Video Viral Guru Jatuh, Bupati Probolinggo Turun Tangan Perbaiki Jalan

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Jalan rusak di Desa Gemito Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, kini diperbaiki. Hal itu setelah Bupati Probolinggo, mengunjungi dan meninjau langsung kondisi Gus Haris jalan di lokasi tersebut saat agenda ngantor di Kecamatan Sumber.
Video yang menunjukkan seorang guru terjatuh saat berangkat mengajar karena jalan rusak di Desa Gemito, menjadi viral di media sosial. Kejadian itu menyita perhatian publik dan langsung ditindaklanjuti oleh Bupati Probolinggo.
Advertisement
Merespons kejadian tersebut, Gus Haris segera turun langsung ke lokasi saat melaksanakan kegiatan Ngantor di Kecamatan Sumber. Ia meninjau langsung kondisi jalan yang rusak parah dan telah puluhan tahun nyaris tak tersentuh perbaikan.
Kini, jalan penghubung Sukapura–Sumber yang melintasi Desa Gemito tersebut tengah diperbaiki secara menyeluruh. Pemerintah menangani perbaikan jalan dengan sistem paving block sepanjang 2.700 meter dan lebar 3,5 meter. Total anggaran yang dikucurkan mencapai Rp 2,7 miliar.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Probolinggo, Hengki Cahjo Saputra mengatakan, penggunaan paving dipilih karena mempertimbangkan kondisi medan yang berbukit dan curam. Jika menggunakan aspal, dana sebesar itu hanya akan cukup untuk membangun sekitar 1.000 meter.
Sementara dengan sistem paving, bisa menjangkau hingga 2.700 meter. Selain lebih hemat, perawatan jalan dengan paving juga dinilai lebih mudah dan efisien untuk daerah pegunungan.
"Selain itu, pekerjaan aspal butuh waktu cukup lama. Mobilisasi angkutan barang aspal dari bawah sangat memakan waktu dan biaya. Berbeda dengan paving. Pekerjaan lebih cepat dan perawatan lebih muda," jelasnya
Pemerintah menargetkan pengerjaan paving ini dapat selesai dalam waktu cepat agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat. "Pekerjaan ditarget selesai selama 120 hari ke depan. September kemungkinan sudah selesai," ujar Hengki.
Selama bertahun-tahun, kondisi jalan rusak ini menjadi momok bagi para guru dan warga. Tak jarang guru-guru yang bertugas di daerah tersebut harus mendorong kendaraannya, melewati tanjakan dan jalan berlumpur, demi bisa sampai ke sekolah.
“Perbaikan ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan. Guru-guru kita sudah terlalu lama harus berjuang melawan medan sulit demi mencerdaskan anak-anak di pedalaman. Saatnya kita hadir untuk mereka,” ujar Gus Haris. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |