Mahasiswa UMM Angkat Budaya Lokal Lewat Pameran Foto

TIMESINDONESIA, MALANG – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar pameran fotografi bertema budaya di Malang Creative Center (MCC), 14–16 Juli 2025.
Tak hanya sekadar menampilkan hasil jepretan kamera, pameran ini menjadi ruang eksplorasi visual sekaligus sarana memperluas jejaring kreatif di kalangan mahasiswa dan komunitas seni Malang.
Advertisement
Hasil jepretan dari fotografer Fiqri yang memotret Maestro sedang memainkan alat musik Rinding." (FOTO: Almas Elmadina Aisyah/TIMES Indonesia)
Bertempat di lantai 4 MCC, puluhan karya mahasiswa dipajang dengan tema beragam, mulai dari kesenian bantengan, tari topeng, Kampung Keramik Dinoyo, aktivitas mengaji Al-Qur’an, alat musik tradisional rinding, hingga ritual-ritual sakral khas kejawen yang jarang terekspos publik.
Ketua pelaksana pameran, Revi, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang unjuk karya, tetapi juga pembelajaran langsung bagi mahasiswa dalam memahami nilai budaya lokal.
“Sebagai fotografer, kami nggak bisa asal jepret. Harus ada proses etika, izin ke tokoh adat, dan menghormati setiap elemen budaya yang kami potret,” ujar Revi, Selasa (15/7/2025).
Beberapa karya dari beberapa fotografer yang terpajang di pameran budaya." (FOTO: Almas Elmadina Aisyah/TIMES Indonesia)
Ia menambahkan, proses di lapangan kerap menantang, seperti menunggu momen sakral selesai atau menghadapi kejadian tak terduga, misalnya kesurupan dalam upacara adat. “Semua itu jadi bagian dari proses belajar kami,” lanjutnya.
Salah satu peserta pameran, Andrean, turut membagikan pengalamannya memotret prosesi bantengan.
Menurutnya, pendekatan personal ke komunitas menjadi kunci utama. “Untuk masuk ke area ritual, kami wajib izin dulu. Kalau tidak, bisa saja kami dilarang memotret, bahkan dianggap tidak sopan,” jelasnya.
Pameran ini digelar saat masa libur perkuliahan agar mahasiswa bisa lebih fokus menyiapkan karya tanpa terganggu jadwal akademik.
Suasana yang santai dan terbuka juga membuat pengunjung leluasa berdialog langsung dengan para fotografer. Interaksi ini menciptakan atmosfer pameran yang hangat dan edukatif.
Selain menjadi sarana ekspresi, pameran juga diharapkan mampu menginspirasi anak muda untuk lebih mengenal dan menghargai budaya lokal.
Mahasiswa UKM Fotografi UMM meyakini bahwa karya visual dapat menjadi media efektif untuk menjaga warisan budaya sekaligus membangun jejaring lintas generasi dan komunitas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |