Kebutuhan Darah Tak Terpenuhi, UDD PMI Kota Tasikmalaya Galakkan Edukasi Donor Darah

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Keberadaan stok darah di Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia atau PMI Kota Tasikmalaya semakin menipis, sementara kebutuhan labu darah di beberapa rumah sakit di Kota Tasikmalaya dalam sehari bisa mencapai 80 labu.
Kondisi kritis ini mendapat perhatian serius dari Pengurus PMI Kota Tasikmalaya yang segera melakukan terobosan dengan menginisiasi pembentukan tim edukasi kepada para RT/RW.
Advertisement
Kantor Kelurahan Kahuripan Jalan Jalan BKR, Kahuripan Tawang, Kota Tasikmalaya, Selasa (23/7/2024) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Ketua PMI Kota Tasikmalaya, H Rahmat Kurnia, menyatakan bahwa UDD PMI secara berkesinambungan menggalakkan sosialisasi kepada masyarakat melalui kelurahan untuk proaktif berdonor.
"Kami terus mendorong masyarakat untuk aktif berdonor darah melalui sosialisasi di tingkat kelurahan," ungkap Rahmat kepada TIMES Indonesia, Selasa (23/7/2024) siang
Rahmat mengakui bahwa PMI Kota Tasikmalaya saat ini hanya mampu memenuhi kebutuhan labu darah rumah sakit sebanyak 30 hingga 35 labu per hari.
"Stok labu darah yang ada di kita masih belum dapat memenuhi kebutuhan, sebagian besar dari stok tersebut berasal dari pendonor sukarela (DDS), sementara sisanya didapatkan dari donor pengganti (DDP)," jelas Rahmat.
Ia menambahkan bahwa edukasi harus terus dilakukan kepada seluruh masyarakat Kota Tasikmalaya. "Dengan berdonor darah, kita tidak hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri, tetapi juga sangat berharga bagi orang yang membutuhkan," tambahnya.
Rahmat menjelaskan bahwa pengurus RT/RW menjadi sasaran utama edukasi ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan labu darah, tetapi juga untuk mendata golongan darah setiap warga.
"Hal ini penting agar ketika ada warga yang membutuhkan darah, pengurus RT/RW dapat segera menginformasikan kepada warganya," kata Rahmat.
Ia juga menyebutkan bahwa data golongan darah sebaiknya dicantumkan dalam identitas kependudukan seperti KTP.
"Jika di Kota Tasikmalaya ada 69 kelurahan, saya optimis stok darah akan terpenuhi jika RT/RW sudah teredukasi, meskipun membutuhkan beberapa bulan untuk melihat hasilnya," ujar Rahmat.
Sementara itu Irma (30), seorang relawan PMI Kota Tasikmalaya, mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat untuk berdonor masih rendah.
"Kami harus bekerja keras memberikan edukasi tentang pentingnya donor darah, termasuk memberi pemahaman kepada pendonor tentang larangan meminum obat tertentu sebelum berdonor," jelas Irma saat ditemui di Kelurahan Kahuripan, Tawang, Kota Tasikmalaya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Kelurahan Kahuripan, Aam Nurhayati, menyatakan bahwa kegiatan penggalangan labu darah di Kelurahan Kahuripan sudah dilakukan, namun hasilnya belum maksimal.
"Walaupun sudah ada 75 hingga 80 warga yang antusias hadir di acara donor darah di kelurahan, tetapi hanya sekitar 25 persen yang lolos skrining petugas, karena banyak yang terkendala tensi darah tinggi," ungkap Aam.
Aam berharap kerjasama yang dibangun atara kelurahan dan PMI Kota Tasikmalaya dapat meningkatkan stok darah untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah sakit-rumah sakit di Kota Tasikmalaya.
"Saya akan terus mengimbau masyarakat untuk lebih proaktif dalam mendonorkan darahnya, karena satu tetes darah sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan," pungkas Aam usai koordinasi dengan PMI Kota Tasikmalaya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |