU se Kabupaten Jombang serta yang terlibat pada agenda Konferensi Cabang PCNU Jombang hari ini.
"Selamat kepada PCNU Jombang dengan terselenggaranya Konfercab yang semuanya sudah siap, panitia ada, peserta ada, mudah-mudahan di Konfercab membuahkan hasil yang bisa diharapkan oleh warga Nahdliyin," ujarnya
Gus Kikin, sapaan akrabnya, mengingatkan kepada warga NU pemimpin itu ada dua. Pertama Pemimpin Thohiriyah adalah Pemimpin yang mengurusi segala macam bangunan, bangunan fisik, mewariskan ekonomi serta banyak hal yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
Dan kedua, Pemimpin Bathiniyah adalah Pemimpin agama yang mewariskan peradaban yang bisa dinikmati dalam jangka yang panjang, "Kalau bicara NU ya bicara pemimpin, NU sejak dari dulu fokus di bidang agama, NU sangat tepat di dalam perjuangan Bangsa Indonesia," ungkap Gus Kikin.
Diketahui, Hadrastussyaikh KH Hasyim Asy'ari fokus pada Pondok Pesantren, dalam pendidikan, tetapi juga memikirkan Indonesia.
"Maka beliau membangun strategi pemikiran tetap komitmen fokus pada hal itu. Akhirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nessen Stated) ini adalah Negara yang terbentuk dari Bangsa Indonesia," ujarnya.
Wakil Ketua PBNU, H Amin Said Husni menegaskan bahwa ia ditugaskan PBNU datang ke Jombang untuk memastikan Konfercab PCNU di Jombang berjalan secara baik dan merajut pada peraturan PBNU, terutama yang berkaitan dengan Konferensi Cabang di Jombang ini.
Tak hanya itu, PBNU mengapresiasi PCNU Jombang yang mampu mencerminkan kekompakan dari 4 Pesantren besar sebagai pilar di Kabupaten Jombang.
Mereka adalah Rois Syuriah dari Pondok Pesantren Tambak Beras, Katib dari Pondok Pesantren Denanyar Jombang, serta Ketuanya dari Pondok Pesantren Tebuireng, hingga Bendahara dari Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan.
"Ini merupakan timitiyah, InsyAllah bisa diperkuat lagi ke depan bagi kepengurusan yang akan datang," ungkapnya.
Konfercab ini sendiri merupakan bagian mekanisme konsolidasi jamiyah yang merupakan salah satu program stategis PBNU saat ini.
Ada tiga program PBNU periode 2022-2027 yakni pertama konsolidasi secara menyeluruh, kedua program kaderisasi secara intensif dan ketiga keluarga maslahat, program yang menyentuh langsung pada umat nahdliyin di Tanah Air.
Konsolidasi sendiri adalah bagian awal bagi jamiyah NU, oleh karena itu beberapa bulan setelah dikukuhkan, tugas pertama adalah menata kembali regulasi, tatanan yang ada di NU dengan menyempurnakan aturan-aturan.
Termasuk, Perpu (peraturan perkumpulan) yaitu peraturan yang hirarkinya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga jamiyah. Peraturan perkumpulan ini adalah produk hukum yang dihasilkan oleh From Konferensi Besar.
Konferensi Besar sendiri merupakan forum permusyawaratan tertinggi kedua setelah Muktamar.oleh karena itu Peraturan perkumpulan ini adalah produk Jamiyah, produk permusyawaratan jamiyah bukan produk dari PBNU saja.
"Kalau tadi disinggung ini sudah aturan dari PBNU, ada yang mengatakan saya sudah tidak bisa berbuat apa-apa karena ini sudah aturan dari PBNU, jadi saya koreksi itu bukan aturan dari PBNU, itu adalah keputusan jamiyah yang dihasilkan oleh Forum permusyawaratan tertinggi kedua setelah Muktamar yaitu Konferensi Besar," ungkapnya
Produk Peraturan perkumpulan ini mengatur tata laksana organisasi, tentang pelaksana pengkaderan, termasuk pada urusan-urusan teknis administrasi dan keuangan.
"Alhamdulillah, konsolidasi regulasi ini sudah relatif tuntas, pada Konbes I pada Tahun 2022, jamiyah ini menghasilkan 19 Peraturan perkumpulan, kemudian ditambah lagi pada Konbes di Tahun 2023 dan Konbes Tahun 2024 di Yogyakarta pada beberapa waktu yang lalu," jelasnya
Aturan-aturan yang telah dibuat didalam Peraturan perkumpulan menjadi penting karena merupakan landasan menata kembali jamiyah ini. PBNU juga menekankan aturan-aturan yang sudah ada diturunkan ke Pengurus Wilayah hingga Cabang untuk di implementasikan secara disiplin.
"Inilah yang selama ini terus kami lakukan sebagai bagian dari proses konsolidasi, sekalipun terkadang untuk menegakkan disiplin aturan itu seperti menelan pil pahit, karena terpaksa harus dibatasi hak-haknya bahkan sampai diberi sanksi organisatoris," tambahnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |