Jadi Lokasi Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates, Ketua LK PBNU: Ini Momentum Kita Introspeksi Diri Sebagai Bangsa

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Pernyataan Bill Gates yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu lokasi uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) menuai tanggapan dari berbagai kalangan.
Ketua Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKPBNU), Dr. Zulfikar As’ad, menilai bahwa langkah tersebut harus dilihat sebagai momentum introspeksi bagi bangsa Indonesia.
Advertisement
Menurut Dr. Zulfikar, keputusan Bill Gates itu dilandasi fakta yang tidak bisa dipungkiri, bahwa Indonesia saat ini menempati peringkat kedua dunia dalam jumlah kasus TBC, setelah India.
“Kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan pahit ini. Seakan tidak menerima, tapi nyatanya kita memang menduduki peringkat dua dunia. Ini jadi peringatan keras untuk semua pihak,” ujar Dokter Zulfikar yang juga menjabat sebagai Rektor UNIPDU Jombang, Sabtu (10/5/2025).
Pria yang akrab disapa Gus Ufik juga menjelaskan bahwa penyakit TBC bukanlah penyakit baru. Namun, meski sudah banyak program pemerintah, penanganannya dinilai masih belum komprehensif.
“Penanganan TBC tidak bisa hanya bersifat personal. Ketika seseorang sudah terdeteksi, pengobatannya harus tuntas dan harus disertai edukasi. Misalnya pemakaian masker, etika batuk dan meludah, semua itu penting untuk menghindari penularan,” tegasnya.
TBC, lanjutnya, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikobakteri tuberkulosis, dan bisa menular lewat udara maupun percikan cairan tubuh penderita.
Gus Ufik menyoroti bahwa selama ini masih banyak masyarakat yang belum memahami risiko penularan TBC dan pentingnya pengobatan yang tidak terputus. Untuk itu, diperlukan sinergi berbagai pihak mulai dari pemerintah, institusi pendidikan, pesantren, hingga lingkungan kerja dan pemukiman warga.
“Pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati. Karena itu, edukasi tentang hidup sehat, pola makan bergizi, olahraga teratur, hingga penataan lingkungan harus terus digalakkan,” tuturnya.
Lelaki yang juga sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang itu menegaskan bahwa upaya menanggulangi TBC tidak hanya bergantung pada Kementerian Kesehatan. Diperlukan keberpihakan politik atau political will yang kuat dari pemerintah serta kepedulian masyarakat secara luas.
“Kalau kita ingin menang lawan TBC, maka semua lini harus bergerak. Pemerintah harus benar-benar concern, dan masyarakat harus merasa ini adalah persoalan bersama. Tanpa itu, upaya pemberantasan TBC akan terus berjalan di tempat,” pungkasnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |