Peristiwa Internasional

Operasi Pencarian Korban Banjir, Spanyol Kerahkan Kamar Mayat Bergerak

Kamis, 31 Oktober 2024 - 13:47 | 21.38k
Warga melihat mobil-mobil yang menumpuk usai tersapu banjir di Valencia, Spanyol, Rabu, 30 Oktober 2024. (ALBERTO SAIZ/AP)
Warga melihat mobil-mobil yang menumpuk usai tersapu banjir di Valencia, Spanyol, Rabu, 30 Oktober 2024. (ALBERTO SAIZ/AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTABanjir paling mematikan sejak 2021 di Eropa, begitu masyarakat disana menyebutnya setelah tercatat 95 orang meninggal dunia sementara puluhan lainnya masih hilang karena banjir di Spanyol. 

Tim pencari angkatan bersenjata Spanyol bahkan membawa serta 50 kamar mayat bergerak.

Advertisement

Bagi Spanyol ini adalah yang terburuk, karena jumlah warga yang tewas bisa jadi bertambah karena masih banyak yang dinyatakan hilang.

Sampai Kamis siang ini upaya pencarian terhadap mereka yang hilang dan evakuasi yang dilaksanakan tim pertolongan Spanyol terus berlanjut.

Dilansir Reuters, Menteri Pertahanan Spanyol, Margarita Robles mengatakan kepada stasiun radio Cadena Ser, bahwa unit militer yang mengkhususkan diri dalam operasi penyelamatan pada hari Kamis akan mulai menyisir lumpur dan puing-puing dengan anjing pelacak di daerah yang paling parah terkena dampak.

Ketika ditanya apakah jumlah korban kemungkinan akan bertambah, dia berkata: "Sayangnya kami tidak optimis". 

Jalanan yang ditutup karena akses jalan banyak yang rusak, layanan kereta api dihentikan.

Badai juga menghantam wilayah lain. Ladang pertanian di Valencia, penghasil jeruk utama, hancur

Sejauh ini tercatat setidaknya 95 orang tewas oleh banjir yang mungkin paling mematikan yang melanda Spanyol dalam sejarah modernnya setelah hujan deras mengguyur wilayah timur Valencia.

"Banjir ini menyapu jembatan dan bangunan," kata pihak berwenang setempat.

Para ahli meteorologi mengatakan hujan yang turun selama setahun, tercatat  turun dalam waktu 8 jam di beberapa wilayah Valencia pada hari Selasa, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalan raya dan menenggelamkan lahan pertanian di wilayah yang menghasilkan dua pertiga buah jeruk yang ditanam di Spanyol, salah satu eksportir global terkemuka.

Warga di daerah yang paling parah terkena dampak menggambarkan melihat orang-orang memanjat ke atas atap mobil mereka saat gelombang air coklat mengalir deras melalui jalan-jalan, menumbangkan pohon-pohon dan menyeret bongkahan batu dari bangunan.

"Itu sungai yang mengalir deras," kata Denis Hlavaty, yang menunggu pertolongan di tepian pom bensin tempat dia bekerja di ibu kota daerah itu.

"Pintu-pintunya robek dan saya menghabiskan malam di sana, dikelilingi air sedalam 2 meter (6,5 kaki)," ujarnya.

Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez berjanji untuk membangun kembali infrastruktur yang telah hancur dan mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Bagi mereka yang saat ini masih mencari orang yang mereka cintai, seluruh Spanyol menangis bersama Anda," katanya.

Rekaman yang diambil oleh layanan darurat dari helikopter menunjukkan, jembatan-jembatan runtuh dan mobil-mobil serta truk saling menumpuk di jalan raya di antara ladang-ladang yang terendam banjir di luar kota Valencia.

"Kereta ke kota Madrid dan Barcelona dibatalkan karena banjir, dan sekolah serta layanan penting lainnya dihentikan di daerah yang paling parah terkena dampak," kata para pejabat.

Perusahaan listrik i-DE, yang dimiliki oleh perusahaan utilitas terbesar Eropa, Iberdrola, mengatakan sekitar 150.000 pelanggan di Valencia tidak mendapatkan aliran listrik.

Layanan darurat di wilayah tersebut mendesak warga untuk menghindari semua perjalanan darat dan mengikuti saran resmi lebih lanjut.

Beberapa wilayah Valencia seperti kota Turis, Chiva, atau Bunol mencatat curah hujan lebih dari 400 mm (15-3/4 inci), yang menyebabkan badan cuaca negara bagian AEMET mengumumkan peringatan merah pada hari Selasa.

Peringatan diturunkan menjadi kuning pada hari Rabu saat hujan mereda.

Banjir juga terjadi di wilayah lain di negara itu, termasuk wilayah selatan Andalusia, dan para peramal cuaca memperingatkan akan terjadinya cuaca buruk saat badai bergerak ke arah timur laut.

"Banjir membawa pergi banyak anjing, banyak kuda, mereka membawa pergi semuanya," kata Antonio Carmona, seorang pekerja konstruksi dan penduduk Alora di Andalusia.

Jumlah korban tewas yang tercatat 95 orang di Spanyol ini tampaknya merupakan yang terburuk di Eropa akibat banjir sejak 2021 ketika sedikitnya 185 orang meninggal di Jerman, namun bagi Spanyol ini yang yang terburuk dalam sejarah modernnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES