Bantah Jokowi Soal Dana IMF-World Bank, DPR: Memangnya Rakyat Bodoh

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan membantah pernyataan Presiden Joko Widodo ihwal anggaran makan dan akomodasi hotel dalam pertemuan IMF-World Bank menggunakan dana mereka sendiri.
"Saya di Komisi XI tahu persis Kemenkeu menganggarkan Rp 855,5 miliar, dan itu hanya sebatas untuk biaya yang sifatnya operasional termasuk biaya hotel dan jamuan makan, diantaranya pengeluaran akomodasi mencapai Rp569,9 miliar; diikuti makanan dan minuman sebesar Rp 190,5 miliar; transportasi sejumlah Rp 36,1 miliar; hiburan sebesar Rp 57 miliar; dan souvenir senilai Rp 90,2 miliar," ucapnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Advertisement
Menurutnya, anggaran tersebut merupakan anggaran di luar anggaran yang dialokasikan Bank Indonesia (BI) yang akan menanggung persiapan untuk hotel, lokasi acara (venue), serta ruang perkantoran (office) diperkirakan besarannya sekitar Rp 200 miliar.
"Mana ada tamu membiayai kedatangannya sendiri, memangnya rakyat bodoh semua?," tegas dia.
Ihwal pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa anggaran IMF - World Bank dipakai untuk memperluas appron di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali bukan untuk biaya makan dan hotel melainkan dipakai untuk membangun apron di bandara Bali dan membuat terowongan di persimpangan yang ada di Bali agar tidak macet. Anak buah Prabowo Subianto ini kembali membantahnya.
"Jadi biaya sebesar Rp 855,5 miliar bukan untuk memperluas apron di bandara Bali dan membuat terowongan di persimpangan yang ada di Bali, seperti yang disampaikam Jokowi di Universitas Sumatera Utara, Medan, Senin (kemarin, 8/9/2018), itu dengan pos anggaran yang terpisah, mencapai hingga Rp 4,9 triliun yang dialokasikan dari APBN," tegasnya.
Meski demikian, dia mengakui bahwa perhelatan IMF - World Bank tak bisa dihindarkan. Sebab, acara tersebut sudah dijadwalkan jauh-jauh hari sebelumnya.
"Ini (acara IMF-WB) sedang berlangsung serta tidak bisa kita hindarkan," katanya.
Namun, alangkah baiknya, sambung dia, jika penyelenggara bisa meninjau dan menghitung kembali besarnya biaya tersebut. Sebab, masih banyak pos anggaran yang bisa dihematkan dan akan lebih bermanfaat jika dialihkan untuk hal yang saat ini lebih prioritas seperti dialokasikan ke masyarakat Lombok maupun Donggala serta Palu.
"Kami meminta kepada pemerintah agar menghemat yang masih bisa dihemat, terlebih saat ini beberapa daerah di Indonesia sedang terkena bencana, sehingga, biaya penghematan dapat disalurkan untuk membantu rakyat kita di Donggala, Palu, dan Lombok karena banyak yang masih belum dikerjakan," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi di Universitas Sumatera Utara (USU), Medang, Sumut, Senin (8/10) pagi mengatakan bahwa anggaran besar untuk acara IMF - World Bank lantaran dipakai untuk memperluas appron di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali dan untuk membuat terowongan, persimpangan yang ada di Bali sehingga tidak macet.
"Artinya, itu juga akan kita gunakan terus, terowongan dan appron untuk parkir bandara akan kita gunakan terus bukan sesuatu yang hilang," ujar Presiden.
Meskipun pertemuan IMF-World Bank dihadiri oleh lebih dari 15.000 peserta, Presiden Jokowi menegaskan, bahwa mereka itu membiayai dirinya sendiri. "Hotel bayar sendiri, makan bayar sendiri," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |