Peristiwa Nasional

Pandemi Covid-19 di Indonesia Sudah Membaik

Selasa, 08 Maret 2022 - 07:53 | 69.03k
Presiden RI Jokowi memperbaiki masker saat berkunjung ke Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. (FOTO: Antara)
Presiden RI Jokowi memperbaiki masker saat berkunjung ke Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. (FOTO: Antara)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia terus terus membaik. Pemerintah menyatakan, kondisi tersebut berimbas pada perbaikan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah di Jawa-Bali.

“Seiring dengan perbaikan situasi pandemi Covid-19 yang semakin hari semakin membaik, maka sejumlah kabupaten/kota yang kembali masuk ke Level 2 meningkat cukup signifikan,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dikutip dari Setkab RI Selasa (8/3/2022).

Advertisement

Luhut mencontohkan, wilayah aglomerasi Jabodetabek dan Surabaya Raya kembali masuk ke dalam Level 2 dikarenakan penurunan kasus konfirmasi harian dan rawat inap di rumah sakit. “Detail informasi ini akan tertuang dalam Inmendagri (Instruksi Menteri Dalam Negeri) yang akan keluar hari ini,” jelasnya.

Menurutnya, tren kasus konfirmasi harian nasional menurun signifikan, diikuti dengan tren perawatan di rumah sakit dan kasus kematian yang semakin melandai.

“Tren penurunan kasus konfirmasi harian terjadi di seluruh provinsi di Jawa dan Bali. Tingkat rawat inap di rumah sakit seluruh provinsi Jawa dan Bali juga telah menurun terkecuali DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Namun DIY kami perkirakan akan turun dalam beberapa hari ke depan ini,” katanya lagi.

Dalam berapa hari terakhir jumlah kasus kematian di DKI Jakarta, Bali, dan Banten juga mengalami penurunan. “Kami memprediksi dalam waktu dekat provinsi lain juga akan mengalami penurunan mengingat kasus kematian adalah lagging indicator,” ujarnya.

Seiring level asesmen yang menunjukkan tanda perbaikan, lanjut dia, mobilitas masyarakat juga kembali meningkat cukup signifikan. Ini terlihat dalam pergerakan data Google Mobility dalam sepekan terakhir.

Sejalan dengan membaiknya kondisi pandemi dan peningkatan mobilitas masyarakat itu, pemerintah akan terus mendorong percepatan vaksinasi dosis kedua bagi masyarakat, terutama kelompok masyarakat lanjut usia (lansia).

“Pemerintah juga meminta kepada seluruh wilayah kabupaten/kota di Jawa-Bali, untuk terus mendorong vaksinasi booster yang masih di bawah 10 persen di Jawa-Bali. Saya juga mohon dan minta kesediaan masyarakat untuk kembali mendatangi gerai-gerai vaksin yang tersedia demi pulihnya dan membaiknya penanganan pandemi ini,” ujarnya.

Kasus Harian Turun

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, kasus harian dan kasus aktif Covid-19 di luar Jawa-Bali mulai mengalami penurunan. Meskipun masih di atas 1, angka reproduksi kasus efektif (Rt) di luar Jawa-Bali juga menurun signifikan.

“Beberapa provinsi telah lewat puncak kasus, yaitu ada dalam tren penurunan, yaitu Sulawesi Utara, Papua, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, dan Lampung, serta Riau, yang (tren) masih naik di Kalbar (Kalimantan Barat) dan NTT," jelasnya.

Ia merinci, kasus konfirmasi harian di luar Jawa-Bali per 6 Maret sebanyak 8.158 kasus atau menurun dari puncaknya per 23 Februari yang mencapai 19.807 kasus.

“Kasus aktif, puncaknya 3 Maret sebanyak 183.482 (kasus) dan saat sekarang per 6 Maret 171.217. Kasus kematian 91 kasus per 6 Maret dengan CFR 2,61 dan sebagian besar adalah memiliki komorbid, lansia, dan belum vaksinasi lengkap,” ujarnya.

Rumah Sakit Terkendali

Ia menyampaikan, terdapat tiga provinsi di luar Jawa-Bali dengan kasus aktif tinggi atau di atas 15 ribu kasus, namun tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit (RS) di daerah tersebut masih terkendali dan konversi tempat tidur untuk penanganan COVID-19 juga masih rendah.

Ketiga provinsi tersebut adalah Sumatra Utara dengan 21.338 kasus aktif dan BOR 26 persen serta konversi 21 persen, Kalimantan Timur (Kaltim) dengan 15.603 kasus dan BOR 35 persen serta konversi 25 persen, dan Sulawesi Selatan dengan 15.131 kasus dan BOR 31 persen serta konversi 18 persen.

Ia menambahkan, pemerintah juga menyediakan fasilitas isolasi terpusat (isoter) dengan kapasitas 36.470 tempat tidur. Tingkat keterisian isoter tersebut hanya sekitar 10 persen.

“Sembilan provinsi BOR isoternya 0. Beberapa yang isoternya masih tinggi adalah di Kaltim dan Kepri (Kepulauan Riau), 49 dan 33 persen,” ujarnya.

Visa On Arrival

Mengenai implementasi kebijakan Travel Bubble Batam-Bintan-Singapura, Airlangga mengatakan, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang atau pesan tiket ke Batam pada periode 23 Februari sampai 6 Maret sebanyak 240 orang dan ke Bintan periode 25 Februari hingga 14 Maret sebanyak 519 orang.

“Tadi ada arahan dari Bapak Presiden untuk disiapkan visa on arrival di Batam dan Bintan, maupun yang sudah diberlakukan di Bali,” kata ketua umum Golkar tersebut.

Kemudian terkait persiapan ajang MotoGP Mandalika yang akan digelar 18-20 Maret mendatang, ia menyampaikan bahwa capaian vaksinasi dosis pertama di seluruh Nusa Tenggara Barat (NTB) per 6 Maret telah mencapai 92,5 persen dan dosis kedua 70,6 persen. Provinsi NTB saat ini berada pada PPKM level 1.

“Tadi sudah mendapatkan arahan Bapak Presiden bahwa dengan dosis kedua sudah level di 70 persen, maka untuk penonton di Mandalika MotoGP yang sudah dua kali vaksinasi tidak perlu dites baik PCR maupun antigen lagi,” ujarnya.

Kata Airlangga, tiket yang dialokasikan untuk 60 ribu penonton untuk hari pertandingan atau race day sudah habis terjual. “Secara kesiapan teknis (dilakukan) pengaspalan ulang. Kapasitas penonton adalah 60 ribu dan seluruh tiket sudah sold out terutama di hari ketiga, di hari pertandingan atau race day,” ujarnya.

Diimbau Booster

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengimbau masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi dosis lanjutan atau booster. Saat ini vaksinasi booster dapat dilakukan dengan interval tiga bulan setelah suntikan dosis primer.

“Kebijakan vaksinasi booster yang kita sudah revisi, yang tadinya enam bulan setelah vaksinasi kedua, sekarang sudah direvisi menjadi tiga bulan sesudah vaksinasi kedua, diharapkan bisa mempercepat terjadinya herd immunity di masyarakat,” katanya.

Ia meminta masyarakat untuk tidak memilih vaksin karena vaksin yang diberikan pemerintah sudah melalui uji keamanan dan efektivitas. “Vaksin Covid-19 apa yang terbaik adalah vaksin yang paling cepat kita dapatkan,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES